Hujan turun deras sore ini,
Dibawah langit kelabu saat ini,
Mewakili pikiran dan hati yang terisi,
Bimbang menuruti perasaan yang tak menentu saat ini.
¤Olivia🍑¤Kevin berjalan menuju kelas Pia. Ia menghampiri kursi Pia lalu dengan itikad baiknya dia merapihkan semua barang-barang Pia yang berada diatas meja nya dan meraih sweater merah maroon milik Pia.
Kevin terdiam sejenak, ada satu buku tertinggal menarik perhatiannya.
Buku yang selalu pia buka ketika malam hari. Buku tempat ia melukiskan rasa dalam hidupnya. Dan buku yang selalu menjadi pelipur laranya.
Kevin mengambil buku itu dengan gerakan cepat, kemudian ia membawa nya. Kevin berjalan ke UKS dengan membawa kotak bekal Pia.
Kevin terengah-engah setelah berlari dari kelas menuju UKS. Ia masih mengatur napasnya dan kemudian masuk menemui Pia yang masih terbaring.
Ia hendak membangunkan Pia secara perlahan agar tak mengejutkannya namun ia urungkan karena Pia tidak tidur saat ini melainkan menatap langit-langit UKS dengan pandangan menerawang nya. Pia sibuk dengan pikirannya sendiri disana.
Kita tak bisa seperti dulu lagi,
Kamu seringkali menyadariku tentang posisi ku saat ini,
Kamu menyadariku, bahwa aku tak pantas untukmu,
Aku hanya belajar melepaskan perlahan,
Karena sebenarnya bukan kata maaf yang diinginkan hati ini,
Tapi perilaku yang menunjukkan bahwa kau perlahan berubah,
Sengguh semesta pun tahu,
Kata maaf dibuat bukan hanya untuk berdamai saja,
Tapi juga untuk memulai kepercayaan yang baru,
Aku hanya bisa membatasi harapan kepada seseorang,
Bukan bermaksud menutup hati dan menutupi sifat keras kepala ku,
Sebab aku pun tak tahu,
Kekecewaan bisa datang kapan saja dengan siapa saja.
Kevin hendak berbalik karena tak ingin mengganggu Pia saat ini, namun gerakannya terhenti ketika Pia menyebutkan namanya dengan lirih.
Pia tersadar dan menghapus setitik air matanya.
"Vin" panggil Pia lirih. Pia tahu bahwa tadi Kevin memandanginya lekat saat dia beristirahat. Pia sedang menguatkan hatinya untuk tak salah memilih lagi.
"Butuh sesuatu Pia? Gue udah bawain bekel yang lo suruh ambil tadi, nih." Kevin berjalan menghampiri Pia perlahan lalu mendekat disamping Pia.
Kevin menunjukkan kotak bekal bewarna hijau biru kepada Pia. Kevin membuka tutupnya dan mengambil sesendok makanan di dalamnya.
"Lo harus makan, nanti lo bisa makin sakit. Buka mulutnya ya." sesendok nasi beserta sayur capcai terangkat ke atas.
Bersiap disuapkan pada mulut seorang gadis yang sedang beristirahat akibat kecelakaan kecil di halaman sekolah tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gorgeously Stone
Teen FictionPersis, isi kepala riuh yg ingin bertemu 'kematian' setiap malam hampir 3 bulan. Tak diinginkan, bukan? Jangan sampai Tuhan. Tak bisa dicegah, bahkan kewalahan. Tapi kenyataan. 🍑Selamat membaca!