Sehun terbangun merasakan panas membakar pipinya. Matahari menyorot tepat di bawah tubuhnya yang terbaring tanpa alas.
Ia memandang sekelilingnya dan menyadari ini bukan rumahnya.
“ Dimana aku?. ” lirihnya.
“ Hei, kau sudah sadar?. ”
Sehun terlonjak kaget “ Kau siapa?. Jangan coba macam-macam!. ” ancamnya sembari mencari sesuatu untuk dijadikan senjata.
“ Jika aku berniat jahat pasti kau sudah dijadikan umpan harimau. ”
“ Maaf. Aku hanya terkejut. ”
Lelaki itu tersenyum “ Tidak apa. Siapa namamu?. Sepertinya kau bukan penduduk sini. ”
“ Ah namaku Sehun, Oh Sehun. Ya, aku sepertinya tersesat. "
“ Aku Park Chanyeol. Tersesat saat berkemah? Temanmu?. ” ujarnya menunjuk tas besar milik Sehun yang tergeletak tak jauh darinya.
' Aku benar-benar dibuang ternyata. '
“ Hei kenapa terdiam?. Kau tidak tahu arah rumahmu?. Kau bisa ikut ke rumahku jika mau. ”
“ Apa tidak merepotkan?. ”
“ Tidak masalah, orang tuaku pasti senang. ”
Mereka menyusuri jalan setapak yang licin dan berlumpur, Sehun berkali-kali menatap jijik sepatunya yang mulai berubah warna dan terkadang tenggelam di kubangan lumpur. Ini hal terburuk seumur hidupnya. Sedangkan Chanyeol dia hanya memakai sandal yang sudah pasti mengotori kakinya, apa ia tidak takut kakinya berlubang karena cacing - cacing kecil?.
“ Chanyeol, apa masih jauh?. Aku butuh istirahat. ” ujar Sehun duduk di bangku yang terbuat dari semen dan meletakkan ranselnya.
“ Sudah dekat. Mungkin kau belum terbiasa. ” ujar Chanyeol ikut duduk di sebelahnya.
“ Kau mau minum?. Aku membawa banyak. ” ujar Sehun mengeluarkan minuman isotonik dari tasnya. Beruntung Pak Tua itu tidak membiarkannya mati tanpa pengganjal perut.
“ Tidak aku tidak haus. ”
“ Ayo pergi. ” Sehun tetap menaruh minuman tersebut di tangan Chanyeol.
“ Aku bawakan ranselmu. ”
“ Akhirnya kau peka Chanyeol!. ” pekik Sehun mendesah lega saat beban di pundaknya hilang.
“ Chanyeol anak siapa yang kau culik?!. ” pekik wanita paruh baya dari kebun di belakang rumahnya.
“ Bu, hidup kita sudah susah aku tidak mau jadi calon narapidana. ”
“ Siapa tahu kau jual. ”
“ Sehun maafkan ibuku. Ayo masuk, maaf rumahku membuatmu tidak nyaman. ”
“ Tidak masalah. ”
“ Tampan sekali. Namamu Sehun?. ”
“ Iya Nyonya. ”
“ Panggil saja Ibu. Ayo. ” Ibu Chanyeol bahkan memijit bahunya, sangat nyaman namun sedikit aneh untuk kesan pertama.
' Baiklah Sehun, kau bisa!. ' ucapnya dalam hati.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back Home
Teen FictionSekarang aku paham arti rumah sesungguhnya, bukan dari segi luasnya luar bangunan tapi luasnya isi hati di dalamnya. - Oh Sehun