Part 1, Chapter 1: Dongeng

17 1 0
                                    

"Kak Lisa! Tunggu dong!"
"Namanya balapan ya, gak ada tunggu - tunggu dek."

Lisa menaruh batu yang di genggamnya tadi diatas sebuah koral. Beberapa detik kemudian adiknya yg tadi ikut balapan barulah sampai. "Kakak curang! Kan sirip kakak lebih panjang!" Lia mengomel tidak puas. "Wee! Siapa duluan coba yang ngajak balapan?" Lisa balas mengejek, ia men julurkan lidahnya. Lia yang kesal mulai berenang. "Eh? Mau kemana dek? Ayah dan ibu lagi pergi kan,". Tapi Lia sepertinya tidak peduli.

Lisa adalah anak energetik tomboy. Rambutnya hitam pendek dibawah telinga. Ia sering memakai baju tanpa lengan, lalu mengalungkan jaket berwarna merah di pinggangnya agar kalau kedinginan ia bisa memakainya untuk menghangatkan diri. Lisa juga suka memakai celana panjang berwarna hijau.

Sementara adiknya, Lia, kurang lebih sama juga. Rambutnya hitam diikat ikal, lalu ditambah jepitan rambut biru. Ia memakai baju lengan pendek-namun lebih pendek-berwarna hijau toska. Lia memakai celana jeans yang dilipat sampai ke lutut. Ia selalu memakai jam kemana-mana agar tidak lupa waktu.

Lisa kemudian mengikuti adiknya kembali ke rumah. Rupanya orang tua mereka sudah datang, "Lia! Lisa! Bantu ibu bawa belanjaannya dong!" Mereka dengan sigap membawa tas belanja orang tuanya. Ayah Lisa kemudian membuka pintu rumah. "Bu, abis belanja bulanan ya?? Belanjanya banyak banget!" Lia kelihatan senang mendapat banyak jajanan. "Lia, Lisa, bantu ibu menaruh barang belanjaan ini ya,"

"Oke siap!"

***

Jam menunjukan arah 8 dan 6, sudah jam setengah sembilan, waktu tidur kakak beradik 'hyperaktif' tersebut. Lia yg masih kecil memohon untuk diceritakan dongeng Pembentukan. Tentu saja dongeng itu diceritakan setiap hari karena Lia tidak pernah bosan. Lisa tidur di atas tempat tidur Lia, jadi bisa saja ia mendengar atau sudah tidur, terserah dia saja.

Krieek..

Ibu mereka masuk kekamar mereka membawa buku cerita, ia duduk di kursi belajar mereka dan mulai bercerita dengan intonasi indah.

***

"Pada abad ke - 22, teknologi manusia sudah melampaui batas akal pikiran seseorang. Teknologi tersebut membantu pekerjaan sehari - hari mereka. Seperti sawah bertumpuk, atau 3D Food Maker dan sebagainya. Namun, beberapa orang menyalahgunakan teknologi ini. Banyak orang menjadi tidak sehat karena hanya mengandalkan teknologi untuk apapun, dan banyak yg menggunakannya untuk kejahatan.

"Bumi menjadi kering sekali, bahkan daratan luas kekeringanya dipenuhi teknologi, dan melihat permukaannya adalah sesuatu yang langka. Global warming meningkat dengan tinggi, dan hewan selain hewan peliharaan sebagian besar sudah punah. Beruang kutub, orang utan, penguin, monyet, leopard dllnya sudah tidak pernah dilihat.

"Sehingga, pada tahun 2150, teroris merajarela."

"Tuhan yang marah atas penggunaan ini melancarkan hukuman pada manusia. Maka kemudian sebuah meteor sebesar bulan menghantam bumi. Ajaibnya bumi kembali menjadi sejak dulu kala, tentram dan dipenuhi kehijauan alam. Gelombang magnetik meteor tersebut mengubah bumi. Dan itu juga berpengaruh pada manusia - manusia juga.

"Mereka bermutasi."

"Manusia yang terlempar ke perairan dan terkena gelombang magnetik tersebut menjadi hidup di air. Manusia yang di darat juga bermutasi. Ada yang menjadi centaur (setengah manusia dan kuda), ada juga yang menjadi faun (setengah manusia kambing kaki 2) dan yang terlempar ke pengunungan juga bermutasi sehingga tubuh mereka menjadikan itu tempat tinggal. Tubuh mereka juga jadi memiliki usia lebih panjang. Umur mereka bisa mencapai umur 60.000 pada umumnya, namun yang tertua bisa mencapai 100.000

DDL 🏝️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang