••
Jennie melenguh dalam tidurnya ketika merasakan sebuah benda yang menempel di bibirnya. Ia masih mengantuk dan tidak bisa membuka kedua matanya yang terasa sangat berat. Tangannya terangkat sudah ingin menepis tetapi justru tertahan karena sesuatu yang menimpa tubuhnya. Ia tidak tahu siapa itu.
Jennie berdecak memaksa untuk membuka kedua matanya. Ia bisa melihat wajah yang sangat tidak asing yang sedang berada di atas tubuhnya. Merasa kesal karena tidur nyenyak nya terganggu.
"Ugh— menyingkir, Tolong". Pintar nya dengan kedua tangan yang berusaha mendorong sosok pria yang kini berada di atas menimpanya.
"Kau tidak biasanya bangun jam seperti ini. Apa kau bergadang semalam?". Taehyung berucap sembari membubuhkan kecupan kecil di tengkuk Jennie. Memilih kembali berbaring seperti posisi semula dan membebaskan wanita ini dari kungkungan nya.
Jennie menguap menutup mulutnya melirik Taehyung dengan mata sayu nya. "Kau pulang jam berapa?". Tanya nya penasaran.
Karena sebelum makan malam, Taehyung sudah pergi dan tidak kembali lagi. Jennie bahkan harus makan malam sendiri ditemani dengan mengobrol banyak hal dengan bibi Lee. Ia tidak tahu apakah pria itu sedang ada pekerjaan atau justru sedang bersama wanita lain di luar sana.
Mengingat hal itu, Jennie merasa sedikit sesak karena seperti nya Taehyung pulang pagi. Pria itu sudah pasti tidak tidur disini semalam dengan alasan ada pekerjaan. Buktinya ia bisa melihat raut wajah yang melelahkan dari sana.
"Satu jam lalu aku disini. Melihatmu tidur nyenyak dan tidak mau diganggu. Kau bergadang atau menungguku pulang? Apa ada sesuatu yang kau pikirkan?".
Jennie tersenyum tipis mengalihkan pandangannya kesamping tidak ingin menatap pada Taehyung yang kini juga menatapnya lekat. "Aku tidak bisa tidur. Um— perutku sedikit tidak enak sejak semalam."
Taehyung menaikan satu alisnya merasa heran. Melarikan pandangan pada perut rasa Jennie yang akhir akhir ini selalu bermasalah. "Lalu alasan apalagi yang ingin kau katakan padaku hm? Kau sakit lambung? Menginginkan sesuatu lagi?".
Jennie diam. Sebenarnya dari semua ucapan Taehyung berusaha, Jennie lebih merindukan pria itu. Semalam ia tidak bisa menahan gejolak aneh dalam tubuhnya karena begitu menginginkan Taehyung. Seperti biasanya, Ia akan sangat nyaman ketika merasakan pelukan hangat itu dari Taehyung.
"Apa kau hamil?".
Taehyung menebak dengan asal membuat Jennie melotot terkejut sontak memukul lengan pria yang tidur beberapa centi disebelahnya. "Mana ada! Jangan bercanda. Kita kan—"
"Apa? Kau mau bilang kalau kita tidak pernah tidur bersama? Lalu kau pikir yang terjadi beberapa minggu lalu apa? Hanya ilusi semata?".
Jennie kini terdiam kaku. Taehyung terlihat kesal sebab ia tidak mengingat kejadian itu dimana mereka melakukan hal yang sungguh memalukan. Beberapa hari ini ia memang berusaha untuk menepis pikiran pikiran aneh di dalam benaknya. Berusaha untuk menjadikan itu sebuah angin lalu untuknya.
"B-bukan begitu. Aku hanya— terkejut! Aku tidak mungkin hamil. Jangan bicara omong kosong seperti itu". Jennie berucap terbata berusaha menetralkan suara nya yang terdengar sedikit bergetar.
Taehyung terkekeh miring. "Perlukah kita ke dokter untuk memastikan? Kali ini kau tidak boleh menolaknya".
Jennie menghela napasnya panjang. "Kau bicaranya melantur. Aku mau ke dapur, membantu bibi Lee". Ucapnya sembari bangun dari tidurnya dan hendak berjalan keluar tetapi tubuhnya ditarik masuk kedalam sebuah pelukan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA IN THE DARK
General Fiction"Kau milikku. Hanya milikku. Tidak ada yang lain. Kau mengerti sayang?" . "Taehyung-" "No, You will always be mine Babe." Dengan senyum miring khas nya. Setelah membaca season 1, di harapkan untuk membaca season 2 agar lebih paham dan mengerti alur...