Part 1, Chapter 12: Lega

0 0 0
                                    

Prajurit malang tadi tergeletak di lantai dengan kepala yang hancur (lebih tepatnya; hilang). Namun, kita harus terus maju menuju ruangan tersebut.  Sebagai permintaan maaf, Mike melumpuhkan prajurit sisa yang menjaga di lorong tersebut. Sekarang lorong sudah bisa dimasuki.

"Bravo-Charlie ke Echo, kami memasuki lorong, ulang, memasuki lorong."

"Echo ke Bravo-Charlie, diterima. Semoga berhasil. Over."

Serigala memeriksa lorong terlebih dahulu. Karena kosong ia memberi kita tanda untuk maju. Kami berjalan cepat dengan perlahan, lalu sampai di ujung lorong. Serigala menontak Tim Echo lagi, agar bisa mencegah prajurit lain masuk dan menolong yang didalam.

"Bravo-Charlie ke Echo, kami berada di depan  Ruang, ulang, berada di depan Ruang. Mohon siapkan Penjemputan."

"Echo ke Bravo-Charlie, diterima. Kami akan mengirim bantuan dan menyiapkan Penjemputan. Sekali lagi, semoga berhasil. Over."

Serigala memutus jaringannya. Sesuai rencana, rekan Bravo satu lagi, Beau, akan memantau sekililing. Mungkin kau tidak menyadarinya, namun selama ini yang mengumpulkan informasi tentang jumlah petugas dan dimana mereka saat ini adalah Beau.

Beau menunjukan beberapa bahasa tangan-ke Serigala-yang hanya kumengerti sedikit. Kurasa dia menyebutkan 4, lalu utara, dan sisanya kumengerti. Serigala berbisik kepada kita.

"Ada 4 pengawal di sana. Masing masing disetiap mata angin. Namun, didalam ruangan itu ada 1 orang lagi yang mengawasi. Kami akan mengurusi orang diluar, lalu Tim Charlie akan mengurus ke dalam, ok? Mulan, kutitipkan mereka kepadamu. John juga, jangan bikin malu TNM." Jelas Serigala

Kami semua hanya mengangguk. Posisi kami berubah ke posisi serbu. Tim Bravo didepan, lalu Tim Charlie di belakang. Anton, Mike, Beau, dan salah satu temannya lagi, El akan melumpuhkan ke empat penjaga tersebut. Serigala dan John akan melumpuhkan penjaga didalam ruang, mengingat penjaga tersebut lebih kuat daripada yang berada di luar. Aku dan Pak Agust akan membebaskan Leo, lalu membawanya lewat pintu belakang, dimana helikopter penyelamatnya sudah disiapkan.

Serigala menunjukan kode. 'Menyerang dalam 3,' sebut kodenya. 2,
1!

Anton, Mike, Beau, dan El langsung menerjang para penjaga. Mereka menggunakan senjata api dan perisai anti peluru. Sementara mereka bertarung, Serigala sedang berusaha mendobrak Ruang tersebut. Dengan kekuatannya yang luar biasa, ia berhasil merusak habis pintu besi tersebut. Didalam Ruang itu, satu prajurit-ah bukan-satu psikopat berdiri didepan Leo. Inti diriku sudah berteriak, "Leo! Kau baik - baik saja?", Namun tentu saja tidak kuucapkan.

Satu lagi. Kenapa psikopat? Jika kau berada di posisiku sekarang, mungkin kau akan sadar. Ia tidak sama sekali mengenakan baju prajurit seperti yang lainnya. Bajunya lusuh terobek - robek. Mukanya penuh tatapan membunuh, tetapi diikuti dengan senyuman licik. Rambutbya teracak - acak berantakan dengan darah. Kedua tangannya merah darah. Ia tidak memegang senjata api, hanya sebuah pisau daging. Dan, saat bertemu kita, ia langsung menerjang tanpa berpikir dua kali siapa itu kita. Ditambah, orang itu selalu teriak.

John berusaha menembak kepalanya. Namun sia - sia, karena ternyata dia itu terlarih, jadi bisa dibilang, Psikopat Pintar. Dengan lincahnya ia menghindari semua tembakan John. Serigala sepertinya tahu mengenai orang ini. Ia mengganti senjatanya dengan pisau juga. Pak Agust menepuk bahuku, lalu memeringatkanku tugas kita. Aku mengangguk lalu berlari menghampiri Leo. Ia berantakan. Sangat.

Baju putihnya dipenuhi robek dan darah. Badannya babak belur semua. Aku mengangkatnya (menggendong lho ya, bukan angkat ala pengantin lho ya). Serigala kemudian melempar walkie talkienya ke Pak Agust, yang kemudian menghubungi Tim Alpha.

DDL 🏝️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang