6

9.4K 847 39
                                    

Jungkook terus berlari menuju ruangan Ana tak menghiraukan orang orang yang mengumpatinya karna di tabrak.

Tadi saat di kantor ia tiba tiba mendapat panggilan dari no yang tidak di kenal. Awalnya ia tak menganggkatnya namun nomor itu trus trusan menelfonnya hingga akhirnya jungkook mengangkatnya dan ternyata Jiminlah yang menghubunginya memberi kabar bahwa putrinya itu pingsan saat latihan.

Sampai di depan ruangan vvip itu ia langsung membuka kasar pintu rumah sakit. Sudah sekitar satu jam Ana di periksa. Jarak rumah sakit ke kantor benar benar memakan waktu blum lagi macet yang harus ia hadapi mengingat sekrang adalah jadwal pulang kerja.

"Jungkook" namja cantik itu tengah berdiri di samping bangkar Ana yang masih belum sadarkan diri jas putih pendek dan stetoskop yang mengantung apik di lehernya menatap heran pada Jungkook yang sedikit membuat keributan

"Jungkook-ah" jimin berjalan menghampiri Jungkook yang masih mengatur nafasnya di depan pintu meraih bahu lebar pria tampan itu dan membawanya ke salah satu sofa yang ada di ruangan itu.

Setelah mendudukkan Jungkook Jimin berjalan ke arah dispenser untuk mengambil segelas air.

"Ini minumlah dulu" Jimin mengarahkan gelas berisi air pada Jungkook dan mengambil tempat di samping pria tampan itu.

"Ada hal serius mungkin yang terjadi pada Ana" Jimin membuka suara setelah jungkook meminum rakus airnya.

"Kita tunggu hasil labnya. Aku tak bisa memastikan apapun jadi ku mohon tetaplah tenang. Mungkin besok pagi akan keluar. Tenanglah berdoa saja semoga semuanya baik baik saja" jimin mengelus lembut punggung lebar jungkook memberikan ketenangan saat melihat raut wajah khawatir dari pria Jeon itu

:::::::::::::::::::::::::::

Jam sudah menunjukkan pukul satu malam namun Jungkook tak kunjung memejamkan matanya. Pikirannya masih kalut dengan apa yang jimin ucapkan tadi ia benar benar takut sesuatu yang besar terjadi pada putrinya jujur saja ini pertama kalinya Ana mengalami hal ini putrinya itu tak pernah mengeluhkan sedikitpun sakit yang ia rasakan.

Bahkan saat kepalanya sakitpun Ana akan lebih memilih tidur di bandingkan merengek pada Jungkook.

Sekerika ia sangat bersalah mungkin saja putrinya itu terkena maag karna jarang makan seminggu ini. Putrinya itu sedang sangat marah padanya karna memarahinya kerika Ana memintanya mengantrkan ke rumah Jimin minggu kemaren.

"Daddy" sibuk dengan pikirannya hingga Jungkook tak sadar putrinya itu sudah sadar

"Sayang kamu bangun" Jungkook langsung menunjukkan mata berbinarnya

"Daddy belum tidur. Ini sudah malam tidurlah daddy pasti lelah karna seharian bekerja di kantor" Ana menggenggam tangan besar Jungkook membawanya kedalan pelukan badan kecilnya

"Daddy Ana masih mengantuk boleh Ana tidur lagi"

"Hmm tentu sayang selamat malam" jungkook menyempatkan mengecup kening kecil putrinya

'Aku mohon kuatkan aku tuhan ini sangat sakit rasanya'

Sekuat tenanga Ana menahan rasa sakit di perutnya memilih berpura pura tidur agar daddynya bisa meninggalkannya untuk tidur juga.

:::::::::::::::::::::::::

"Selamat pagi Jungkook-shi"

Seorang dokter tampan yang Jungkook tau namanya Lee Taemin dari namtag jas putihnya. Dan seorang namja cantik yang sudah sangat Jungkook hafal memasuki ruang rawat putrinya.

Ana masih terlelap dalam tidurnya.

"Selamat pagi dok. Apa hasil Lab Ana sudah keluar?"

"Ia sudah sebaiknya kita duduk dulu"

Saat ini mereka bertiga sudah duduk di sofa sebelah bangkar Ana karna gadis kecil itu masih tidur. Taemin dokter ahli bedah itu memutuskan membicarakan penyakit gadis itu di ruang rawatnya.

Jimin duduk di sebelah jungkook ia hanya bersiap jika ini kabar buruk maka ia bisa menenangkan ayah dari Jeon Lee Ana itu. Jujur ia belum tau apa hasil dari Lab gadis yang beberapa hari ini membuatnya nyaman. Sedangkan Taemin duduk di depan kedua orang yang menurutnya itu seperti ayah dan ibu yang akan mendengarkan penyakit apa yang di idap oleh sang anak.

"Jadi dok" Jungkook buka suara setelah sedikit lama rasanya hening.

"Ku mohon kau tak akan shok mendengarnya Tuan Jeon. Jadi putri anda mengidap penyakit Tumor Lambung. 97% tumor lambung merupakan tumor ganas. Gejala yang dialami menyerupai maag sehingga sering disangka sakit maag biasa. Dan stadiumnya sudah mencapai stadium 3 tuan Jeon"

Penjelasan panjang dari Taemin hanya di diamkan oleh Jungkook di sampingnya Jimin menggenggam erat tangan dingin Jungkook saat awal Taemin bilang Tomor Lambung ia sudah sangat tau penyakit apa itu.

Jungkook tetap diam seperti tersambar petir ia tak dapat berpikir tenang kenapa seperti ini Ana tak pernah mengeluh sakit padanya tapi kenapa putrinya itu menyimpan penyakit berbahaya dalam dirinya.

"Jungkook" suara lirih Jimin menyadarkan Jungkook dari proses berfikirnya ia menatap pria cantik di sebelahnya dengan tangan yang masih setia menggenggamnya tanpa sadar ia meremas genggaman itu.

Matanya Jungkook mulai berkaca kaca mungkin siap meneteskan air matanya sebentar lagi. Seketika sebelum buliran bening itu jatuh Jimin mebawa Jungkook kedalam pelukannya.

"Jii....hiks" jungkook mengeratkan pelukannya pada Jimin terisak dalam hatinya sangat sakit mendengar perkataan Taemin












"Bunda. Ana tak salah bukan memilih Jimin Oppa. Jimin oppa bisakan menjaga daddy. Daddy berbahagialah Ana menyayangi daddy"
























TBC

Jangan lupa vote dan comen ya

Happy Reading

Baby Jeon || KM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang