2

206 29 0
                                    

“    Kita harus mengangkat ini semua?.  ”  tanya Sehun ketika selesai memanen jagung - jagung dari kebun.

“   Dibiarkan saja.    ”

“   Kau serius?.   ”

“   Tentu saja tidak?!. Aku bisa digantung ibuku.    ”

“  Kau saja yang angkat. Aku lelah.    ”

“  Kerjamu hanya bermain ponsel padahal.    ”

“  Menemanimu itu juga sudah membantu.  ” Chanyeol mendengus.

“   Terserah.    ”

“   Chan, masih lama?.    ”

“  Jika kau bertanya terus aku lempar wajahmu dengan jagung.    ”

“  Aku hanya bertanya Chanyeol?!.   ” kesal Sehun.

“   Belum, aku harus mengangkut ini ke truk dahulu agar besok kita bisa langsung pergi ke Seoul.  ”

“   Hmm.. Aku bosan, di sini tidak ada tempat hiburan?. "

“  Dasar anak kota. Ada, tapi sedikit jauh sekitar setengah jam dari sini.    ”

“   Ayo kita ke sana. Tapi aku ingin ke rumahmu terlebih dahulu untuk mengambil dompet.   ”

“  Iya. Bantu aku cepat.    ” cengir Chanyeol.


Setelah menempuh perjalanan panjang mereka sampai di jalan besar perkampungan. Ternyata perkampungan ini terletak di daerah Yeongwol. Bunga - bunga berwarna ungu dan merah muda menyambut. Bahkan ditata rapi seperti taman bunga.

“   Indah sekali.   ”

“  Tentu saja. Di sini masih terjaga.   ”

“  Hm.. menenangkan.    ”

“   Sehun, aku tidak tahu tempat hiburan yang kau maksud, semoga kau suka.  ”

“  Memangnya kau mau membawa aku ke mana?.     ”

Chanyeol mengarahkan telunjuknya ke depan.

“   Pasar tradisional?!. Kau serius?.   ”

“   Huum. Aku tidak tahu lagi harus ke mana. Bahkan ke sini saja aku jarang.  ” Sehun terenyuh. Dulu sebelum ' dibuang ' Sehun bisa pergi kemana pun dia mau. Jarak atau biaya bukan masalah baginya.

“    Baiklah. Kita lihat apa yang menarik di sana.  ”

Mereka memasuki pasar Yeongwol Seobu, sepertinya ini pasar terbesar di sini. Sangat ramai dan menyenangkan setelah menghabiskan hari melelahkan hari ini.

“   Waah.. ini keren sekali.   ”  mata Chanyeol berbinar - binar sangat konyol bagi Sehun.

“  Aku membutuhkan pakaian, peralatan mandi dan camilan. Ayo kita berburu Chan?!.   ”

Mereka memasuki toko pakaian dan memilih yang sekiranya cocok untuk Sehun. Cukup mudah karena tubuhnya memang rata - rata tinggi pria Korea.

“  Pilihlah untukmu juga.  ”

“   Aku tidak punya uang.   ”

“   Aku traktir. Karena kita akan belanja banyak setelah ini.   ”

“   Sehun jujur padaku kau anak orang kaya 'kan?.   ”

“  Ini tabunganku hasil bekerja dulu.  Cepat pilih pakaian yang kau mau, kita jarang ke sini jadi pilihlah yang banyak. ”

“  Wah sudah pasti. "  Chanyeol menghilang dari pandangannya memilah baju yang dia sukai. Sehun hanya menggeleng - geleng kepalanya.

Sehun benar - benar membeli banyak barang. Dia merasa sangat bahagia bisa membeli sesuatu yang dibutuhkannya. Karena selama ini semua yang dia perlukan selalu disiapkan.

“  Aku lapar sekali. Kau mau sesuatu?. Aku akan membeli seafood itu. "

“  Aku ingin kerang, tapi mungkin punyaku dibungkus saja.  ”

“  Pasti ingin dimakan bersama orang tuamu?. Baiklah, tunggu di sini.  ” mata Sehun berkaca - kaca merasakan betapa sulitnya hidup yang dilalui Chanyeol. Pasti sangat susah untuk sekadar mengisi perut.

“  Sudah. Ini untukmu, aku sudah membeli untuk kita makan nanti.     ”

“  Sehun terima kasih. Aku sangat senang huhu.    ”

“   Kekanakan.  Kita habiskan ini dulu lalu pulang. ”

Mereka menikmati seafood yang dibelinya di kursi panjang. Tangan Sehun sibuk dengan ponselnya. Dia tahu sedang diawasi sekarang, pasti ayahnya yang mengirim pengawal - pengawal itu untuk melenyapkannya. Itu alasan kenapa dia tidak mau tinggal sendiri.

' Apa yang Dia inginkan sebenarnya?. Apa yang terjadi padaku?. ' Sehun memegang kepalanya yang terasa nyeri.

“  Sehun kau baik - baik saja?. ”

“ Aku baik - baik saja. Hanya terlalu bersemangat.  ”

“  Hati - hati jangan terlalu lelah. ”

“  Jangan berlagak tua.   ” kekeh Sehun.

“  Aku memang lebih tua darimu.  ”

“ Benarkah?. Tapi aku tidak mau meanggilmu Hyung. Maaf.  ”

“ Tidak apa anak nakal.  ”

“ Kita pulang. Yahoo.   ”

“  Yak. Belanjaanmu ditinggal?. Oh Sehun?!. Haish anak itu. Aku bisa lapar lagi kalau begini. ”

TBC

Way Back HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang