Hati-hati typo!! Happy reading~~
▪Ki_Ni▪
Kriinngg
Bel pulang sekolah berbunyi.
"Yuk" Dhea membantu Nindy berdiri.
"Mau gue papah?" Tanya Dhea yg hanya dijawab gelengan oleh Nindy.
Sejak insiden dicium tadi, Nindy menjadi banyak diam. Ia gelisah, ditambah lagi perutnya yg lapar.
Nindy merasa kedinginan tapi suhu badannya panas. Untung saja Via selalu membawa sweeter. Tadi saat istirahat kedua, para sahabatnya mengajak Nindy ke kantin tapi Nindy tidak mau. Alhasil mereka membelikan makanan untuk Nindy.
Via menelfon supirnya karena Riyan tidak bisa menjemput mereka. Tadinya mereka akan menggunakan supir Nindy, tapi Via memaksa.
"Gue laper" Lirih Nindy disela-sela langkahnya.
"Hah? Bukannya tadi lo udah abisin makanan Dhean juga?" Heran Via.
"Tapi itu bukan nasi. Gue tetep laper"
"Di depan ada banyak vas bunga" Celetuk Dhea yg menggandeng tangan kiri Nindy.
"Hah? Lo tega banget ya? Gini-gini gue juga sahabat lo. Lo pikir gue apaan disuruh makan vas bunga, hah? Jahat lo Dhe!" Kesal Nindy.
"Sante boss. Gue cuma bilang, di depan ada banyak vas. Gue gak nyuruh makan kok. Bener gak Ly?" Tuturnya meminta persetujuan Via. Dan yg dimintai hanya bisa tertawa. Nada bicara Dhea juga tidak terdengar datar lagi.
"Yaampun iya ya. Tolol banget sih gue"
"Tuh ngaku" Dhea tersenyum tipis karena sahabatnya kembali ceria.
"Jadi gue salah hampa nih?"
"Iyalah"
"Yauda mon maap" Kekeh Nindy.
"Reni!!" Tiba-tiba saja seseorang memanggil Nindy. Merasa namanya dipanggil, Nindy menolehkan kepalanya.
Raut wajah Nindy berubah ketika melihat orang yg memanggilnya itu dia.
"Kita pergi" Nindy menarik tangan Dhea. Karena tangan kanan Nindy menganggur, dengan gerakan cepat cowok itu menahannya.
"Ren tunggu Ren. Gue cuma mau minta maaf sama lo. Maafin gue, gue sadar gue salah maafin gue. Gue bener-bener minta maaf" Ujarnya sungguh-sungguh.
Nindy menatapnya tajam "Darimana lo tau nama gue?"
"Itu gak penting. Sekarang gue mau lo maafin gue"
"Gue nanyak darimana lo tau nama gue?!" Sentak Nindy.
"Dari temen. Please dong jangan marah lagi ya, gue minta maaf"
"Cih, gak semudah itu" Nindy menghempaskan tangannya kasar lalu membuang muka.
"Supir udah dateng Ren, gue sama Dhean tunggu di mobil ya" Pamit Via karena memang seperinya pembicaraan mereka serius.
"Gue ikut!" Tapi lagi-lagi tangannya dicekal.
"Mau lo itu apasih?" Tanya Nindy yg mulai kembali pada ketenangannya.
"Gue mau minta maaf"
"Maksa banget sih lo!"
"Iya, gue maksa. Gue bakalan kasih apa yg lo mau selagi gue mampu kalo emang itu bisa bikin lo maafin gue" Nindy melihat ketulusan di matanya.
Banyak pasang mata yg menyaksikan mereka. Tak hanya tatapan biasa, sudah pasti dibumbui dengan gosip-gosip ria para kaum hawa.
"Eh eh, itu murid baru kok pegang-pegang Reni sih?"
"Mereka pacaran?"
"Gue gak sudi! Dia tuh cocoknya sama gue"
"Ih. Cocok sama gue kalii"
"Mereka berdua cocok kok. Cantik sama ganteng"
"Iya. Serasi banget ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Nindy
Fiksi Remaja"Thanks cantik!!" Deg. Apa ini? Kenapa terasa berbeda? Padahal ini bukan pertama kalinya seseorang berterimakasih padanya. Padahal ini bukan pertama kalinya ia menjahili seseorang. Dan ini juga bukan pertama kalinya seseorang memanggilnya cantik. La...