5

9.9K 873 14
                                    

Hening itulah yang dapat menggambarkan keadaan saat ini. Tiga orang yang berada dalam satu mobil itu tak ada yang membuka suara. Gadis kecil dengan muka datar itu sibuk dengan dunianya di Kursi belakang, sementara yang membawa mobil sibuk dengan jalanan di depannya, dan di sebelahnya seorang dokter manis itu diam diam berasa bersalah.

15 menit perjalanan akhirnya Jimin sampai di depan rumahnya, saat Jungkook dan Ana mengantarnya. Memang rumahnya tak se mewah dan sebesar rumah jungkook tapi cukup untuk membuktikan kerja kerasnya selama ini dengan rumah yang di bangunnya dari nol.

"Terima kasih Jungkook, ayo mampir dulu"

" Tidak usah Jimin terima kasih aku dan Ana akan langsung ke gereja untuk berdoa "

"Ahh baiklah klau begitu aku masuk dulu" saat akan turun dari mobil mata Jimin melirik anak usia 3 tahun itu di belakang, sejak tadi anak itu engan buka suara jujur hati Jimin menjadi sakit karnanya ya walau baru sebentar bertemu tapi Jimin  akui bahwa iya telah jatuh cinta pada anak yang  sifat dingin ini.

Tau kemana arah mata Jimin
Jungkook lantas langsung bicara pada anaknya "Ana oppa Jimin akan pulang ayo ucapkan salam perpisahan"

Dengan wajah datar Ana terpaksa menuruti ucapan sang daddy sebenarnya ia masih merasa kesal karna Jimin tak ingin pergi bersamanya ke acara nantik malam. "Dah Jimin oppa"

DEG

Sakit itulah yang dirasakan hati Jimin sekarang mendengar anak yang kemaren menyebutnya mommy sekarang oppa? Ahh sudahlah apa yang Jimin harapankan.

"Baiklah hati hati semoga bertemu lagi"

::::::::::::::::::::::::::::

"Daddy keluar lah dulu aku ingin bicara berdua dengan tuhan aku akan menyusul daddy nantik tunggu aku di mobil saja"

Saat ini anak dan ayah itu sedang berada di gereja mereka telah selesai melakukan rutinitas di minggu pagi.

"Baiklah daddy tunggu di mobil cepatlah menyusul"

Jungkook tau betul akan selalu seperti ini saat berdoa Ana akan mintak waktu sekitar 1 jam kurang untuknya bicara berdua dengan tuhan.

Saat di rasa sang daddy sudah pergi Ana langsung maju ke depan dan duduk di lantai sambil mengepalkan kedua tangannya di depan dada.

"Tuhan setiap hari aku selalu berdoa bukan agar kau mengirim kan seorang malaikat yang baik hati untuk mengurus ku dan daddy tapi saat ini aku tidak ingin meminta lagi aku sudah menemukan malikatnya kau pasti tau dia Jimin oppa. Aku berharap agar kau memudahkan jalan daddy bersama Jimin oppa aku yakin dia malaikat yang kau kirimkan untuk kami jadi tolong mudahkan tuhan. Sungguh aku merasa hangat dan nyaman bersamanya aku ingin egois dan memaksanya tidak pergi jauh dari ku tapi itu mungkin saja melukainya. Aku mohon agar kau menunjukan jalan agar aku bisa bersama Jimin oppa tuhan. Aku juga berdoa untuk bunda di surga tolong jaga bunda semoga bunda bahagia disana"

Tanpa di minta air pun jatuh dari mata bulat hitam itu. Selama ini saat berdoa Ana selalu tersenyum dan bahagia baru kali ini dia merasa sedih karna tuhan ternyata tidak memudahkan jalannya untuk dekat dengan malaikat yang di kirim untuknya

:::::::::::::::::::::::::

Seminggu berlalu saat ini Ana sedang berdiri di depan gedung les tari milik Jimin.

"Paman kim pulanglah tidak usah menunggu ku "

Setelah itu kaki kecil itu melangkah
membuka pintu kaca untuk masuk.

"Hai Leana"

"Haii eonnie Lisa"

"Kamu baik baik saja, muka Ana terlihat agak pucat"

"gwaenchanh-a eonnie "

" Ahh baiklah masuklah Ana akan di latih langsung oleh Jimin oppa bukan"

"Ne eonnie, Ana masuk dulu dah"

Sepasang kaki kecil itu melangkah
memasuki ruangan yang dominan berwarna putih dan di depan nya sebuah kaca besar yang memantulkan dirinya dan seorang namja manis.

"Permisi" gadis kecil dengan muka datar itu masuk dan meletakan tasnya di sisi ruang

"Ana sudah datang kita pemansan
dulu ok" namja manis itu tersenyum lebar melihat gadis cantik yang menjadi pusat pikirannya selama seminggu.

"Ayo kita pemanasan dulu" Jimin langsung membawa gadis kecil itu ke tegah ruangan

Sedikit merasa sedih dengan apa yang ia dapatkan gadis kecil yang di awal pertemuannya itu sangat manja sekarang malah dingin sekali padanya

Sebenarnya Ana tidak ingin seperti ini tapi kata kata jungkook selalu tersimpan dalam kepalanya

Flasback on

Saat pulang dari gereja Ana memaksa
Jungkook untuk membawanya ke rumah Jimin

Tapi jungkook menghancurkan semua keinginannya yang ingin Jimin menjadi ibunya

"Dengarkan daddy Ana kamu masih kecil maka bersikaplah seperti anak kecil, dan untuk mommy daddy sendiri yang akan menentukannya, kamu baru bertemu dengan Jimin dan kamu dengan mudahnya mempercainya bersikaplah seperti biasa tidak usah manja padnya" suara jungkook sedikit meninggi saat bicara pada ana

" Terserah daddy, aku akan telfon grandma aku ingin ke australi"
Ana berusaha menahan air matanya ia tak ingin menjadi gadis yang cengeng hanya karna daddynya memarahinya

" Jangan harap apapun itu, berhenti mengancam daddy, daddy juga capek Ana klau selalu seperti ini"

Dan sejak saat itu Jungkook sedikit renggang dengan anaknya. Saat pulang dari kantor ia tak akan bertemu Ana lagi karna, Ana sudah tidur dan mengunci pintu kamarnya

Flasback off

Jimin hanya memperhatikan sosok
Anak kecil di depannya yang banyak diam dan tidak sedikit pucat

Saat melakukan gerakan kepala ana terasa pusing tapi ia tetap melanjutkan latihannya

" Ana, kamu tidak apa sayang, muka kamu pucat, Ana sakit" saat Jimin akan mengecek susu tubuh anak itu ia langsung pingsan.

" Astaga Leana"

Jimin langsung mengendong
tubuh kecil itu membawanya ke rumah sakit.

"Lisa kirimkan no orang tua Ana ke ponsel ku"

" Ehh ada apa Jimin oppa "

"Sudah kirimkan saja"

TBC

Jangan lupa vote dan comen

Happy reading

Baby Jeon || KM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang