Program Kerja #5

163 26 6
                                    

Catatan :

"seperti ini berarti tulisan nenek (Y/n)"

"seperti ini berarti tulisan (Y/n)"

==============

"Kowe ojo patiyo cerak karo bocah-bocah kui. Ngko nek dadi, njuk pegat meneh koyo sek wingi, piye?"

"Lah, sing meh dadi sopo, mbah? Aku ki mung kekancan. Ra ono niatan nggo dadi."

"Terus, wingi kok iso gandengan? Kraket banget ra gelem ngeculke."

"Ra reti aku, mbah. Udu aku seng ra gelem ngeculke."

"Tenane?"

"Nek isih ra percoyo, takon wong e langsung."

"Lha kowe kok gelem-gelem e digandeng?"

"Ya mosok tak tolak to, mbah. Ra penak."

Pagi di rumah Bu Karto dimulai dengan sedikit tidak mengenakkan. Pasalnya, beliau terlibat argumen dengan cucu semata wayangnya dari tadi habis Subuh sampe sekarang jam tujuh lebih delapan.

Bukan argumen dengan suara melainkan dengan olahkata dan tulisan. Dalam diam, mereka saling melempar tulisan satu sama lain. Mempermasalahkan kejadian semalam saat mereka belanja di Intisari.

Dasar dari argumen mereka tak lain dan tak bukan adalah Komori yang terang-terangan megang tangan (Y/n) di depan neneknya. Menurut nenek (Y/n), hal itu sangat tidak pantas mengingat keduanya tidak memiliki hubungan khusus, hanya sebatas kenalan.

Semenjak (Y/n) putus dengan cowok yang dapet julukan "Arjuna dari Desa Sebelah" dengan tidak menyenangkan, nenek (Y/n) menjadi overprotektif apabila (Y/n) dekat dengan laki-laki sebaya yang sekiranya masih 'satu rumpun' dengan si "Arjuna" tadi.

Nenek (Y/n) hanya tidak mau cucunya jatuh di lubang yang sama dua kali.

"Sing wingi-wingi ki yowes, rasah diomong-omongke meneh."

"Sak karepmu. Nek ngko kowe nangis-nangis koyo sek biyen, tak usir bocah-bocah kae."

Merasa jenuh dengan cek-cok yang terjadi, (Y/n) meremat secarik kertas ukuran A3 penuh tulisan berbahasa Jawa yang menjadi saksi bisu pertengkarannya pagi ini. (Y/n) beranjak dari dapur lalu berjalan ke halaman belakang meninggalkan neneknya yang sedang memotong sayur.

Dirinya hendak membuang kertas gambar yang susah berbentuk bola tersebut. Ketika melewati lorong kamar mandi, ia melihat Bokuto menyembulkan sebagian badannya dari pintu.

 Ketika melewati lorong kamar mandi, ia melihat Bokuto menyembulkan sebagian badannya dari pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chubby Series #2 || Yang TersayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang