e m p a t

251 43 1
                                    

Langkah Yerin melemas, ia tidak percaya kakinya bisa menjajaki ruangan yang menjadi saksi kesedihan setiap keluarga.

Chanyeol menunggu, ia tidak berani membuka suara ketika pendengaran menangkap kabar duka tersebut. Ia juga tidak yakin jika Yerin bisa bertahan tanpa tangis didalam sana.

"Kamu temenya Joy juga? " tanya seorang perempuan yang terlihat sudah berumur.

"Bukan, saya temannya teman. " kata Chanyeol lalu tersenyum ramah menatap perempuan itu.

Perempuan itu membalas senyumnya dan pergi ditemani oleh seorang anak kecil, tempat ini cukup ramai. Banyak orang yang seumuran dengannya disini.

Mereka pasti adalah teman-teman Yerin.

Yerin merasakan sesak didadanya, ia mulai melangkah melihat keluarga Joy menangis hebat sembari mengharapkan Joy kembali pada mereka.

"Tante, " ucap Yerin lirih.

Perempuan paruh baya yang disebut tante itu melirik dan segera bergerak menghampiri Yerin. Yoshin memeluknya seperti anaknya sendiri, meluapkan kesedihannya pada sahabat dari anaknya itu.

"Yerin, Joy...

Yerin mengusap punggung Yoshin dengan lembut, ia tahu bagaimana rasa kehilangan. Ia juga sama kehilangannya dengan Yoshin, tapi rasa kehilangan seorang sahabat tidak bisa dibandingkan dengan kehilangan seorang ibu dengan anaknya.

Jelas itu sangat berbeda.

"Tante yang kuat, Yerin yakin Joy disana akan menemukan kebahagiaannya. Tante jangan sedih terus, nanti Joy ikut sedih. " kata Yerin mencoba menghibur.










Pergerakkan Chanyeol terhenti ketika Yerin tiba-tiba diam, ia melihat Yerin merenggangkan tangannya lalu berbalik melihat ke arahnya.

Tatapannya masih sendu tapi Yerin memberikan senyuman hangat padanya.

"Ya! Chanyeol, " Yerin terkekeh lalu menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Makasih udah mau direpotin, lain kali gue bales kebaikan lo deh. Kan jarang lo baik sama gue kayak tadi, "

Chanyeol tahu jika Yerin tengah berusaha tegar, tapi yang Chanyeol lihat malah Yerin seperti orang gila sekarang. Matanya sendu tapi ia malah tersenyum riang dan sesekali tertawa.

"Yerin. "

Sang empu berdehem, ia menunggu agar Chanyeol kembali membuka suara.

"Lo enggak gila kan? "

"Ish, baru aja gue puji tadi. Sekarang lo mau ngajak ribut lagi ke gue hah! " teriak Yerin. Bisa-bisanya Chanyeol mengira jika ia sudah tidak waras.

"Bukan gitu, " jawab Chanyeol kikuk. Ia mengusap tekuknya, udara malam membuatnya kedinginan.

"Sekali lagi makasih, " dengus Yerin dan berbalik berjalan menuju parkiran.

Helaan nafas Chanyeol terdengar, ia melangkah membuntuti Yerin. Terkadang ia harus menjadi anjing penurut agar tidak dicabik serigala.

Ditengah perjalanan Chanyeol masih memikirkan perasaan Yerin, mungkin gadis dibelakangnya ini sedang strees berat. Apalagi ketika tahu kalau yang meninggal itu sahabatnya.

"Chanyeol, gue laper! " teriak Yerin.

"Pelan-pelan dong ngomongnya sakit kuping gue, " dumel Chanyeol. Ia kelepasan berkata begitu.

"Bukan biasanya kalau lagi dimotor gini enggak kedengeran ya kalau ngomong! " Yerin kembali berbicara lantang.

Chanyeol berhenti mendadak membuat Yerin tersentak kedepan menabrak punggung Chanyeol, Chanyeol menengok menatap Yerin sebal.

"Sepi gini pasti kedengeran lah bambank! " ucap Chanyeol membalas dengan berteriak didepan wajah Yerin.

"Ish, berisik tahu ga! "

"Elu tadi lebih berisik, untung gue enggak punya riwayat jantungan. Udah lo ngomongnya mendadak, kenceng pula. " jelas Chanyeol.

Yerin mendelik sembari memajukan bibirnya.

"Enggak pengertian banget sih jadi cowok, gue baru aja berkabung kok lo malah teriak-teriak sih! "

"Yang teriak duluan siapa? Kan elo! "

"Ih! Ngeselin banget sih, " tungkas Yerin. Ia turun dari motor Chanyeol lalu membenarkan rambutnya yang sudah terbang-terbang hingga berantakan.

"Mau kemana lo, turun segala. Naik lagi, " ujar Chanyeol yang akan bersiap kembali melaju.

"Pulang aja duluan sana, gue mau beli makanan. Gue bilang kan tadi, gue laper! "

Setelah bilang begitu Yerin pergi begitu saja mencari jajanan dipinggir jalan. Chanyeol mengusap wajahnya gusar, ini hampir tengah malam dan gadis itu hanya memikirkan perutnya yang tidak terisi.

"Yerin tunggu! "



TBC

Mantanku Tetanggaku 「 Park Chanyeol X Jung Yerin 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang