PROLOG

10K 285 8
                                    

Aku kasih label 18+ bukan berarti keseluruhan  episode cerita ada adegan Dewasanya yah.

Selamat membaca.
Semoga suka, dan jangan lupa vote, comentnya yang banyak.

Makasih.

**************


ANDIRA duduk menatap lurus kearah pintu masuk Cafe Shop tempat dia kerja, menatap satu persatu manusia  yang memamerkan berbagai ekspresi.  Dari bahagia, sedih, kecewa dan bahkan datar. Sedangkan Andira tetap dengan ekpresi yang sama. Malas.

"Kenapa kamu gak tidur aja sih di Apartemen. Kasian lihat wajahmu yang asem gitu."

"Aku lagi males sendiri. Lagian jam kerjaku bentar lagi, nanggung banget mau pulang."

Andira mengangkat pantatnya dari kursi kayu depan Jay, berjalan kebelakang dan mengganti baju. Dia siap berganti tugas dengan teman Baristanya.

"Semua struck  sudah aku hitung, tidak ada yang kelewat, dan tidak ada yang hutang. Cuman cewek di sudut sana belum pesan." Andira memiringkan wajahnya mengikuti pandangan Jay pada satu Wanita cantik yang sedang mengikat rambutnya ke atas.

"Dari tadi?"

"Iya, sebelum kamu datang."

Andira mengambil satu Book Menu , bersiap berjalan menuju tamu wanita tersebut. "Bentar, biar aku tanya."

"gak perlu, dia mau pulang kayaknya? "

Andira mundur, dan kembali berdiri depan mesin Coffe. Dia tersenyun ramah dan siap melayani pembeli. Sedangkan Jay duduk menggantikan Andira.

"Saya boleh duduk di sini?"

"Boleh, Mba. Silahkan. " Jay meberikan kursinya, dan berpindah duduk ke sisi kanan.

"Mau pesan apa?"

"Mocca."

"Panas atau dingin?"

"Yang dingin aja,"

Selama  proses Andira membuatkan pesanan, Wanita yang duduk tepat di meja bar Cafe tersebut tidak berhenti memandang Andira. Bibirnya tersenyum tipis, sesekali ia menundukan wajahnya malu. Dan matanya yang berbinar.

"Silahkan diminum." Andira memberikan Mocca yang dipesan.

"Makasih, " Jawabnya yang diiringi senyuman. 

"Maaf,Mba. Dari tadi duduk di sana sendiri nunggu teman? " Jay menggeser sedikit kursinya ke sisi kiri. " ah Saya Jay,, " Sambungnya menyodorkan tangan untuk berkenalan.

"Amelia."

"Sendiri?"

"Iya, saya sendiri." Amelia kembali menyeduh Coffenya. Jari-jarinya bermain lincah di atas layar handphone. Dia mengacuhkan pertanyaan Jay. Mungkin karena fokusnya memang ke Andira.

Sedangkan Andira tidak begitu perduli dengan temannya yang mengajak ngobrol tamu wanita. Sudah kebiasaan Jay seperti itu. 

Andira sibuk membuat pesanan, berjalan kesana kesini, menyapa dan menjawab beberapa pertanyaan tamu yang mengenalnya.

"Andira, "

Andira sedikit kaget namanya dipanggil  Amelia. Sampai-sampai dia tidak sadar jay memanggilnya.

Andira menoleh, menatap Amelia. Seakan bertanya bagaimana ia tahu namanya.

"Nametagmu" Amelia tersenyum. Lagi-lagi senyumannya manis dan lembut.

"Ohh iya, ada apa,Mba? " Tanya Andira.

" Amelia, nama aku Amelia. Kamu boleh panggil Amelia."

"Oke Amelia."

Andira memang sesingkat itu, simple dan gak banyak bicara. Lebih mengutamakan bertindak.

"Apa kamu tahu di mana Apartemen terdekat? "

Andira memajukan wajahnya, karena sedikit bising. Dia jadi tidak terlalu mendengar Amelia.

"Sorry aku gak dengar, boleh ulangin? " Andira mengeraskan suaranya, dan mencoba fokus pada Amelia.

"Apa di Apartemenmu ada yang kosong?  Aku sedang mencari tempat tinggal"

"ohh.." Andira hanya menjawab satu kata. Lalu ia kembali sibuk dengan pesanan orang.

Hari ini hari weekend, banyak pengunjung yang datang dari berbagai kalangan. Belum lagi beberapa mahasiswa yang asik mengobrol sambil mengerjakan tugas akhir, dan beberapa wanita-wanita sosial yang sibuk dengan Arisan.

Andira tidak begitu memperdulikan beberapa tamu, termasuk Amelia. Apalagi Amelia orang baru di Cafe dia berkerja.

Sedangkan Amelia masih diam menatap Andira bekerja. Dan beberapa kali handphone bergetar, dan beberapa kali juga ia mengabaikan. Hingga satu panggilan menyadarkan kebodohannya.

"Ya Hallo,? "
"Ame masih mencarinya"
"Tidak perlu, Ame bisa sendiri."
"Ame tutup dulu telponnya yah. Bye, love u."

Amelia bergegas berdiri, membayar minumannya kepada kasir. Dia setengah berlari mengejar Andira setelah mematikan panggilan dari Ayahnya.

"aduh bego banget gue, kok bisa sih sampe nungguin dia."

"Kamu nyari Apartemenkan tadi?" Tanya Andira sambil memberikan helm ke Amelia yang berdiri di belakangnya. "Yuuk naik, aku antar jumpain pemiliknya."

Amelia kaget, dia memandang helm hitam yang dipenggangnya. Berulang kali menatap Andira yang sudah menunggunya di Atas Motor.

"Aku bawa mobil kok."

"Gak bisa di akses pake Mobil. Gangnya terlalu sempit buat Mobil kamu, keburu pemiliknya pergi, jadi kita harus lewat gang kecil"

Andira masih di posisi yang sama, menatap Amelia dengan tatapan sayup. Di dalam cafe terlalu rame, tidak mungkin bagi Andara berbicara dengan nada tinggi dengan tamu. Bisa-bisa dia dipecat.

"Tenang aja, aku gak akan culik kamu. Dan aku pastikan mengantarmu kembali ke sini"

Namun wanita yang menggunakan kemeja putih dan celana Jeans tersebut hanya diam memandang Andira. Dia masih spechles dengan penampilan Andira.

Celana Jeans hitam, kemeja hitam yang dipadu dengan Jaket Danim, sepatu kets putih yang membuat semakin menarik.

"Ya uda aku kasih nomor hp pemilik Apartemennya aja kalau kamu gak mau. Kamu bisa hub—"

"Yuuk.."

Alis Andira terangkat sebelah, bibirnya tersemyum. Mungkin baginya Amelia wanita plimpan.

Meski sudah larut malam, namun jalanan masih cukup padat. Tidak terlalu buruk berkendara di malam hari, apalagi Ibu kota baru saja diguyur hujan.

Tampa sungkan Amelia memeluk pinggang Andira. Bersandar di punggung wanita yang memiliki tinggi 170 cm, dan bidang badan yang cukup berbidang.

Andira sedikit kaget ketika tangan Amelia semakin mengeratkan pelukannya. Aneh,, tapi ada rasa yang beda.  Mungkin karena habis hujan, dan Andira sedikit kencang membawa motornya makanya Wanita itu memeluk dengan nyaman pinggang Andira.

Sedangkan Amelia??
Dia tersenyum tiada henti, bibirnya melengkung keatas. Hatinya begitu bahagia, seakan-akan rasa nyaman ini  pernah ia rasakan, seperti Rindu berat yang terlampiaskan. Ahh bahagianya,,

********

Thx u sudah baca, jagan lupa Vote dan Coment.
Makasih.

BREAK HEART  [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang