Chapter Twelve - Back To Manhattan

3.3K 145 50
                                    

I'm For You, Mr. Russell update!!

Playlist :Panic! At the Disco - High Hopes

Yg rindu aku siapa? Eh, salah maksudnya yg rindu Sergio😂

100 Votes + 35 Comments, Double update.

∆∆

Miller Adoration Company, New York - USA | 10 AM |

"Rapat selesai. Selamat bergabung di Miller Adoration Company,"

Rapat ditutup ketika pemimpin Miller Adoration Company itu menyetujui kesepakatan bersama Sergio.

Sthela bernafas lega, setelah kesepakatan ini terjadi, urusan mereka di New York sudah selesai. Ini adalah jadwal meeting terakhir mereka di New York sebelum kembali lagi ke Manhattan.

Mereka sudah berada di New York selama dua Minggu lebih. Dua Minggu bukan waktu yang cepat bagi Sthela, justru dua Minggu berada di new York berasa dua tahun di Seattle, kenapa ia berkata begitu? Karena ia harus melihat wajah tampan Russell, baik pagi, siang dan malam sekalipun.

Sebenarnya ia bekerja di perusahaan Sergio tidak dengan sepenuh hati. Malahan ia ingin berusaha membuat perusahaan Sergio hancur.

Namun, kali ini, agar mempercepat kepulangannya kembali ke Manhattan maupun Seattle ia harus bekerja semaksimal mungkin agar klien di New York ini mau dengan cepat menyepakati kerja sama itu.

Sergio berjabatan dengan CEO dari Miller Adoration Company itu yang Sthela ketahui namanya adalah Ethan.

Semua orang bertepuk tangan, termasuk juga Sthela dengan gaya lesunya.

Setelah semua orang meninggalkan ruangan meeting, Sthela menopang dagunya menggunakan sebelah tangannya yang juga bertumpu pada meja. Di ruangan ini hanya tersisa dirinya, Sergio, Ethan serta sekretaris pria itu. 

"Saya permisi ke toilet sebentar."

Sthela bangkit dari duduknya dan berjalan keluar ruangan itu dan membawa tas serta catatan hasil meeting-nya.

Sergio menatapnya dengan bingung. Tersedia toilet di dalam ruangan meeting ini. Tapi wanita itu pergi ke luar ruangan dan membawa tas pula. Sangat ketahuan kedoknya jika ia sudah tidak betah lagi berada di ruangan itu.

Mungkin ia sudah bosan, karena sudah duduk di ruangan ini selama berjam-jam. Karena ini proyek yang sangat besar, haruslah memakan waktu yang lama agar semuanya bisa berjalan dengan lancar. Itu juga harus menjadi konsekuensi Sthela karena bekerja sebagai sekretaris dari seorang CEO.

Ia segera menyusul wanita itu tapi sebelumnya ia berpamitan dengan Ethan.

Sergio menyamakan langkahnya dengan Sthela yang berjalan lesu di sampingnya.

Sthela menoleh kesamping, Sergio berjalan dengan berwibawa sambil menatap lurus. Ia menggembungkan pipinya dan membuang nafas berat.

Sergio menoleh padanya.

"Apa ada masalah, Ms. Zeetana?"
Tanyanya dengan sebelah alis terangkat.

"Tidak, Sir." Jawabnya lesu dan tidak bersemangat.

"Tapi wajahmu menggambarkan kesebalikan ucapanmu."

Sthela merutuk di dalam hatinya. Sergio sialan. Kenapa harus bertanya jika sudah tahu kalau Sthela sedang tidak baik-baik saja.

I'm For You, Mr. RussellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang