7. Kenapa Dia?!

9 3 0
                                    

Cuaca pagi hari ini terlihat mendung. Sama halnya dengan suasana hati Darra, gelap dan kelabu. Langit kali ini seolah bisa menyuarakan isi hati sang empu nya.

Darra sudah bangun lebih awal karena pagi ini akan ada tamu spesial, katanya.

Darra segera bergegas ke toilet untuk melakukan ritual mandinya. Tak lama ia sudah keluar lengkap dengan dress berwarna maroon yang di belikan oleh Mamanya. Darra segera memoles makeup tipisnya dan memakai liptint agar bibirnya tidak terlalu pucat.

Ceklek,

Pintu kamar Darra terbuka dan muncul lah Maya dengan senyum manisnya, lalu menghampiri Darra yang sedang duduk di meja rias.

"Kamu kok cemberut aja, senyum dong." kata Maya menatap Darra dari pantulan cermin seraya mengelus rambut anaknya pelan.

Darra pun menoleh dan tersenyum ke arah Maya.

"Yaudah sekarang kamu ke bawah, dikit lagi mereka sampai." kata Maya mengingatkan, lalu dia berjalan keluar.

Darra mengatur nafasnya sebelum akhirnya keluar dan membantu Maya yang sedang berkutik di dapur.

Tak terasa waktu berjalan sangat cepat, ntah kenapa jantung Darra saat ini berdetak sangat kencang seolah ada yang melalukan lari marathon.

Tinn.. tinnn..

Suara klakson mobil barusan membuat Darra makin panas dingin di buatnya. Darra pun akhirnya berjalan mengikuti langkah Indra dan Maya untuk keluar.

Seorang pria paruh baya dengan wanita di sampingnya yang Darra yakini adalah orang tua dari calon jodohnya. Mereka tersenyum ke arah Darra, lalu Darra segera menyalimi kedua tangan mereka sebagai tanda hormat kepada orang yang lebih tua.

"Ini anak kamu Ndra?" tanya Bram dan Indra pun mengangguk.

"Manis ya Pi, kayaknya kita gak salah pilih." ucap Lena sambil terkekeh yang membuat Darra tersipu malu.

"Hehehe Om Tante bisa aja. Yaudah yuk Om tante masuk." kata Darra sopan.

Mereka semua pun masuk dan duduk di ruang tamu. Tapi ada sesuatu yang mengganjal di pikiran Darra, di mana calon jodohnya? Darra terus celingak-celinguk mencari keberadaannya namun nihil, tidak ada tanda-tanda dia akan datang.

Diam-diam Darra tersenyum dalam hati. "Semoga aja dia gak jadi dateng." - batinnya.

Lena yang sedari tadi mengamati Darra pun langsung peka, "Anak tante lagi di jalan. Soalnya dia nganter adiknya dulu ke tempat les."

Darra jadi malu sendiri karena rupanya Lena memperhatikan gerak-geriknya sedari tadi.

Mereka semua saling mengobrol dan tak lama suara mesin motor berbunyi semakin dekat.

Ini jantung gue kenapa sih?

Kok gue mendadak jadi panas dingin gini?

Ya Tuhan! tolongin Darra.

Darra terus-menerus membatin dan bertanya-tanya di dalam hati. Siap gak siap Darra harus siap. Darra memejamkan matanya sebentar dengan kepala menunduk dan memainkan jari-jari tangannya untuk sekedar menghilangkan rasa gugup.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." jawab mereka semuanya kompak.

"Mati gue. Tapi kok kayak kenal suaranya?" -batin Darra

"Maaf ya Elang telat hehe." katanya seraya berjalan mendekati mereka.

"Elang?" -batin Darra dengan perasaan ketar-ketir.

DARRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang