Hinata POV
Aku berjalan sendiri menyusuri jalanan yang tidak begitu ramai sore ini. Pikiranku sangat kosong, aku merasa dunia ini sangat tidak adil padaku. Sebenarnya apa kesalahan yang sudah kuperbuat dimasa lalu sehingga hal ini terjadi di hidupku. Aku menderita penyakit mematikan, dan disisa hidupku aku hanya ingin bersama orang yang kucintai tapi dia bahkan sangat membenciku sekarang. Aku tidak egois bukan? Yang kuinginkan hanyalah Sasuke. Itu sudah lebih dari cukup
Langkahku mulai berat, bahkan berjalan pun aku mulai merasa kesulitan. Aku berhenti sejenak dan memegang tembok pembatas jalanan. Air mata mulai mengalir di pipiku. Perkataan Sasuke tadi sungguh menyakitkan bagiku. Aku tidak pernah membayangkan bahwa Sasuke akan membentakku seperti tadi
Aku mengusap air mataku dengan kasar dan mengalihkan pendangan ke laut di bawah sana. Aliran laut itu seolah memanggilku. Aku pun menginjakkan salah satu kakiku di tembok pembatas itu. Aku terdiam cukup lama dengan pikiran kosong dan kemudian aku memejamkan mataku. Saat tekadku sudah bulat dan hendak melompat ke bawah sana, dapat kurasakan seseorang menggenggam tanganku. Dia menarikku dengan kuat sehingga kami berdua tersungkur di pinggir jalan. Aku berada dalam pelukannya, sebelum akhirnya aku tersadar dan kembali duduk
Hinata POV End
"Apa yang kau lakukan?! Kenapa kau berdiri disana?" Hinata masih terdiam hingga akhirnya dia menatap wajah orang yang menghentikan niatnya itu
"Kau? Kenapa kau lakukan ini padaku? Biarkan aku mati!!" teriak Hinata kembali berdiri dan mencoba melompat lagi. Namun pria itu terus mencegahnya
"HEI!! APA KAU PIKIR DENGAN BUNUH DIRI SEMUANYA AKAN SELESAI? APA KAU YAKIN SEMUA BEBANMU AKAN HILANG SETELAH INI?"
"DIAM!! Kenapa kau mengkalangiku?! Seharusnya kau senang. Bukankah kau sangat membenciku?!"
"Benar! Aku sangat membencimu! Tapi sebagai sesama manusia, aku tidak akan membiarkanmu melakukan ini"
"Jangan ikut campur urusanku! Kau seharusnya senang kalau aku lenyap. Dengan begitu tidak akan ada lagi yang menyakiti Sakura. Kau menyayanginya kan?"
"Aku menyayanginya. Tapi dengan kau melakukan ini, semuanya tidak akan membaik. Pikirkan tentang orang orang yang menyayangimu, mereka akan sangat terluka jika mendengar kabar bahwa kau melakukan hal bodoh seperti ini"
Hinata terdiam sejenak sambil menundukkan kepalanya. Dia meremas rok sekolahnya dengan kuat
"Orang yang menyayangiku katamu?" gumam Hinata lirih
"Tidak ada lagi yang menyayangiku di dunia ini. Itulah kenapa tidak ada gunanya aku tetap hidup. Bahkan Sasu-"
"Sasuke?" tanya pria itu memotong perkataan Hinata
"Apa dipikiranmu hanya ada Sasuke? Kau seharusnya memikirkan perasaan orang tuamu lebih dulu. Ibumu, dia melahirkan dan membesarkanmu. Menurutmu apa yang akan terjadi padanya saat mendengar kabar bahwa putri yang dibesarkannya selama ini mati karena bunuh diri?!"
Hinata terdiam dan air matanya kembali membasahi pipinya
"Sekarang aku tidak akan mencampuri urusanmu lagi. Lakukan hal yang ingin kau lakukan. Melompatlah jika itu memang keputusanmu" kata pria itu dan akhirnya pergi meninggalkan Hinata yang masih tetap pada posisinya
"Na-naruto" gumamnya sambil menatap kepergian pria berambut kuning yang telah menyelamatkannya
-
-
-
-Kediaman Haruno
Sakura saat ini tinggal sendiri di kamarnya. Dia melayangkan pandangan menyusuri ruangan yang asing baginya itu. Dengan kursi rodanya, Sakura memutuskan untuk mengelilingi kamarnya yang terbilang cukup besar. Dia membawa kursi rodanya memasuki ruangan yang memang khusus untuk menyimpan barang pribadinya seperti pakaian, sepatu, tas dan aksesoris miliknya
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Still Waiting for My Happy Ending! (SasuSaku)
Teen Fiction|COMPLETED| ~SasuSaku Fanfiction~ My 2nd Story Jalan kehidupan Sakura, membuatnya menjadi dewasa dari usianya yang seharusnya. Keadaan keluarga dan percintaannya berjalan dengan penuh lika liku. Perjuangannya tidak pernah berhenti untuk keluar dari...