Chapter 5 |Icha

105 4 0
                                    

Awan berubah jingga, angin bertiup kencang, daun-daun berguguran titik titik air menetes mengguyur bumi. di D&A cafe yang banyak dikunjungi remaja banyak yang menghasilkan waktu nongkrong santai bersama temen-temen mereka.

begitupun Ara dan temannya ditemani   Gino, ya Gino kakaknya tidak lupa pula Icha pacarnya. Mereka bertemu di depan pintu bioskop setelah film usai.

"Kakak ngapain disini". Heran Ara karena tidak biasanya jam yang menunjukkan pukul empat sore kakaknya di mall.

"Ya jalan-jalan lah dek refreshing masa depan buku mulu". Terangnya menjelaskan pada Ara mengapa ia ada di mall.

"Terus ini siapa ?". Tanya Ara dengan mengarahkan dagunya pada icha. Ia heran melihat sang kakak bersama cewek pasalnya kakak yang sangat ia cintai ini tidak pernah membawa ataupun memperkenalkan seorang cewek ke keluarga.

"Pacar kak Gino lah Ra". Celetuk Salma.

"Yang ditanya kan kak Gino kok Lo yang jawab". Elsa menyahuti Salma yang ditanya siapa yang jawab siapa.

"Suka-suka gue lah, lagian bener kalo itu pacarnya kak Gino". Tunjuk Salma  ke arah depan lebih tepatnya pada icha.

"biasa aja sih gak usah sewot gitu". Balas Elsa kesal bibirnya dimajukan beberapa centi dengan tangan bersedekap didepan dada.

"Udah sih jangan berantem". Kali ini Jeny yang bersuara setelah diam melihat perdebatan keduanya.

"Diem". Balas Salma dan Elsa bersamaan dengan mata melotot membuat Jeny langsung mendengus.

"Kenalin ini pacar kakak namanya Icha terus icha ini Ara adek aku". Gino merangkul punggung Icha kemudian memperkenalkan Icha pacarnya pada Ara sang adik tercinta.

"Icha". Icha mengulurkan tangannya dengan senyum mengembang dan disambut baik Ara.

"Ara, semoga kita berteman baik". Ara memberikan senyum tak kalah manis.

"Oh ya kak Kenalin ini temen-temen aku, Elsa Salma dan Jeny". Tak lupa Ara memperkenalkan temannya pada pacar sang kakak.

Mereka pun memperkenalkan diri masing-masing kemudian mengobrol santai seperti cewek pada umunya kecuali Gino yang lebih memilih memainkan game di handphone canggihnya.

---------------------

"Dek kamu sama siapa ?, Apa mau kakak jemput abis nganter icha". Tanyanya pada Ara, ia takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan nantinya.

"Ngak deh kak, kakak anter kak Icha aja masa pulang sendirian lagian aku dianter sama Jeny". Ujar Ara menunjuk Jeny disampingnya, ia tau kekhawatiran kakaknya.

"Ya udah kamu hati-hati, kakak anter Icha dulu". Gino mengacak rambut Ara membuatnya seperti singa.

Ara berdecak "ish kakak" kesal akan kelakuan sang kakak.

"Hhhhh dah kak pergi dulu, Jen kakak titip Ara ya".

"Ay ay captain". balas Jeny semangat dengan hormat seperti seorang bawahan kepada ketua.

Setelah Gino dan Icha meninggalkan parkiran mall Ara beserta Jeny menuju motor milik Jeny untuk segera pulang mengingat waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Ara takut orang rumah menghawatirkannya yang tak kunjung pulang meskipun ia telah meminta izin saat pulang sekolah tadi.

Mereka menaiki motor lalu melaju menelusuri jalan kota yang terasa sejuk. Ara merasa senang ditengah udara yang sejuk ini masalah hatinya agak sedikit berkurang.

"AAAAAAHHHHHH". Teriak Ara di tengah jalan membuat Jeny terkejut hingga para pengendara lain melihatnya heran, ada juga mengira mungkin Ara gila.

"Astaga, mau bikin gue jantungan terus mati muda gitu". ujar Jeny kesal, Ara hampir membuatnya jantungan.

Secret love Ara'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang