Chapter Two - Arrived in Manhattan

5.3K 273 16
                                    

Playlist : Taylor Swift - You Belong With me

****

Seattle, United States. 10 a.m

Berjalan menelusuri jalanan sepanjang Kota Seattle. Dia melajukan mobilnya menembus kesunyian. Udara di tempat itu saat ini cukup dingin, berkisar 22 derajat Celcius. Perempuan itu menepikan mobilnya di area parkir yang disediakan oleh Perusahaannya itu.

High heels miliknya itu menapak sempurna pada lantai marmer. Memakai kacamata hitamnya dan berjalan memasuki kantor itu dengan gaya elegan dan sombongnya. Dia adalah Sthela Zeetana Winston. Anak dari mendiang Nicholas Cage Winston, pendiri dari Corazon US Corp's. Sthela dikenal dengan gayanya yang sombong dan suka berfoya-foya. Sering memerintah sesuka hatinya pada hal-hal yang tidak masuk akal.

Para karyawan dikantor itu menundukkan kepalanya pada Sthela. Walaupun mereka tidak suka pada orang yang berstatus Boss mereka itu tapi mereka juga harus hormat dan sopan padanya. Kesombongan Sthela mendapat respon negatif dari para pegawainya meskipun mereka tidak berani mengatainya secara langsung karena mereka takut kehilangan pekerjaan itu.

Dua tahun setelah mendiang Nicholas meninggal, Sthela mengambil alih perusahaan itu. Bukannya berkembang pesat, malahan perusahaan itu hampir bangkrut, karena mengeluarkan dana lebih banyak daripada pemasukan. Kalian pasti tahu ini ulah siapa____Sthela.

Dia memasuki ruangan kerjanya yang bertuliskan bacaan 'CEO' pada bagian depan sisi pintu. Disana telah menunggu seorang wanita cantik yang duduk dengan anggun pada Sofanya yang terlihat empuk itu.
Mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya itu lalu menghadap si wanita anggun tadi.

"Grace____Bagaimana? Apa kau sudah mendapatkan solusinya?" Tanyanya langsung pada Grace tanpa mau berbasa-basi.

Grace Lilyana Jenkinson, sepupu dari Sthela yang membantu dirinya mengurus perusahaan. Wanita itu juga dijadikannya sebagai Sekretarisnya di kantor. Grace sebenarnya berasal dari Amerika Serikat sama seperti Sthela, tapi sejak ia kecil, orang tuanya pindah ke Havana, Kuba. Hal itu membuatnya terjauh dari sanak-saudara.

Tapi setelah meluluskan dirinya dari Columbia University, dia bergabung bersama Sthela untuk mengurus perusahaan pamannya itu.

Sthela mengangguk. "Hanya ada satu cara, aku tak yakin bisa melakukannya walaupun agak sulit."

Saat mendengar bahwa perusahaannya hampir bangkrut, Sthela menguras habis-habisan otak Grace untuk berpikir bagaimana cara agar perusahaan Daddy-nya itu tidak gulung tikar. Dan sekarang, Grace mendapatkan idenya.

"Cepatlah katakan! Kita banyak pekerjaan." Grace memutar bola matanya dengan jengah.

"Aku berpikir jika perusahaan ini membutuhkan pasokan dana yang cukup besar. Dan satu-satunya perusahaan di Amerika ini yang sedang berkembang pesat itu adalah Russell's Internationale Company. Perusahaan itu mampu menaikkan keuntungan mereka dalam tiga tahun belakangan ini. Besarnya keuntungan merkea sekitar 80%. Hal itu diduga karena penggantian CEO baru yang diyakini adalah anak dari CEO yang lama yakni Sergio Wendell Russel. Dia mampu membangun perusahaan itu menjadi The Giant Company yang awalnya biasa-biasa saja. Sergio sangat jarang menanam saham pada perusahaan kecil seperti kita yang lebih tepatnya akan bangkrut, hal itu bisa membuat rugi dirinya. Dan, sekarang hal yang harus kau lakukan adalah mendekati CEO itu. Memintanya untuk menanam modal di Perusahan kita ini." Papar Grace panjang lebar yang di mengerti oleh Sthela.

I'm For You, Mr. RussellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang