6. Transaksi

75 25 12
                                    

Apa yang kita lihat belum tentu itu adalah kebenarannya

____Akhal

HAPPY READING
________________________

Pagi-pagi sekali, siswa-siswi sudah dikejutkan dengan kedatangan Flo dengan cowok tampan yang bukan berasal dari sekolah mereka.

"Eh itu bukannya Raffa anak sekolah tetangga kita?"

"Iya. Pacar baru Flo itu. Kan lo tau sendirilah, kalau tuh cewek gak bisa hidup tanpa cowok kaya."

"Ah, emang murahan banget!"

"Hush, orangnya datang."

Flo melirik sinis segerombolan siswi yang membicarakannya tadi. Ah, mereka pasti iri melihat Flo yang bisa jalan dengan Raffa, yang notabene adalah anak basket dari sekolah lain. Flo akui kalau pesona Raffa tidak bisa dihindarkan.

Apalagi bulan kemarin cowok itu baru saja pulang dari Singapura membawa piala olimpiade Fisika yang cowok itu tekuni. Raffa memang bisa mengikat cewek manapun yang dia mau. Tapi kenapa Flo? yang merupakan cewek yang matre dengan otak kosong. Kenyataan itu sukses membuat Flo insecure di hadapan Raffa.

"Aku masuk dulu, ya." Raffa tersenyum sambil mengusap rambutnya.

"Iya. Belajar yang rajin biar kamu bisa mengajarkan anak-anak kita kelak," ujar Raffa.

Namanya juga cewek, kalau sudah membahas masa depan pasti wajahnya akan merona. Tak terkecuali Flo yang saat ini sedang menahan semburat merah di pipinya.

"Bye, Raffa."

Tak tahan berlama-lama dengan Raffa, Flo langsung pergi dari hadapan cowok itu. Flo harus menenangkan jantungnya yang tak karuan gara-gara Raffa.

.
.
.

"Flo, lo harus cerita kenapa bisa jadian sama Raffa!"

Baru saja Flo berada dalam kelas, suara Berlie sudah membuatnya kaget.

"Entar di rumah aja. Gue sekarang lagi malas buat ngomong panjang lebar sama lo."

Berlie mengerucutkan bibirnya. Dia melipat tangannya di dada sambil menatap Flo yang tampak semangat hari ini. Melihat perubahan Flo hari ini, membuat Berlie berpikir tidak-tidak tentang sahabatnya itu.

"Kenapa lo senyum-senyum kaya gitu?"

Flo terlonjak kaget, lalu tak lama kemudian Flo menggigit bibir bawahnya. "Kaya nya gue suka sama Raffa deh, Ber."

Berlie mengerjapkan matanya beberapa kali. Saat ingin mengajukan pertanyaan sekali lagi, bel upacara sudah berbunyi. Sehingga membuat Berlie harus menyimpan pertanyaan di kepalanya.

.
.
.

Tak biasanya Flo berada dalam Perpustakaan saat jam istirahat. Sehingga orang-orang yang melihatnya berada di sana sedikit terkejut akan kedatangan Flo.

Sebenarnya tadi Flo juga sudah membawa Berlie ke sini, tapi Berlie menolak. Dia sangat anti dengan buku-buku banyak. Jadi, Flo hanya datang sendirian ke sini.

Flo tidak buta melihat tatapan aneh dari orang-orang di sana, dia hanya cuek dan tetap berjalan ke arah buku-buku tebal yang berjudul MATEMATIKA.

"Aish...kalau bukan permintaan Raffa, mana mau gue susah-susah buat belajar." Gerutu gadis itu yang melihat rumus-rumus di dalam buku tersebut.

Flo berjalan ke meja yang berada di pojokkan. Tetapi langkahnya terhenti saat melihat seorang laki-laki yang baru-baru ini dia kenal sedang memberikan barang yang tidak diketahui oleh Flo. Barang itu terbungkus rapi dengan kotak berwarna hitam.

🌜BUKAN STALKER🌛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang