Chapter 3 | Kepikiran

113 5 0
                                    


"Ma aku pulang". Ara memasuki rumah menuju dapur menyerahkan belanjaan ke sang mama.

"Taruh aja di meja mama mau ke rumah bibi Ratna dulu".

"Aku taruh disini mah mau ke kamar".

Didalam kamar Ara hanya memainkan handphone nya membuka sosmed mencari sesuatu yang mungkin menarik baginya.

Tiba-tiba muncul notifikasi pesan wa

Elsa Diana

P
P
Ra aku liat Alen di cafe bareng cewek.

Masa sih?

Ngak percayaan banget sama gue

percaya, sebenarnya sih tadi pas pulang aku juga liat dia boncengan sama cewek

Kalau udah tau kenapa pura-pura ngak percaya!

Santai dong, jangan ngegas gitu jadi takut deh hehe

Lu juga sih nyebelin amat

Ngak ada hubungannya sama si amat ya

Kenapa jadi bahas si amat sih, kan lagi bahas si Alen

Iya iya, terus mau diapain kalo dia sama cewek aku kan bukan siapa-siapa juga

Ya iya lu bukan siapa-siapa nya tapi kan lu suka sama dia

Emang aku suka dia tapi gimana aja gk percaya noleh ke aku jangan kan nengok ngajak ngobrol lirik aja ngak:(

Jangan sedih gitu dong

Ngak sedih cuman miris aja:(

Udahlah bahas yang lain aja

Ya udah deh, besok habis pulang sekolah jalan yuk itung-itung refreshing

hm okelah sampai jumpa besok di sekolah

Oke see you.

Ara menghembuskan nafasnya kasar setelah berchat dengan Elsa membahas Alen. Ia memilih membaringkan tubuhnya diatas kasur menghilangkan rasa lelahnya.

----------------------

Malam pun tiba Ara berjalan menuju balkon kamarnya melihat bintang dan bulan yang selalu berada di langit yang sama, dimana bintang tidak pernah meninggalkan bulan.

Ara berpikir kenapa ia tidak seperti bulan saja yang selalu di dampingi bulan.

Ia gusar teringkat saat pulang sekolah dan pesan chat dari Elsa. Ia bosan selalu memikirkan seseorang yang tak pernah memikirkannya jangan kan memikirkan melihatnya barang sejenak pun tidak.

Terbuat dari apa sebenarnya orang seperti Alen itu. diam-diam namun menghanyutkan, menghanyutkan pikiran Ara hingga selalu tertuju padanya.

"Alen kenapa sih kamu ngak pernah melihat aku sedetik pun, apa beda aku dengan para mantanmu atau orang dekatmu?, kamu malu jika dekat denganku?". Monolog Ara di tengah gelapnya malam dengan hembusan angin yang menimbulkan rasa dingin.

Secret love Ara'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang