Tiba di Jogja

642 64 9
                                    

Sekitar pukul setengah empat subuh, kereta yang dinaiki para pejuang sarjana tersebut tiba di Stasiun Besar Yogyakarta atau yang lebih akrab disebut Stasiun Tugu. Stasiun Yogyakarta dengan kode YK (ꦱꦼꦠꦱꦶꦪꦸꦤ꧀​ꦠꦸꦒꦸ​ꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ. Sêtasiyun Tugu Ngayogyakarta), atau Stasiun Jogjakarta, merupakan stasiun besar tipe A yang terletak pada ketinggian +113 meter. Stasiun ini merupakan stasiun terbesar yang berada dalam pengelolaan PT KAI Daop VI Yogyakarta dan pemerintah Provinsi D.I.Yogyakarta. Stasiun ini melayani pemberangkatan dan kedatangan hampir semua kelas kereta api (KA), kecuali KA kelas ekonomi jarak jauh dan menengah bertarif subsidi. Stasiun besar lainnya di Kota Yogyakarta, yaitu Stasiun Lempuyangan, dikhususkan untuk melayani kelas ekonomi dan KA lokal/komuter.

Stasiun Tugu yang diresmikan pada 20 Juli 1887 ini merupakan salah satu stasiun yang cukup tua, serta memiliki arsitektur yang unik karena gedung stasiun berada di tengah kedua sisi rel kereta api, sedangkan bangunan menghadap ke jalan poros Kota Yogyakarta. Arsitektur stasiun ini bergaya art deco yang sangat populer pada masa antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Stasiun ini pernah menjadi tujuan akhir perjalanan kereta luar biasa Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno, saat memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta.

Stasiun ini merupakan stasiun berperon pulau dengan dua kepemilikan: sisi selatan milik Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dengan lebar sepur 1.435 mm dan sisi utara milik Staatsspoorwegen (SS) dengan lebar sepur 1.067 mm. NIS dan SS saling berbagi tanah untuk mengoperasikan jalur kereta api Yogyakarta–Surakarta.

Di barat stasiun ini dahulu terdapat dua percabangan jalur yang saat ini sudah dinonaktifkan semua, yaitu jalur menuju Magelang–Parakan dan menuju Palbapang, Bantul. Jalur menuju Magelang telah dinonaktifkan pada tahun 1972 hingga 1976 sehubungan dengan letusan Gunung Merapi, tetapi bekas jalur ini masih dapat terlihat di beberapa tempat di Jalan Tentara Pelajar, Yogyakarta. Jalur tersebut juga bercabang di Secang menuju Museum Kereta Api Ambarawa melalui Tuntang hingga berakhir di Kedungjati yang kini juga dinonaktifkan. Selain itu, jalur menuju Palbapang dinonaktifkan pada 1973–1980-an, tetapi bekas jalur ini juga masih dapat terlihat di beberapa tempat, salah satunya di lapangan parkir di sisi barat laut Keraton Yogya.

Stasiun Yogyakarta terbagi menjadi dua emplasemen, yaitu emplasemen utara dan selatan, dan juga memiliki dua pintu masuk dan keluar, yakni pintu utama yang menghadap ke Jalan Margo Utomo—Jalan Pangeran Mangkubumi, termasuk wilayah Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis—dan pintu selatan yang menghadap ke arah Jalan Pasar Kembang—wilayah Kelurahan Sosromenduran, Kecamatan Gedongtengen. Stasiun ini memiliki bangunan khusus untuk loket di pintu selatan.

Pada tahun 1970-an, jumlah jalur Stasiun Tugu kemungkinan mencapai sebelas jalur—tidak termasuk jalur ke dalam pos langsiran di utara stasiun—yaitu emplasemen selatan memiliki lima jalur kereta api dengan jalur 5 merupakan sepur lurus dan emplasemen utara memiliki enam jalur kereta api dengan (kemungkinan) jalur 6 merupakan sepur lurus. Namun pada tahun 1999, peron di jalur 2 dibangun untuk mengakomodasi tinggi pintu kereta eksekutif saat itu.

Sebelum pembangunan jalur ganda dimulai sekitar tahun 2004, jalur 3 lama merupakan sepur lurus arah Solo, sedangkan jalur 4 merupakan sepur lurus arah Kutoarjo. Pada saat pembangunan jalur ganda hingga pengoperasiannya di lintas Yogyakarta–Maguwo per 8 Januari 2007 dan Yogyakarta–Kutoarjo pada November 2007 yang diresmikan 22 Januari 2008, tata letak stasiun mengalami perubahan: jalur langsir yang masih utuh—walaupun sudah dicabut—diubah menjadi jalur 1, jalur 1 lama diubah menjadi jalur 2, dan jalur 2 lama diubah menjadi jalur 3 sebagai sepur lurus dari dan ke arah Kutoarjo. Selain itu, peron tinggi ditambahkan pada jalur 3—menimbun jalur 3 lama—dan jalur 5. Saat ini, jalur 3 dijadikan sepur lurus arah Solo dan sepur belok dari arah Kutoarjo, jalur 4 dijadikan sepur lurus dari arah Kutoarjo, dan 5 dijadikan sepur lurus ke arah Kutoarjo.

Chubby Series #2 || Yang TersayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang