Chapter 6 | puisi

101 4 0
                                    


Kring kring

"Baiklah anak-anak jam pelajaran telah selesai, kita bertemu minggu depan silahkan istirahat". Ujar Bu Wati

"Baik bu". Balas Siswa 12 IPA 1 kompak

Setelah bu Wati berlalu meninggalkan kelas para siswa siswi pun berbondong-bondong menuju kantin, mengisi perut yg sudah berbunyi sejak tadi. ada yang membereskan buku dan alat tulisnya terlebih dahulu, ada juga yang dibiarkan begitu saja di atas meja.

"Yuk kantin"

"Hayuk lah". kata Jeny merangkul bahu Ara. diikuti Elsa dan Salma disampingnya.

Mereka pun menuju kantin melewati koridor kelas 11 yang terlihat cukup ramai, ya wajar sih namanya juga waktu istirahat.

Saat melewati koridor yang memang dekat dengan lapangan terutama lapangan basket Elsa memberhentikan langkahnya.

"Kamu kenapa sa ?". Tanya Ara

"Coba liat deh ke lapangan basket". Tunjuk Elsa menggunakan tangannya

Ara, jenily juga Salma mengikuti arah yang ditunjuk Elsa. Ternyata disana hanya terdapat beberapa siswa laki-laki yang sedang bermain, mengapa Elsa sampai berhenti.

"Cuman orang main basket juga". ujar Salma

"Iya nih si Elsa orang cowok main basket dong juga, tapi itu si pandu makin ganteng deh". Kata jeny dengan memperhatikan pandu membayangkan mungkin ia bisa bersama dengannya.

"Bener tu jen, ya ampun mau deh kalau di ajak pacaran". Kata Elsa mengulum bibir dan menampilkan senyum malu-malu.

"Udah deh sa ngak usah ngayal ngapa". Balas Salma mencibir

"Kita kan menghayal dulu nah abis itu baru berusaha cari cara supaya bisa jadi nyata, di dunia ini kan ngak ada yang gak mungkin". balas Elsa lagi dan di setujui Jeny "Bener tuh sa, tos kita". Jeny serta Elsa melakukan tos atas kesamaan pendapat mereka.

"Kalo urusan cowok aja kompak, langsung hijau itu mata". Kini Ara menimpali

"Dikira mata duitan langsung hijau". Elsa kesal dibilang mata begitu.

"Udah-udah lanjut jalan ke kantin laper nih cacing udah pada demo". akhirnya Salma menengahi perdebatan yang tidak akan ada habisnya bika diteruskan.

"Ra"

"hm"

"Ra"

"Apa sih Jen". Ara jengah mendengarnya

"Biasa aja Ra".

"Ya kamu si manggil melulu udah dijawab juga"

"Ya lu cuman hm doang, kek gk minat gitu"

"hm itu kan bisa diartikan apa Jen"

"Hehe iya juga sih, hm Ra kenapa ngak lu suka sama pandu, Agil, Irgi atau si Dani anak IPS kan ganteng-ganteng tu pintar lagi. Kenapa malah suka sama Alen yang diem aja kek orang bisu kalau ngak sama Andi dan temen-temennya di kelas sebelah". Ujar Jeny heran mengapa Ara bisa menyukai Alen padahal banyak disekolah ini yang keren-keren.

"Kan aku udah bilang Jen, aku ngak tau kenapa aku bisa suka sama dia cuman pas liat dia senyum itu ada rasa senang tersendiri. Suka sama orang ngak perlu alasan, apalagi kita ngak bisa request mau suka sama siapa kalau bisa aku juga ngak mau sama dia tapi kembali lagi perasaan itu timbul dengan sendirinya".

"Bijak amat mbak". Ujar Jeny kagum atas pemikiran Ara yang memutuskan sesuatu dengan bijak terutama tentang cinta tentunya. Tidak jarang baik Jeny Salma maupun Elsa sering meminta curhat dan meminta pendapat yang tepat.

Secret love Ara'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang