3. Trauma Masalalu

13 2 0
                                    

"Percuma Dar, percuma kalau seseorang saling mencintai tapi gak bisa saling memiliki."
-D

***

Hari ini sepulang sekolah, Darra sudah ada janji dengan sang kekasih. Dia berjalan keluar gerbang sekolah lalu menunggu angkutan umum yang lewat. Biasanya, Darra pergi dan pulang sekolah di antar oleh pak supir, tapi kali ini dia sedang malas dan lebih memilih naik angkutan umum.

Saat ada angkot yang lewat, Darra segera naik dan tak lama angkot itu pun sampai di tempat tujuan, yaitu taman mawar. Taman mawar merupakan tempat paling spesial dan berharga, dimana dia dan kekasihnya itu bisa saling memiliki. Tapi ntah ini akan jadi hari terakhir Darra dengan dia atau apa Darra tidak tahu.

Perjodohan yang akan di pertemukan di rumah Darra kurang lebih tinggal tiga hari lagi. Darra tidak punya banyak waktu. Secepatnya dia harus memberi tahu kekasihnya perihal perjodohan ini.

Darra berjalan ke arah seseorang yang sudah duduk di bangku taman.

"Udah lama ya? sorry tadi di jalan agak macet." tanya Darra lalu orang itu menoleh dan memberi isyarat supaya Darra duduk di sampingnya.

"Enggak kok, baru aja." jawab Daniel.

Daniel Pranajaya. Seseorang yang sudah menemani hari-hari Darra baik suka maupun duka. Darra dan Daniel memang tidak satu sekolah. Mereka kenal pada sebuah sanggar drama di daerah jakarta. Harusnya mereka satu sekolah saat SMA, namun mereka terpaksa harus berpisah karena ada sesuatu masalah yang tidak bisa Daniel jelaskan.

Darra terdiam sambil memikirkan kira-kira reaksi Daniel seperti apa nantinya. Apakah dia akan menerima atau dia malah memberontak marah.

Daniel yang menyadari keterdiaman Darra pun langsung mengibaskan tangannya di depan wajah Darra, "Dar, kamu kenapa? kok ngelamun aja."

Darra tersentak kaget lalu sebisa mungkin memaksakan senyumannya, "Eh e...nggak kok hehe", ucapnya gugup.

"Jadi, kamu mau ngomong apa?" tanya Daniel to the point.

"Aku mau dijodohin Nil."

Pernyataan Darra barusan sukses membuat Daniel diam. Lalu sedetik kemudian dia menatap Darra penuh intimidasi seolah meminta penjelasan.

"Maksud kamu apa?" tanyanya berubah dingin.

Jujur Darra sangat takut di tatap seperti itu. Tatapan yang membuatnya tidak bisa mengelak. Dan nada bicara Daniel terdengar berat. Suasana yang tidak terlalu ramai dengan angin sepoi-sepoi membuat suasana semakin mencekam.

Darra menarik nafas panjang agar lebih rileks. Kemudian perlahan tangannya terulur untuk menggenggam tangan Daniel dan langsung menjelaskan tentang perjodohan itu. Di mulai dari Maya yang menyuruhnya untuk menemui Indra pagi-pagi sampai penjelasan Indra yang membuatnya terkejut setengah mati perihal perjodohan yang menurutnya sangat konyol itu. Darra juga menjelaskan bahwa dia tidak tahu menahu tentang ini semua, karena perjodohan itu sudah ada sejak Darra belum terlahir ke dunia ini. Darra yang sempat mau menolak pun di lema karena ucapan Indra yang terdengar lirih dengan sorot mata kecewa.

Daniel mendengarkan penuturan Darra dari awal sampai akhir tanpa memotong ucapan Darra barusan.

Hiks..  hiks.. hiks..

Tiba-tiba saja air mata Darra luruh seketika. Darra tak kuasa menahan ini semua. Daniel langsung menarik Darra ke dalam pelukannya.

"Sutt.. dengerin aku Darra. Aku ngerti perasaan kamu. Tapi ini udah jadi keputusan Papa kamu. Terus sekarang kamu mau apa? putus dari aku?" tanya Daniel lalu melepas pelukannya dari Darra. Terdengar lirih dalam setiap ucapan yang Daniel lontarkan.

DARRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang