Sebulan berlalu. Tak terasa kemaren pertungan Jimin dan Jungkook resmi di laksanakan. Dan sejak kemaren juga Jimin resmi pindah ke rumah Jungkook. Walau mereka belum tidur satu ranjang namun Jimim sedikit banyak telah menjalani tugasnya sebagai seorang istri dan ibu.
Tak banyak yang berubah jika dulu Jimin hanya sarapan pagi sendiri sekarang sudah ada Jungkook dan Ana. Jika dulu ia hanya menyiapkan satu bekal makan siang untuknya maka sekarang ia juga menyiapkan bekal makan siang untuk Jungkook dan terkadang Ana jika gadis kecil itu memiliki jadwal les di pagi hari.
Seperti saat ini Jimin tengah menyiapkan tiga bekal kotak makan siang, pagi ini Ana akan les bahasa Jepang hingga pukul sepuluh dan akan di lanjutkan pukul sebelas les bahasa mandarin. Ahh soal les bahasa mandarin itu baru baru ini gadis itu mengikutinya meninggalkan les bahasa prancis karna ia tidak menyukainya.
"Bekal makan siang mu sayang" Jimin memberikan bekal makan siang Jungkook saat Jungkook telah menyelesaikan sarapannya.
"Terima kasih baby" kening dan bibir Jimin di hadiahi sebuah kecupan manis dari bibir tipis Jungkook.
"Aku berangkat. Kau yakin akan mengantar Ana untuk pergi les" Jungkook memeluk erat pinggang ramping Jimin yang berjalan di sampingnya mengantarkan sampai ke pintu depan.
Jimin hanya menganggukkan kepalanya dengan senyum manis tanda ia yakin.
"Hati hati menyetirnya kook-ah" Jimin melambaikan tanganya saat mobil Jungkook telah keluar dari gerbang utama.
::::::::::::::::::::::::
"Hyung"
"Eoh Jimin. Ada apa tumben sekali kau mengunjungi ku ke ruangan ku setelah lima tahun keadaanmu baik baik saja. Ada apa"
Jung Hoseok doktok psikologis yang pernah menangani masalah mental Jimin yang sempat terganggu karna musibah yang mengharuskannya kehilangan kedua orang tua nya.
Jujur saja kehidupan yang Jimin jalani tak seindah yang di lihat. Mungkin bagi orang yang melihatnya Jimin adalah seorang anak yang beruntung dan sukses dapat hidup sendiri dan menjadi orang yang sangat sukses dengan usahanya sendiri tapi percayalah mental Jimin selalu terganggu. Apalagi jika namja manis itu akan memasuki dunia tidurnya.
Jimin sangat beruntung memiliki Hoseok sebagai dokter kejiwaannya sejak ia memilih mangang di rumah sakit ini obat tidur tidak lagi menjadi teman Jimin.
Namun akhir akhir ini mentalnya kembali terguncang karna mimpi kecelakaan yang ia dapat, perasaannya sunggu tak pernah baik sedari awal. Hatinya mengatakan ia mungkin akan kehilangan lagi ntah apa itu Jimin sangat takut hingga malam hari ini akan menangis dan seluruh tubuhnya akan menggigil dan berkeringat. Itu salah satu alasan ia menolak untuk tidur satu ranjang dengan Jungkook. Ya tunangannya itu sudah menawarkan untuk tidur satu ranjang dengannya.
"Bisakah hyung buat aku kembali tidak mengonsumsi obat tidur lagi"
Tubuh jimin kembali bergetar menandakan ia kembali takut sebenarnya bukan masalah besar ia mengonsumsi obat tidur lagi tapi ada sesuatu yang Jimin rasa berbeda ntah apa itu tapi ia hanya tak bisa mengonsumsi obat tidur itu untuk saat ini.
Setelah banyaknya rangkaian pemeriksaan yang Jimin lakukan dengan Hoseok ia akhirnya dapat keluar dari ruangan dokter psikologis itu. Mengelilingi rumah sakit ia punya tujuan lain saat ini ke ruangan dokter kandungan?
Ntahlah Jimin hanya ingin kesana. Jadwalnya untuk memeriksa pasien hari ini tidak ada karna ia sudah mengalihkan seluruhnya pada Taehyung. Hari ini Jimin benar benar menggunakannya untuk kepentingan kesehatannya.
Jimin masih ragu sangat sangat ragu untuk masuk ke dalam ruangan dokter kandungan ini. Dokter kandungan "Park Jihoon" nama yang di cetak di depan pintu itu dapat dengan jelas Jimin baca. Ia masih mempertimbangkan rencananya. Bahkan tanpa sepengetahuan Jungkook.
:::::::::::::::::::::::::
"Mommy"
Jimin memeluk erat tubuh kecil Ana. Senyum manisnya keduanya tak luntuk sejak mereka berjanji akan pergi ke mall untuk belanja.
"Bagaimana lesnya hari ini sayang"
"Seperti biasa mom sangat menyenangkan" Jimin bersyukur gadis seperti Ana bukanlah gadis manja atau merengek karna ia kelelahan dengan paksaan kehidupan.
Gadis itu tak pernah mengeluhkan penyakitnya selama Jimin ada di sampingnya. Bahkan laporan terakhir yang Taemin berikan menunjukkan sebuah keajaiban bahwa sel kanker Ana sedikit demi sedikit musnah.
Jimin dan Jungkook tak dapat menyembunyikan kebahgiaan mereka. Tentu saja semuanya sangat indah di mata Jungkook. Ia hanya tak tau apa saja yang telah dilakukan sang ibu dan putrinya untuk membuatnya mendapatkan kebahagiaan ini.
Jimin juga tak menyangka tuhan memberikannya keluarga. Kedua orang tua Jungkook menerimanya bahkan menganggap ia seperti anak mereka.
Jika di tanya Jimin sudah mencintai Jungkook? Maka jawabannya adalah iya sudah sangat, pasti ia mencintai laki laki yang hampir memasuki kata sempurna itu. Jimin benar benar sudah jatuh pada Jungkook bahkan ia tak dapat memikirkan jika Jungkook mencampakkannya.
Jimin sangat bersyukur di sebelahnya Ana gadis kecil itu yang menarik hidupnya kedalam lingkaran kebahagian ini.
"Makan siangnya sudah habis sayang" saat lampu merah Jimin memutuskan membuka percakapan pada Ana putrinya itu tengah sibuk dengan ponsel pintarnya yang setau Jimin itu adalah video percakapan bahasa Mandarin.
"Sudah mom. Tidak mungkin ada tidak menghabiskan bekalnya mommy kan sudah capek capek membuatnya"
Jimin hanya menampilkan senyum indahnya mendengar perkataan Ana.
"Sebentar lagi ulang tahun Mu sayang kamu ingin hadiah apa"
"Seorang adik mungkin"
DAG
Penuturan Ana membuat Jimin terdiam dan menatap kosong ke arah depan hingga ia hampir saja menabrakan mobil pada pembantas jalan jika saja Ana tak membunyikan klason mobil Jimin.
"Mom"Ana mengenggam tangan dingin Jimin ia tak tau kalau ucapannya akan membuat Jimin setegang ini.
"Maaf mom aku hanya bercanda" Jimin hanya balik menggenggam tangan Ana. Menunjukan senyum manisnya mengatakan ia baik baik saja.
Tanpa ia sadari tanganya mengelus perut ratanya.
'Bolehkah aku berharap agar ia benar benar ada di sini tuhan'
TBC
Jangan lupa vote dan comen ya
Happy Reading
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Jeon || KM ✓
FanfictionJeon Lee Ana gadis 3 tahun yang sombong dan keras kepala. Menjadi manja saat bersama Park Jimin. Dan malah memaksa Jimin menjadi mommynya. Dan bagaimana Jungkook menghadapi anaknya yang tak dapat dia bantah. Akankah Jimin dan Jungkook akan bersama...