Part 1, Chapter 5: Pangeran

3 1 0
                                    

Author's POV

Di Dunia Mahr, pemerintahannya adalah demokrasi, walaupun menggunakan kerajaan, rakyat dapat memilih calon Raja berikutnya. Biasanya, kandidat kuatnya adalah pangeran, lalu akan ada beberapa calon lain lagi dari partai lain. Memang biasanya Pangeran yang terpilih, namun jika sifat pangeran itu tersebut tidak mendukung, maka besar kemungkinan ia tidak akan dipilih. Dan Kekuarga kerajaan tidak akan bisa menempatkan calon lagi sampai Mantan Raja tertuanya meninggal. Contohnya : sebentar lagi, akan ada pemilihan, pangeran A, cucu Raja C akan menjadi kandidat. Namun Raja C meninggal sebelum pemilihan, maka pangeran A tidak bisa dijadikan kandidat Raja.

Lisa terpikir lagi oleh tata pemilihan raja tersebut sambil menunggu kereta kuda mendekat. (sudah terlihat namun masih diluar komplek Rumah Utama) Sesampainya kereta kuda itu didepan halaman rumahnya, Lisa langsung pamit. Sebenarnya ia ingin mengendarai kuda laut sendiri, namun tatapan Bunda Firsca yang menekankan seolah - olah mengatakan 'Kalau tidak naik, ku kirim Tante Tika untuk menyiksamu dengan 100 cara'. Jadi yasudahlah, batin Lisa pasrah.

Lisa duduk dibagian yang berlawanan dengan Pangeran Leo.

Lisa's POV

Haah~ semua kesenangan sudah berlalu. Baiklah! Saatnya serius!!

Aku duduk di bagian yang berlawanan dengan Si Leo Narsis. Setelah pintu kereta ditutup, aku duduk dengan sopan. Kupastikan kamu sudah jauh sampai Bunda Firsca tidak terlihat lagi, lalu ku tunggu beberapa detik dan memposisikan diriku dengan pose tidur di kursiku. Aku melepas sepatuku dan mringkuk di kursi panjang itu. Hoaah!! Ngantuk sekali rasanya, harus mandi jam 4 dan menunggu sampai jam 5 di depan Rumah Utama. Aku sudah melelapkan mataku...

"Ehem! Kita belum berkenalan Nyonya Susswogeln!"

Aku menghela nafasku dan duduk tegak kembali dengan kakiku yang terlipat diatas kursi. Leo melurkan tangannya terlebih dahulu. Mengenal bagaimana sifat Leo ini, kuputuskan untuk tidak membalasnya.

"Lisa, Keary Lisallamah Susswogeln," Kataku dengan melipat tangan didepan dada. Leo tersenyum tipis. "Sepertinya kau sudah mengenalku, Lis. Dan ternyata kamu lumayan juga~" Jawabnya dengan nada menggoda. Untung saja aku sering membantu Lia menyembunyikan foto - foto itu dan dilatih oleh ibu. Jadi aku terbiasa melihat wajah ganteng orang setiap hari. Kalau tidak, bisa - bisa aku jatuh dalam godaan si Pangeran ini.

Hoah!! Aku menguap, dan ternyata aku amasih ngantuk. Tidur lagi ah. Aku meposisikan diri meringkuk lagi diatas kursi kereta itu. Diam - diam aku melirik ke si Pangeran. Bwahahahahaha! Si Leo Narsis itu kesal! Dia tidak tahu kali ya, aku hanya pura - pura tidur. Tak mungkin lah seorang pengawal ketahuan tidur. Eh tunggu, tadi kulihat sebuah senyuman licik yang tipis...

"Oy, Lis. Kalo gak bangun, kulaporkan ke orang tuamu ya~ meskipun aku tahu kamu pura - pura tidur~" Huh, nada itu lagi. Apa memang cara bicaranya begitu?! Ah yasudah. Aku sekarang mengerti kenapa Ibu mengajari cara mengatasai laki - laki dan tipenya. Aku duduk kembali dengan sopan. Hehehe Payback!

Dengan cepat aku berdiri mendekatinya, lalu mengangkat dagunya dengan jari telunjukku. Jarak antara wajah kami hanya 1 cm. "Hmm begitu ya~" Aku balas balik dengan suara godaan! Kemudian aku kembali duduk di kursiku. Hehehehehe Ber.ha.sil. Leo Narsis itu tersipu berat! Wajahnya semerah tomat. Sedangkan aku hanya duduk dengan sopan dan tertawa bahagia didalam hati. Muehehehehe....

"Ehm, Lisa ya... Kamu ulang tahun hari ini, Selamat! Berarti umurmu sekarang 15.000 tahun, berbeda 5 tahun denganku. Aku kemarin membaca rangkuman tentang Susswogeln. Hmm, tidak boleh bercinta ya sampai 20.000 tahun..."Jawabnya. Aku juga tidak kaget sih, mana mungkin Si Leo itu tidak mengecek data diriku? Kan aku pengawalnya. Jawab ah. "Iya, memang kenapa?" Jawablah dengan polos, Lisa~.

DDL 🏝️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang