16

8.8K 642 34
                                    

"Sayang kau lelah" Jungkook mengambil tempat di sebelah Jimin yang baru saja mengistirahatkan tubuhnya.

"Sedikit karna perut ku jadi sedikit berat saat bekerja" Jimin mengelus lembut perut buncitnya di ingat usia kehamilannya sudah memasuki usia delapan bulan.

Dan hari ini adalah perayaan ulang tahun Ana yang ke 4 tahun. Mereka tengah mendekorasi rumah untuk perayan besok. Ini seperti pesta kejutan. Jika kalian bertanya dimana gadis kecil itu ia tengah berada di Australia bersama nenek dan kakeknya. Besok pagi ia akan kembali ke korea.

"Apa baby nakal" Jungkook ikut mengusap perut Jimin dan itu memberikan efek yang luar biasa karna anaknya langsung menendang perut Jimin. Sangat berbeda jika Jungkook yang mengelus perut Jimin maka sang baby akan langsung menyapa ayahnya.

"Tidak dia lebih banyak diam hanya banyak bergerak saat kau yang menyentuhnya"

Jungkook tak dapat menyembunyikan rasa bahagianya ia dan Ana sangat menantikan kelahiran jagoan dalam keluarga ini. Ia anak yang Jimin kandung berjenis kelamin laki laki dan Jungkooklah yang paling bersemangat untuk itu ia sangat mengharapkan anak laki laki untuk bermain sepak bola dan pewaris perusahaan.

Jungkook bersyukur ntah Jimin yang terlalu baik padanya atau baby yang tak ingin merepotkannya. Selama masa mengidam Jungkook hanya beberapa kali di minta Jimin membelikan sesuatu dan yang di mintak bukan juga yang aneh aneh. Jimin lebih banyak meminta membelikan pada asisten rumah tangga mereka. Pernah sekali Jungkook tak terima karna ia ingin memenuhi sendiri mengidam Jimin. Namun istri manisnya itu malah bilang 'dari pada kookie capek keluar lebih baik peluk Jiminie saja di ranjang' sudah dapat dibayangkan Jungkook tak akan menolak hal itu.

Jimin memilih bersandar pada bahu lebar Jungkook dan memejamkan matanya akhir akhir ini energinya sangat banyak di serap oleh baby bahkan berat badan Jimin benar benar bertambah ia tak tau kenapa namun perutnyapun terasa lebih berat dan besar seperti hamil anak kembar ntah padahal saat USG anaknya tak kembar sama sekali.

Sekali kali Jungkook mengecup kepala Jimin ia sangat tau bagaimana lelahnya istrinya itu terlihat jelas di wajahnya bahkan Jungkok sangat tau terkadang saat malam hari Jimin akan merasa kram pada perutnya namun ia tak pernah sedikitpun mengganggu acara tidur Jungkook berusaha sendiri mengusap perutnya dan bicara pada baby agar tak terlalu menyusahkannya. Sejak memasuki usia kandungan ke 6 bulan Jungkook secara paksa meminta Jimin cuti dari rumah sakit. Jimin sempat menolak namun Jungkook mengancamnya jika tidak ingin ambil cuti mata krim surat pengunduran diri dan selamanya Jimin tak akan bekerja lagi di bidang kedokteran. Kejam? Memang namun Jungkook hanya tak ingin istrinya  kelelahan dan berakhir fisiknya lemah dan berakibat pada anak mereka.

"Sudah larut kita makan malam dan tidur baby harus istirahat juga bukan"

::::::::::::::::::::::::::

Saat ini Jimin dan Jungkook tengah berbaring di ranjang mereka. Setelah makan malam tadi mereka membersihkan tubuh dengan Jungkook yang membantu Jimin mandi ia bilang sangat suka melihat perut buncit istrinya itu tanpa pakaian.

Saling memeluk satu sama lain dan menatap tanpa bicara jika hanya mereka berdua di rumah tanpa Ana maka akan benyak waktu yang di habiskan di ranjang.

"Ada apa wajah mu pucat" Jungkook terus memperhatikan bagaimana wajah istrinya sedikit lebih putih dari biasanya bukan dlm artian yang baik.

Jimin tetap diam membiarkan tangan Jungkook mengelus lembut pipi bulatnya ia saat ini sangat cemas memandangi wajah Jungkook malam ini tak membuatnya tenang namun sebaliknya ia merasa takut dan khawatir.

Baby Jeon || KM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang