19. Murid Baru

10 4 0
                                    

"Semalam gue jadian sama Adam."

"APA?!"

"SERIUS LO?!"

Perkataan Liza barusan sukses membuat Darra dan Tita heboh sendiri. Saat ini mereka bertiga ada di taman belakang sekolah yang sedang melakukan hukuman karena ketahuan mengobrol di kelas saat jam pelajaran sedang berlangsung. Lebih tepatnya Tita yang mancing-mancing buat ngobrol, dan terpaksa Darra dan Liza harus kena imbasnya.

"Kalian biasa aja dong, jangan heboh gitu."

Tita menghentikan kegiatan mencabut rumputnya, "Ya gimana gue gak heboh, seorang Liza yang gak pernah pacaran terus tiba-tiba jadian sama cowok cool kayak Adam."

"Tapi kok bisa Za?" kini giliran Darra yang bertanya, tetapi Darra masih sibuk mencabut rumput.

Liza terkekeh melihat kekepoan dua sahabatnya itu, "Panjang lah ceritanya, gak bakal kelar tujuh hari tujuh malem kalo gue cerita."

"Anjirr."

"Dih, gitu yaa sekarang."

Liza mulai mendekat ke arah mereka, "Eh tapi gue bingung deh."

"Bingung kenapa lo?" tanya Tita dan langsung di angguki Darra. Mereka bertiga sekarang jadi mulai mengobrol bukan menjalani hukuman.

"Adam itu cuek. Kadang gue suka mikir, dia itu beneran sayang gak sih sama gue." kata Liza sendu.

"Ya kalo dia gak sayang sama lo, mana mungkin dia nembak lo." balas Tita.

Darra berdeham, "Gini ya Za, pasti gak sepenuhnya Adam itu cuek kok. Contohnya tuh hal kecil yang dia lakuin kayak mungkin verbal nya ataupun prilaku dia sama lo yang gak lo sadari, padahal itu emang cara dia buat nyampein rasa sayangnya sama lo."

"Iya Za bener, kayaknya Adam emang sayang beneran sama lo. Buktinya pas kemaren Bani manggil lo eneng tuh si Adam mukanya langsung badmood gitu hahaha." Liza terkekeh mendengar perkataan Tita.

Darra menatap Liza lekat, "Gak akan ada orang yang bodoamatan sama orang yang dia sayang Za, percaya sama gue." sementara Liza mengangguk paham. Darra benar.

Dalam hati Darra tersenyum miris. Memang ya pada dasarnya setiap manusia itu bisa banget nasehatin orang, tapi giliran nasehatin dirinya sendiri susah banget.

Gak akan ada orang yang sebodoamatan sama orang yang dia sayang. Elang? kayaknya dia sebodoamatan sama Darra, buktinya kemarin Darra di bentak-bentak. Berarti Elang gak sayang dong sama Darra. Terus Daniel? mungkin iya Daniel sayang sama Darra, tapi keberadaan cowok itu aja tidak diketahui, bahkan kabarnya saja tidak ada bak ditelan bumi.

Kring.. kringg..

Bel pertanda istirahat sudah berbunyi. Mereka bertiga bernafas lega karena hukumannya telah selesai. Akhirnya Darra, Liza dan Tita segera beranjak menuju kantin. Tetapi langkah mereka harus terhenti ditengah lorong karena melihat sebagian siswa-siswi yang sedang berlarian menuju kantin.

Berlarian saat jam istirahat memang bukan hal yang biasa, tapi ini seperti ada sesuatu. Darra yang rasa penasarannya sangat tinggi segera bertanya pada siswi yang lewat, "Eh lo dari mana? itu ada apaan sih?"

"Gue dari kantin, itu ada anak baru. Cewek. Cantik banget. Udah ya, gue mau ke ruang kepsek." katanya seraya pergi, namun baru beberapa langkah ia berjalan, dia kembali berbalik menghadap Darra, "Jagain pacar lo si king sekolah, takutnya dia naksir sama tuh cewek." lanjut siswi itu lagi dan segera pergi.

Darra dan kedua sahabatnya saling pandang. Murid baru? kenapa seheboh ini? secantik apa dia? dan tunggu, tadi apa? Jagain pacar lo si king sekolah? dari mana dia tau Darra mempunyai hubungan dengan Elang?!

DARRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang