08

1K 246 38
                                    

Jeno berupaya untuk tidak bertingkah mencurigakan saat penjaga Perpustakaan menanyakan buku apa yang mereka cari. Pria dengan rambut berwarna pirang dengan belahan tengah. Tatapannya membuat Jeno merinding, tajam dan menusuk, seolah mampu menembus apa yang otaknya pikirkan.

Penasaran, Jaemin berusaha untuk melihat sesuatu yang ada dibelakang penjaga perpustakaan. Sebuah lemari setinggi manusia yang isinya adalah boneka tua yang terlihat seperti replika manusia. Jumlahnya tidak sedikit, banyak dan berderet dengan seragam-seragam yang berbeda.

"—akan segera kami kembalikan bukunya."

Membungkuk singkat, jeno menarik tangan jaemin untuk menjauhi perpustakaan. Berhadapan dengan penjaga perpustakaan membuatnya merinding apalagi tangan pria itu yang tampak tua dan kuku berwarna hitam. Penjaga perpustakaan terlihat sangat aneh.

Keduanya mengikuti lorong menuju tangga ke kamar asrama. Sepanjang jalan banyak guci-guci besar dengan ukiran mewah. Keduanya melewati sebuah lukisan besar, isinya pelajar yang duduk dengan tatapan kosong sedang yang lain tidak berwajah. "Jeno ayo kembali ke kamar. Aku merasa di awasi disini."

Menganggukan kepalanya cepat, Jeno merasakan jika banyak yang mengawasi mereka. Cengkraman tangannya semakin erat—entah kenapa jantungnya tidak berhenti bertalu-talu. Keduanya mempercepat langkah kaki menuju kamar.

Suara langkah menggema dan sedikit mengusik para penghuninya.

Dalam kamar sudah ada Mark, Haechan dan YangYang, ketiganya harus sabar menunggu jeno dan jaemin yang katanya membawa informasi penting perihal misteri yang ingin mereka ungkap. Setelah hari panjang yang dilewati, mereka memutuskan untuk menjadikan kamar Yangyang dan Jaemin sebagai markas.

Jaemin menutup rapat pintu kamar lalu duduk melantai di samping Jeno.

Barang-barang yang ditemukan oleh mereka di keluarkan, diletakkan di tengah lingkaran itu. "Ini apa?" Celetuk Mark yang kebingungan ketika melihat note-note kecil yang sangat tua.

"Lebih baik kalian baca saja sendiri. Ini petunjuk dari kenalan Jaemin." Kata Jeno, yang sebenarnya hanya menebak-nebak maksud dari semua ini.

Sepasang mata YangYang membaca deretan kata dalam note kecil usang itu. Nama beserta keterangan disana. Hingga matanya tertuju pada satu nama yang di kenalnya. "........23. seo Haechan, menghilang 31/12-2016."

"Hah?"

Semua mata tertuju pada Haechan yang melongo, dia juga kebingungan. Bagaimana bisa namanya berada dalam daftar aneh di buku kecil itu. "—YangYang, ini tidak lucu oke. Aku masih disini dan hidup, bagaimana bisa menghilang?"

Menggelengkan kepalanya pelan, ia suka bercanda tapi tidak di saat seperti ini. Yangyang tahu menempatkan diri, tidak mungkin di situasi seperti ini ia masih saja bercanda. "Serius. Kau baca saja sendiri." Menyodorkan buku kecil itu.

Kepala-kepala berbondong-bondong untuk membaca yang di maksud Yangyang.

Mulut membentuk lingkaran tidak sempurna. Kelopak mata melebar dengan raut wajah tidak percaya, terutama Haechan.

"Jika aku menghilang, aku tidak akan berada disini bersama kalian. Pasti ada orang lain yang memiliki nama sama denganku." Haechan mencoba untuk berfikir positif, dia masih hidup dan menapak di lantai. Ya, memang saat berinteraksi dengan orang lain mereka tampak acuh.

Dan hal tersebut sudah terjadi sejak lama. Siapa juga yang mau berteman dengan anak aneh yang bisa melihat hantu.

Kecurigaan Jaemin semakin menjadi-jadi, percaya atau tidak. Telinganya sangat sensitif sehingga bisa mendengar bunyi sekecil apapun jika ia fokus. Diam-diam Jaemin memfokuskan pendengarannya, ia mendengar semua detak jantung teman-temannya kecuali satu orang—Seo Haechan. "Abaikan saja, lebih baik cari petunjuk lain." Ia tak ingin memikirkan yang tidak-tidak tujuan yang paling utama adalah menunda Si pencari menemukannya.

1》I Can Hear Your Voice : Secret | Nomin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang