5. Kecelakaan

13 2 0
                                    

Pagi ini Darra sudah siap dengan seragam sekolahnya. Dia sudah sangat telat hari ini. Dia harus mengerjakan PR yang lupa ia kerjakan karena terlalu sibuk memikirkan beberapa kejadian yang terjadi akhir-akhir ini. Darra buru-buru langsung turun ke bawah dan menemui Maya dan Indra.

"Ma, Pa, Darra berangkat duluan ya. Udah telat." katanya seraya melirik jam yang melingkar manis di tangannya.

"Ini masih pagi loh Dar." kata Maya.

Jam memang baru menunjukan pukul 06:15 dan bel masuk sekolah itu pukul 07:00. Artinya masih ada waktu 45 menit lagi untuk Darra sampai di sana.

Darra pun buru-buru menenggak susu nya hingga habis tak tersisa. Lalu dia langsung pamit menyalimi kedua tangan orang tuanya.

Kali ini Darra di antar oleh Pak Bambang, supir kepercayaan keluarga mereka.

Perjalanan kali ini berjalan sangat lancar tanpa adanya kemacetan yang cukup parah. Tak lama mobil yang mengantar Darra pun akhirnya sudah sampai di depan gerbang sekolah. Mereka menempuh perjalanan kurang lebih 10 menit. Sekolah masih sangat sepi tidak terlalu ramai. Buru-buru Darra segera keluar dari mobil sebelum mengucapkan terimakasih kepada Pak Bambang.

Darra berlarian kecil memasuki area sekolah. Sesampainya di kelas, Darra sudah melihat Liza yang sedang serius membaca novel. Di antara mereka bertiga, memang Liza lah yang paling rajin dateng pagi. Alasannya adalah dia malas terlalu lama berada di rumah. Bagi sebagian orang mungkin rumah merupakan tempat 'pulang' paling nyaman setelah proses perjalanan panjang. Namun bagi Liza rumah adalah sebuah penjara. Darra dan Tita tahu kehidupan Liza. Liza memang terlahir berkecukupan, namun tidak ada kebahagiaan yang ia dapatkan. Orang tua Liza selalu sibuk mencari uang hingga lupa bahwa mereka masih mempunyai anak yang harus mereka perhatikan.

Bagi seorang anak, perhatian dari orang tua itu penting. Jadi, jika kalian tidak mendapat kebahagiaan dari orang tua kalian, maka jadikanlah kebahagiaan untuk anak-anak kalian di masa depan nanti. Jangan sampai anak kalian merasakan apa yang kalian rasakan dulu.

"Za." panggil Darra lalu menaruh tasnya di depan tempat duduk Liza.

Darra duduk berdua dengan Tita, sedangkan Liza duduk bersama sang bendahara kelas.

Liza tersentak kaget karena terlalu serius membaca novel, "Eh elo, ngagetin aja." katanya lalu kembali melanjutkan aktivitas membacanya.

"Za, gue liat PR Bahasa Indonesia lo dong. Gue lupa banget sumpah."

Liza melirik ke arah Darra sebelum menaruh novel yang sedang ia baca di atas meja, "Tumben banget lo lupa ngerjain PR, biasanya juga lo yang paling rajin." katanya seraya mengeluarkan buku tulis Bahasa Indonesianya dari dalam tas.

Darra segera mengambilnya dan mulai mencatat, "Iya ni, maklum orang lupa hehe."

Tak banyak bicara Liza pun hanya mengangguk sebagai respon. Secepat mungkin Darra menyalin jawaban punya Liza dan tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Darra akhirnya sudah menyelesaikan tugas rumah yang mendadak ia kerjakan di sekolah.

Perlahan kelas yang tadinya sepi kini sudah ramai, dan dari arah pintu Tita datang dengan wajah sumringahnya.

"Hallo everbody, selamat morning apa kabar kalian semuaaa." ucapnya dengan suara cempreng khas nya sambil berlarian kecil dengan membentangkan tangannya, tak lupa dengan senyuman yang selalu merekah di bibir manisnya. Semua yang melihat hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Tita.

"Berisik lo." kata Darra saat Tita sudah sampai di tempat duduknya.

"Kenapa si mba, masih pagi ngomel-ngomel mulu heran."

DARRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang