--
Ayra menghela napas begitu turun dari angkot yang ditumpanginya. Udara di dalam sana benar-benar sumpek, panas, dan berdesak-desakan. Lebih dari biasanya.
“Capek iih.. Pengen beli minum, di mana, ya?” lirik Ayra kesana kemari mencari sebuah warung.
Setelah berhasil menemukan sebuah warung di sisi timur, akhirnya Ayra berlari menuju warung kecil bercat biru langit. Gadis itu tersenyum kecil saat sampai di tempat, dan segera memesan satu botol air putih kepada sang penjual.
“Jadi berapa, Bu?”
Si Ibu tersenyum lebar. “Lima ribu, Neng Geulis.”
Buset. Lima ribu?! Perasaan warung di dekat rumah Ayra tidak semahal itu. Cuma tiga ribu kok, di sini malah nambah dua ribu. Apa banget.
Ayra sempat terkejut, tapi tidak ia tunjukkan. Mana mungkin dia mau memperlihatkan rasa kagetnya karena persoalan satu botol air minum yang harganya lebih tinggi dua ribu dari warung di dekat rumahnya kepada Si Ibu warung yang lagi bahagia-bahagianya mau dapet duit.
Ayra hanya mengangguk dan tersenyum sambil memberikan selembar uang lima ribu rupiah. Setelah mengucapkan terima kasih, Ayra segera pergi meninggalkan area warung tersebut.
Sambil mencari tempat duduk, Ayra pun membuka tutup botol air minumnya.
Dan begitu berhasil menemukan sebuah bangku panjang di trotoar, Ayra dengan cepat berlari ke arah sana. Kebetulan, posisi bangkunya menghadap ke jembatan yang bawahnya berisi sungai.
Namun belum sempat Ayra mendudukkan bokongnya tempat di atas bangku, matanya malah menangkap seorang pemuda berjaket bomber hitam sedang berdiri di celah-celah jembatan. Mana badannya sedikit dicondongkan pula.
Ya siapa yang gak panik, loh!
“Eh, Eh! Eh, Masss!!! Mas jangan bunuh diri, heeeh!! Mas! Ya ampun, duh gimana nih..” Ayra berlari dengan membawa botol air minumnya yang tutupnya masih terbuka. Alhasil, air di dalamnya tumpah-tumpah.
“Aduh, Massss!! Mas jangan bunuh diri saya bilang tuh, ya! Mass!” Ayra dengan segera menarik tangan pemuda berjaket bomber hitam itu, sehingga membuat pemuda tersebut tertarik ke belakang dan hampir saja jatuh.
Ayra mendelikkan matanya dengan sorot mata yang cemas tapi ingin memakinya juga.
“Mas! Jangan bunuh diri, dong. Gak baik loh bunuh diri. Mas gak kasian apa sama keluarga, Mas? Udah, Maass. Jangan bunuh diri. Nanti nyesel sendiri, sumpah deh.” ceramah Ayra sedangkan Si Mas-nya kebingungan sendiri.
Ini Mba-Mba ada masalah apa sih sama hidupnya?
Ayra tersenyum. “Mas jangan bunuh diri loh ya, Mas. Awas loh, nanti Allah tuh marah kalo Mas sampe bunuh diri. Mas, kalo Mas nonton di Jurnalrisa ya, orang yang bunuh diri tuh gak bakal bisa kemana-mana. Kesakitaan aja terus gak tahu sampai kapan. Hayooo, Mas-nya mau kayak gitu?” kata Ayra seakan sedang berbicara dengan sosok yang ia kenal.
Emang sok akrab si Ayra mah.
Asli, Si Mas tersangka mau bunuh diri itu malah cengo karena gak ngerti si Ayra tuh ngomong apa. Kenal aja nggak. Kenapa tiba-tiba nyeramahin?
“Mba, saya--”
“Yaudah deh, Mas. Saya mau pulang duluan ya, udah sore juga nih. Mas awas jangan bunuh diri. Pulangnya hati-hati juga ya, Mas. Saya duluan, assalamualaikum.” potong Ayra lalu segera berjalan meninggalkan Si Mas.
Sambil melihat punggung Ayra-- yang bahkan pemuda itu pun tidak mengenalnya sama sekali-- Si Mas berjaket bomber hitam ini mengerjapkan matanya sekali.
“Siapa yang bilang gue mau bunuh diri? Gue 'kan cuma mau liat air sungai mengalir aja. Sinting tuh cewek, kagak kenal juga.”
Si Mas-nya cuma geleng-geleng kepala, dan kembali berdiri di celah-celah jembatan seperti aktivitas sebelumnya. Yaa, sebelum diganggu oleh gadis berparas cantik yang menceramahinya tanpa bertanya alasannya kenapa melakukan hal yang membuatnya mengira dia mau bunuh diri.
Dan gak tahunya, dunia benar-benar sempit. Sempit sekali sampai Ayra dan Tyan dipertemukan kembali.
--
Keep her mine and dream come true.
An: udah tau ya karakternya Ayra gimana? Kalo Tyan siih belom terlalu keliatan, mungkin nanti di chapter selanjutnya hehe.
See you, jangan lupa vote dan komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sundream [ Vrene Lokal ]
Fanfic- ft. Blackpink. [Follow sebelum baca] Keep her mine and dream come true. Jika seorang Tyan, pemuda yang tiga tahun lagi akan menyentuh angka 30 untuk umurnya. Seorang guru les biola biasa yang sangat suka dikagumi oleh anak muridnya sendiri. And fo...