Part 1, Chapter 11: Penyerbuan

0 0 0
                                    

Author's POV

Malam setelah penculikan Leo.

Di gubuk reyot yang sama, dengan 2 siluet yang sama. "Apa alasannya?" Tanya si nenek tua tersebut. "Karena dia, sepertinya cahayanya juga terkait tentang itu." Jawab sang kakek. Sang nenek menghela nafas.

"Carilah informasi lebih lanjut tentang lelaki itu, dan apakah ikatan itu sudah mulai terjalin?" Tanya lagi nenek tersebut.

"Ya, dan ikatannya sudah mulai,
Nas."

***

Beberapa hari setelah penculikan, semua berlangsung seolah - olah tidak ada apapun yang terjadi. Lisa kembali dengan aktivitasnya, dan jamnya mengawal Pangeran diganti dengan mencari letak para penculik. Diduga, penculikan ini dilakukan oleh para pemberontak Mahr atau PKM. Mereka juga mempraktekkan Sihir Gelap, jadi lawan kita bukanlah main - main. Beberapa mata - mata dikirim ke point - point kemungkinan markas mereka, termasuk Ibu Lisa, itupun diminta sendiri oleh Bunda Firsca, (kalau tidak ya, kan Ibunya sudah pindah pekerjaan). Namun ia tidak khawatir, karena Ibunya tidak pernah gagal.

Lisa juga melatih Cahayanya dengan Pak Agust, dan juga melatih ikatannya dengan Call. Pak Agust mengatakan bahwa Lisa sudah tepat memilih nama untuk Cahayanya sampai Call tahu apakah Lisa perlu bangun atau tidak. Kadang - kadang, saat Lisa dan Pak Agust mengobrol, M dan Call juga sering bermain bersama. Pak Agust sengaja agar Call bisa melihat Cahaya lain dan tidak kaget saat lawan Lisa memakai Cahaya juga.

Sekarang Lisa sudah bisa mengendalikan Elemen Alam. Ya, seperti memunculkan gundukan batu - batu runcing besar dari bawah tanah, mengepung lawan dengan tembok batu besar, membuat quicksand tanah, dan lain - lain. Sekarang, ia fokus mengendalikan Air, elemen wajib bagi Mahr.

Lisa sudah perlahan - lahan mengendalikannya. Mengendalikan Air dibawah laut sama dengan mengendalikan Udara di daratan, begitu juga sebaliknya.

Tidak ada yang berani menanyai kabar Lisa, baik Ketua Maid ataupun Kak Farhan. Kalian mungkin tak percaya, namun Kak Farhan yang kelihatannya dingin, sebenarnya sangat khawatir pada keluarganya, ia hanya malu mengakuinya.

Sejujurnya, Lisa sendiri merasa menyesal dan biasa saja. Pertama, ia sedih karena ia gagal menyelesaikan tugasnya. Kedua, ia tidak punya perasaan apapun pada Pangeran, kalau ada, mungkin hanya sekitar 0,000001 persen, itupun akibat khawatir saja. Dan ketiga, ia meningkatkan kekuatannya hanya karena ingin mengerjakan tugasnya dengan baik, bukan karena agar bisa menjaga pangeran dengan baik.

Lisa sendiri sebenarnya tidak diajak ikut rencana penyelamatan, namun ia bersikeras karena menyesal tidak bisa mengerjakan tugasnya dengan baik.

Dan hari inilah, hari dimana seorang prajurit berlari tergopoh - gopoh ke arah Ruang Meeting.

***

Lisa's POV

Hari ini di Ruang Meeting berlangsung seperti biasa. Karena tidak ada kabar, kita hanya bersimulasi dan mengulas rencana penyelamatan. Aku yang akan mencari Pangeran dan membawanya ke titik aman yang sudah di setujui. Aku pun tidak tahu kenapa mendapat peran seperti itu, namun aku mengganggap itu sebagai cara membayar kelalaian itu. Kami, (Pak Agust, Ketua PMK, Ketua TNM (Tentara Nasional Mahr), Yang Mulia Raja, Aku, dan Bunda Firsca.) sedang mendiskusikan lagi rencananya, sampai pintu Ruang Terbuka. ketua TNM hendak memarahi prajurit tersebut, namun ia meneriakkan, "LOKASI MARKAS PKM BERHASIL DITEMUKAN." Jadi yah, kita sedang benar - benar bersimulasi di gudang bekas sebagai tempat "gladi bersih"nya.

Yang menemukan markasnya ialah tidak lain Ibu. Tidak ada yang bisa mengalahkan skill mata - matanya bahkan Tante Tika. Namun, kelemahan ibuku berada di pertempuran, karena itu, tiga bersaudara Ibuku jika disatukan bisa dibilang tim terbaik.

DDL 🏝️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang