"Mommy.." Jimin tersenyum lembut menatap Ana yang masih setia berbaring di bangkar rumah sakit dengan jarum infus yang masih setia menusik tangan sebelah kirinya.
"Ana membutuhkan sesuatu" Jimin baru selesai mengemas alat yang ia gunakan untuk memeriksa perkembangan kesehatan Ana. Setelah semua selesai ia meninta para suster keluar untuk memberi waktu berdua dengan pasiennya
"Ada apa sayang" Jimin kembali bertanya saat gadis tiga tahun itu hanya menatapnya dengan senyum kecil dan mata yang berbinar.
"Ana sakit keras ya mom. Saat pingsan kemaren Ana bertemu dengan Bunda di tempat yang indah semuanya serba putih sangat cantik mom" Jujur saja sebenarnya Ana tau penyakit apa yang ia idap karna kemaren saat dokter Taemin menjelaskan pada daddynya ia mendengar semuanya.
Setelah semua orang keluar dari ruangan inapnya ia mencari tentang penyakit tumor lambung dan akibat apa saja dari penyakit itu di internet.
Ana bukanlah anak yang bodoh di umurnya yang masih tiga tahun ia dapat berfikir tentang apa itu kematian.
"Sayang kenapa bicara begitu" jimin mengelus lembut kepala Ana. Jujur ia juga merasa sedih walau pertemuan mereka baru beberapa kali namun ia merasa benar benar ada ikatan batin dengan gadis cantik ini.
"Ana dengar seberapa mematikan pun penyakit yang Ana idap jika tuhan menginginkan Ana tetap hidup untuk daddy maka Ana pasti akan sehat. Ana hanya sakit mag tak lebih. Tapi mungkin Ana perlu meminum banyak obat obatan dan perawatan agar penyakit Ana bisa sembuh seutuhnya"
"Tidak mom Ana sakit tumor" nada bicara yang Ana ucapkan sangat kecil dan ia memalingkan wajahnya ke arah samping menatap jendela kamar. Matahari pagi hari ini tidak terlalu cerah jam sudah menunjukkan pukul 10. Namun matahari masih enggan mengeluarkan cahayanya.
Tanpa jimin sadari ia menetesakan air matanya. Ia sudah terlanjur sayang pada gadis manja itu. Beberapa hari di rumah sakit mengubah banyak sikap Ana ia lebih banyak murung dan semakin dingin.
"Sayang" seseorang yang datang membuat Jimin buru buru mengapus air matanya.
Ana mengalihkan pandangannya menatap berbinar pada sosok di depan pintu yang menatapnyanya sayu.
"Grendma.." panggilnya.
"Cucu nenek yang cantik" namja manis yang merupakan nenek Ana itu berjalan mendekati jimin.
Jimin sedikit mundur memberi ruang pada nyonya Jeon.
"Nenek kapan datang ke korea. Rencananya Ana akan menyusul nenek ke Australi"
Namja manis itu membawa Ana kedalam pelukan hangatnya. "Maafkan nenek karna baru bisa datang kakekmu benar benar tak bisa meninggalkan pekerjaanya"
Seokjin mengucapkan kata maafnya dengan penyesalan yang mendalam. Sebenaranya malam setelah Jungkook mendengar kabar penyakit Ana ia langsung memberi kabar kedua orang taunya.
Namun pekerjaan Namjoon di Australi sangat menghalangi langkahnya perusaannya benar benar dalam kondisi di ambang kebangkrutan. Karna proyek yang ia kerjakan gagal total mengakibatkan ratusan miliar lenyap begitu saja.
"Tak apa nenek mommy bilang Ana hanya sakit mag biasa" Jin yang mendengar ucapan cucu semata wayangnya ini di buat binggung. Mommy katanya apa jungkook sudah menikah tanpa restunya? Awas saja anak itu nantik.
"Eoh Ana sudah punya mommy?"
"Iya grendma. Mommy Jimin. Itu dokter yang ada di belakang mommy"
"Eehh" jin menatap ke belakangnya tepat seorang namja pendek cantik berdiri.
"Maaf saya tidak melihat anda" alunan suara lembut seorang ibu dapat jimin dengar keluar dari mulut jin. Ia merindukan ibunya.
"Tak apa nyonya. Perkenalkan nama saya Park Jimin saya dokter spesialis anak dan guru mimbel tari Ana" jimin sedikit membungkukan badannya menghormati orang tua jungkook itu.
"Ahh kau istri kookie ya. Aku ibunya"
"Ani nyonya saya hanya guru privat tari Ana. Ana sangat suka memanggil saya mommy"
"Eohh begitu"
"Iya nyonya klau begitu saya permisi dulu selamat pagi. Ana oppa keluar dulu ya jika ada sesuatu mintaklah hmm. Dah" sedikit membungkukan badannya ke arah Seokjin dan melambai pada gadis kecil yang masih berbaring dengan impus di lengan kanannya akhirnya Jimin keluar dari ruang rawat Ana
::::::::::::::::::::::::
"Bagaimana baguskan?"
"Sangat bagus kau benar benar cerdas ia benar benar cantik"
"Siapa dulu coba. Tapi bagaimana dengan ekspresiku bagus"
"Ya ya ya kau memang yang terbaik ratu drama "
"Ihh lalu apa bedanya kau juga begitu"
"Yak kurang ajar aku lebih tua dari mu se enaknya menggunakan kata 'kau' "
"Iya iya terserah saja aku mengantuk melelahkan sekali melakukan drama ini"
"Aishh aku harus kehabisan banyak uang karna ide gila mu"
"Yang jelas aku mendapatkannya"
"Ya ya. Lalu bagaimana ada perkembangannya"
"Hmn semalam aku liat mereka menangis bersama dan berpelukan sang same tak ingin melepasakan ukenya sedikit pun"
"Eoh benarkah"
"Hmmm sebentar pagi impian ku akan terhujud"
"Ya ya terserah kau saja"
TBC
Jangan Lupa Vote dan Comen.
Happy Reading
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Jeon || KM ✓
FanficJeon Lee Ana gadis 3 tahun yang sombong dan keras kepala. Menjadi manja saat bersama Park Jimin. Dan malah memaksa Jimin menjadi mommynya. Dan bagaimana Jungkook menghadapi anaknya yang tak dapat dia bantah. Akankah Jimin dan Jungkook akan bersama...