21. Kabur

13 4 0
                                    

Di dalam keramaian tepat di tengah-tengah orang berlalu lalang di sebuah pasar malam, Darra berjalan dengan pelan seolah kakinya sangat berat untuk melangkah.

Ponsel yang berada di genggaman tangannya terus-menerus berbunyi menandakan ada panggilan masuk. Darra hanya melirik sekilas lalu langsung me-reject nya saat Darra tau bahwa pemilik nomor tersebut adalah Elang.

Darra melihat sekelilingnya, disana terlihat sekali banyak anak muda seusianya yang sedang berlalu-lalang dengan sahabat ataupun pasangannya masing-masing. Darra tersenyum penuh arti. Dulu dia pernah ada di posisi mereka yang begitu bahagia dengan pasangannya. Tolong ingatkan Darra. Itu dulu, bukan sekarang.

Sepanjang Darra berjalan, ponselnya tak henti-tenti mengeluarkan bunyi panggilan masuk dari orang yang sama.

Terkadang kebanyakan orang bilang, biasanya setelah bertengkar dengan pasangannya, beberapa orang akan mematikan ponsel dan lebih memilih untuk tidak berbicara dengan orang itu. Tetapi jika ada seseorang yang menyalakan ponselnya untuk menghubungi kalian padahal kalian berdua sedang bertengkar, tolong pertahankan orang itu. Apakah Elang akan mempertahankan Darra? dan Apakah Darra harus mempertahankan Elang? Belum juga seminggu pernikahannya berlangsung tetapi masalah seolah datang bertubi-tubi.

Darra menghela nafas gusar. Baru saja ia ingin mengangkat telepon dari Elang, tiba-tiba ponselnya mati. Darra lupa bahwa dia lupa mengisi daya ponsel itu. Akhirnya Darra segera memasukan ponselnya ke dalam saku celananya. Tanpa pikir panjang Darra langsung menuju sebuah warung yang berada tepat dipinggir jalan dengan lampu yang remang-remang dan Darra segera duduk disana seraya memesan wedang jahe untuk sekedar menghangatkan tubuhnya yang begitu dingin karena angin malam.

Suara bising orang-orang disana dan suara kecrekan kaleng yang disulap menjadi alat musik membuat Darra merasa nyaman berada disini.

"Hallo assalamualaikum ibu, bapak, kakak, teteh, dan adik-adik sekalian saya akan menyanyikan sebuah lagu yang berjudul Menua berdua oleh senar senja."

Deep! Darra terkejut mendengar pemuda itu akan membawakan sebuah lagu dari senar senja. Lagu itu adalah lagu yang suka Daniel nyanyikan saat dulu. Ah, Darra jadi merindukan Daniel.

Suara kecrekan gelas akua dengan uang logam di dalamnya mulai terdengar. Perlahan, Darra memejamkan matanya dan mulai meresapi lagu yang dibawakan oleh pemuda itu.

Berjalan bersamamu takkan pernah
Menjadi sesuatu yang menjemukan
Kuingin selalu di dekatmu
Memandang wajahmu yang menggemaskan

Bercerita tentang hidup kita nanti
Menanti hari-hari dan bermimpi

Padahal kenyataannya hidup Darra dan Daniel sudah beda dan itu semua memang hanya mimpi yang tidak bisa menjadi nyata.

Aku ingin menua berdua
Denganmu kurasa
Damainya kala berdua
Menua menjadi tua

Belum juga menua berdua bersama Daniel tapi Darra sudah mengakhiri. Yang pada kenyataannya mungkin Darra akan menua bersama Elang, orang yang sekarang menyandang status sebagai suaminya.

Bercerita tentang hidup kita nanti
Menanti hari-hari dan bermimpi

Aku ingin menua berdua
Denganmu kurasa
Damainya kala berdua
Menua menjadi tua

Lagu itu telah selesai dinyanyikan, Darra segera mengeluarkan lembaran uang lima ribu ketika pemuda itu menyodorkan bungkusan permen untuk menaruh uang. Setelah mendapatkan uang hasil nyanyinya, para pengamen itu pergi setelah mengucapkan terimakasih.

"Hei." tiba-tiba ada seseorang yang menyapa Darra dan duduk disampingnya, "Boleh gue duduk di sini?" tanyanya dan Darra hanya mengangguk. Toh ini tempat umum, siapa saja boleh duduk disini.

DARRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang