Chapter Ten - Silence and Mute

4.7K 265 49
                                    

Playlist : Eminem - Rap God

(Sumpah nih lagu enak bener di denger, ampe puyeng kepala : wkwkwkwk) Eminem tuh rapper fav aku( ◜‿◝ )

50 comments langsung update lagi nanti malam!

****

Tepat setelah itu, handphonenya bergetar, sebuah pesan dari Grace masuk. Sthela membacanya, dan ia membulatkan matanya ketika Grace menulis,

'Sthela, Daddy-ku meninggal! Karena diserang oleh anak buah Mr. Russell!'

****

Sthela semakin gelagapan ketika Sergio kembali ke meja mereka dengan wajah yang____ berseri puas (?)

Ia pasti puas karena telah membunuh Daddy Grace!

Sthela menjadi ragu untuk menjalankan misinya. Ia sendiri sebenarnya tidak tahu rencana apa yang akan dilakukan olehnya. Ia hanya berpikir untuk tetap bersama Mr. Russell tanpa memikirkan rencana awalnya ke Manhattan.

Grace memang tidak menjelaskan kronologi bagaimana Daddy-nya bisa meninggal. Dalam pesan singkat yang dikirimnya, Grace hanya mengatakan kalau saat Daddy-nya sedang dalam perjalanan pulang dari kantornya ke rumah, lebih tepatnya mereka tinggal di Havana.

Saat itu, di tengah perjalanan, rombongan anak buah Mr. Russell menghentikan mobil Daddy-nya dan mulai menghajarnya habis-habisan.

Hingga Alec - Grace's Daddy - meninggal di tempat.

Bahkan untuk yang terakhir kalinya, ia tidak bisa melihat pamannya dan tidak ada disisi Grace untuk menenangkan sepupunya itu.

Tepat seperti dugaannya, Mr. Russell masih mengincar keluarganya. Tapi yang Sthela heran kenapa lelaki itu tidak mengenal atau mengetahui siapa jati diri Sthela sebenarnya?

Apa sekarang ia yang dijebak oleh Sergio?

"Kita harus pergi." Sergio mengambil jasnya yang ia lampirkan di kepala kursi lalu memakainya dengan cepat.

Sthela mengangguk dan menyesap kopinya untuk yang terakhir kali.

Ia bangkit dan mengikuti Sergio yang berjalan duluan menuju mobil. Diikuti juga oleh anak buahnya.

Setelah mereka sudah di mobil, Sthela memerhatikan Sergio yang sedang berkutat pada laptopnya.

Ingin rasanya ia menampar lelaki itu karena sudah berani menyakiti bahkan membunuh keluarganya.

****

Mereka sudah sampai di apartemen milik Mr. Russell yang berada di New York.

Sthela berada di kamar nomor 764, ia sendirian. Karena hanya ia wanita dalam perjalanan bisnis itu. Sedangkan Sergio berada di kamar nomor 765, tepat di samping Sthela. Sedangkan Sthela sendiri tidak tahu dimana anak buah Mr. Russell sekarang.

Sthela menjatuhkan tubuhnya di kasur empuk itu. Ia memijat kepalanya.

Alec.

Nama pamannya yang sudah meninggal masih terngiang di telinganya.

Astaga mengapa jadi serumit ini? Sergio meregangkan nyawa seseorang tapi ia bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

Hell!

I'm For You, Mr. RussellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang