14. G|A|E|U|N

77 12 0
                                    


Puk...

Puk...

Pemuda yang tengah menelungkup kan kepalanya diatas bangsal itu, tiba-tiba terbangun. ia merasakan sesuatu menyentuh kepalanya, mengusap surainya dengan lembut.

Puk...

Taeyoung perlahan mengangkat kepalanya dan "hah..."ia sontak langsung berdiri, ketika melihat gadis yang tengah terbaring itu tersenyum tipis padanya.

Tersenyum, dengan infus dan alat oksigen yang masih terpasang di mulutnya.

"G-gaeun?.."katanya lirih

Ia gemetar, tangannya mengepal dengan urat-uratnya yang menonjol. Taeyoung bingung harus berekspresi seperti apa, ketika melihat ini? Ia harus panik? Atau bahagia?

Yang pasti untuk sekarang, ia hanya bisa mematung di hadapannya. Hingga sebias suara yang parau itu, membuat ke tegangan Taeyoung lenyap.

Gaeun meraih tangan pemuda itu,  lantas berusaha mengucapkan sepenggal kata"T-tae-youngie..."suaranya begitu parau, dan memprihatinkan.

"Sebentar Gaeun, gue panggil dokter dulu"teriaknya, lantas melepas raihan tangan Gaeun dengan perlahan.

Taeyoung berlari keluar, tak menghiraukan bagaimana gadis itu berekspresi sekarang.

Baiklah, sekarang Gaeun heran

Ia mengedipkan kedua matanya beberapa kali, tak habis pikir dengan kelakuan laki-laki satu ini. Maksudnya, kenapa dia tidak menjawab dan mengobrol sebentar dengannya? Atau setidaknya bantu ia untuk menegakkan tubuhnya? Bahkan, laki-laki sialan itu langsung saja mengacir entah kemana.

Ah sudahlah, Gaeun pusing.

Sedangkan di sepanjang lorong rumah sakit, Taeyoung tengah berlari kecil, hendak ke ruangan dokter yang menangani Gaeun.

Dokter Seungyoon.

Ia melirik kanan dan kiri, melihat setiap nama yang ada di pintu-pintu yang berjajar di lorong itu. Mencari dimana ruangan dokter Seungyoon itu berada. pasalnya, Taeyoung tak tahu menahu tentang dengan dokter itu, ia hanya bertugas menjaga gadisnya saja.

Emm, Nee gadisnya.

Hingga....

Brakkk

"Ah.. mianhae..."

* * *

"Santai aja"

"Mukelu! santai santai! Nanti di getok ama pak jeonghan gimane lo hah!!?"Wonjin marah-marah, lantaran melihat seulbi nampak biasa saja saat mendapat tugas yang bagi Wonjin itu sangat-sangat rumit.

Hyeongjun menutup buku tugasnya itu rapat-rapat, rupanya pemuda satu ini mulai jengkel dengan pertengkaran keduanya"diem bisa ga!!?"katanya sarkas.

"Lo bedua mending bikin makanan apa gimana kek sono! Daripada ribut, gada faedahnya! Ngerjain aja kaga lu pada!"lanjutnya, tak lupa dengan nada cerewetnya yang khas.

"Tau nih, Berisik!"ujar Hooji ikut-ikutan.

"Diem lo macan tutul! Sono lo aja yang masak ama Seulbi, gue mah ogah!"Wonjin benar-benar ingin di amuk masa, oleh para betina di sampingnya. lihat saja, bahkan wajah Hooji dan Seulbi sudah nampak memerah karenanya.

Ke lima remaja SMA ini-emm maksudnya Wonjin,Hyeongjun,Seulbi,Hooji dan Jungmo. Mereka tengah mengadakan acara "ngerjain tugas bareng" di rumah sang sultan Koo Jungmo.

NOSTALGIA | Kim Taeyoung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang