S'A 15 | Balapan

6.4K 372 84
                                    

Saat ini, jam pelajaran telah berakhir. Stella sedang menaiki motornya, dan mengancingkan kait helmnya. Namun aktifitasnya itu terhenti tatkala melihat seorang gadis yang tak asing dimatanya.

Stella kembali membuka helmnya kemudian menaruhnya di atas kaca spion, lalu beranjak mendekati gadis tersebut.

Stella memanggil gadis itu, "Hai," sapa nya pelan. Gadis itu memutar badannya.

"Nanda!?" Pekik Stella kaget.

Gadis dengan kuncir dua itu menatap Stella tak kalah kaget.

Nanda tersenyum kikuk, "Eh, kak Stella."

"Lo ngapain disini?" Tanya Stella, heran. Pasalnya saat ini sudah pukul 4 sore dan sekolah akan segera ditutup.

Nanda nampak cemas, "Anu, i-itu kak, aku belum dijemput," balasnya ragu.

"Yaudah, gw anterin aja mau?" Tawar Stella halus.

Nanda berbinar senang, "Serius kak? Wah aku mau banget. Makasih kak," ucapnya senang.

Stella tersenyum lalu mengajak Nanda menuju motornya. Stella membonceng gadis itu lalu beranjak pergi dari wilayah sekolah.

***

"Disini aja kak," Nanda menujuk sebuah rumah kecil dan usang.

Stella mengernyit, saat ini mereka tengah berada di gang sempit dan terpencil, serta kumuh. Benarkah ini tempat tinggal Nanda?

Bagi Stella, nanda hebat dapat mssuk ke SMA Pertiwi. Sepertinya ia mendapat bantuan beasiswa disana.

Stella memberhentikan motornya. Kemudian Nanda turun yang diikuti oleh Stella.

Stella melepas helm nya lalu merangkulnya seraya beranjak menuju rumah tersebut.

Stella mencium bau alkohol dan minuman keras. Firasatnya tidak enak.

"Bang Bara?" Nanda berujar pelan membuat Stella mengerutkan dahinya.

Nanda melirik Stella lalu tersenyum kecut, "Maaf ya kak, rumah ku memang begini semenjak papa bangkrut. Terus mungkin itu temen temen nya bang Bara abis main kesini. Maaf kalo kotor dan bau," jelas Nanda.

Stella hanya tersenyum tipis, "Iya, gapapa," balasnya.

"Mau masuk dulu kak?" Tawar Nanda.

Stella mengangguk, "Boleh."

Mereka berdua segera memasuki rumah itu. Stella sedikit melongo, ternyata di dalamnya tak seburuk yang di luar. Ruangannya lebih rapi dan bersih.

Nanda mempersilahkan Stella untuk duduk. "Mau minum apa kak?" Tawar Nanda, lagi.

Stella menggeleng pelan, "Nggak usah, gw gak haus kok" tolak Stella halus.

Nanda mengangguk paham, gadis itu duduk disamping Stella.

"Yahh, jadi begini lah rumah ku. Seadanya saja. Ini juga ngontrak, sebulan harus bayar 375 ribu" cerita Nanda yang membuat Stella iba.

"Mama kamu gak jenguk?" Tanya Stella. Bahasanya berubah ubah lo-gue dan aku-kamu.

Nanda tertawa miris, "Gak pernah lagi sejak 5 bulan lalu," jawabnya.

Stella & ArgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang