03

105 54 47
                                    

***

Aku benci dengan kata 'kita', karena didalamnya ada makna Aku, Kau, dan Dia.

***

.
.
.
.
.

Devi melangkah 'kan kakinya dengan cepat menuju ke kelas 12 IPA-2. Saat sampai, ia dengan cepat menghampiri Raina.

Dengan napas yang masih memburu, ia langsung berdiri di depan sahabatnya itu. Tangannya memukul meja Raina dengan sedikit kuat.

Untung suasana kelas sedang sepi, karena sekarang jam istirahat.

"Rain, apa maksudnya ini?" tanya Devi sembari memperlihatkan selembar kertas yang berisi sebuah catatan. Ia menuntut penjelasan dari sahabatnya.

Raina yang sudah tahu bahwa akan seperti ini jadinya, ia hanya bisa tersenyum kecil.

"Itu hasil cek up ku seminggu yang lalu, Dev," jawab Raina masih mempertahan 'kan senyumnya.

"Iya, tapi kenapa tidak memberitahu aku!" seru Devi merasa kesal terhadap Raina.

Raina lalu menarik Devi untuk dekat dengannya dan duduk bersama. Ia langsung memeluk Devi dari samping.

"Aku tidak apa-apa kok, Dev," ucap Raina pelan.

Devi yang masih dipeluk merasa sangat sedih, ia merasa gagal sebagai sahabat. Ia tidak bisa berada di sisi sahabatnya di saat sahabatnya membutuhkannya. Ia merasa bersalah karena baru mengetahui bahwa, sahabatnya seminggu yang lalu pergi periksa ke rumah sakit tanpa sepengetahuannya.

"Maaf."

"Devi tidak perlu merasa khawatir ya, aku sungguh tidak apa-apa," ujar Raina melepas pelukannya.

Devi mengangguk pelan, lalu ia memegang tangan Raina dengan erat.

"Jangan sembunyiin sesuatu dariku lagi ya, Rain." Devi menatap Raina dengan serius.

Raina kembali memeluk Devi sebagai jawaban.

Devi mengerutkan dahinya, ia teringat sesuatu, "Rain, tadi pagi kamu berangkat sekolah sama Randa 'kan?"

Raina pun tersenyum sumringah mendengar perkataan Devi.

"Iya, tadi pagi kami berangkat bareng!" seru Raina dengan semangat.

Devi hanya menatap penuh arti kepada Raina. Devi sudah tau kenapa si Randa itu mau berangkat bareng dengan sahabatnya.

Flashback On

Devi sedang berjalan di koridor sekolah yang terlihat begitu sepi, tidak sengaja Devi melihat Randa sedang berbicara dengan seseorang. Ia pun melangkah 'kan kakinya agar bisa lebih dekat dan tau siapa seseorang itu. Anggap saja ia sedang mau menguping.

Devi tidak terkejut saat mengetahui seseorang yang berbicara sama Randa adalah, Neta. Mereka berdua seperti perangko tidak bisa dipisahkan.

Sayup-sayup Devi bisa mendengar obrolan mereka.

"Besok aku tidak mau berangkat dengannya lagi!" seru Randa.

Devi semakin mengerutkan keningnya, bingung.

"Kenapa? Raina pacarmu! jangan seperti itu Randa," ucap Neta minta penjelasan.

Devi dapat melihat Randa sedang menghela napas berat.

"Kau tidak pernah mengerti Neta!" Randa berucap dengan sedikit menaik 'kan volume suaranya.

Devi sudah dapat menangkap arti ucapan Randa barusan. Ya, Randa Putra Aditama mencintai Neta Adriana. Lalu kenapa Randa memacari Raina, sahabatnya. Apa Randa ingin menjadikan Raina sebagai pelampiasannya? tidak! Devi tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Ini soal perasaan sahabatnya, ia tidak akan diam begitu saja.

Give Me Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang