FRISIA || BAGIAN 2

996 86 51
                                    

Happy reading

Now playing: lemon tree - Gustixa

Now playing: lemon tree - Gustixa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Frisia mire

~Quest~

Kamu misterius! Semisterius cintaku padamu

__________________________________________________________________________________

Frisia POV

Minggu ke tiga, bulan Juli.

Pagi yang selalu melelahkan, beraktivitas dari jam empat pagi, membuatku selalu di serang kantuk saat di kelas apalagi jika aku tidak melakukan sesuatu. Hmm membosankan. Aku duduk di kelas seorang diri. Masih jam 6 pagi. Sekolah elite ini masih cukup sepi hanya ada beberapa satpam. Siswa pun hanya sebagian orang saja.

Setelah tujuh hari tidak bersekolah karena sakit atas kejadian seminggu yang lalu. akhirnya aku bisa kembali sekolah seperti semula, hidup damai dan tenang.

Aku berdiri, melangkah keluar kelas. Jika aku terus diam di kelas bisa bisa aku ketiduran. Kebiasaan buruk ku. Jika tidak melakukan sesuatu pasti akan mengantuk. Aku berjalan kearah perpustakaan. Hmm bicara tentang tempat itu, tempat ternyaman kedua setelah kamar ku.

Frisia Mire, itu namaku. Aku siswi yang tidak terkenal. Hmm bisa dibilang begitu. Aku juga tidak terlalu pintar sama seperti murid biasa. Hari hariku di habiskan dengan membaca buku, nonton dan jalan jalan. Jika pun di sekolah aku lebih suka menyendiri, bukan berarti aku pendiam.

Sendiri membuat ku damai, tentram jauh dari masalah. Namun nyatanya tidak untuk sekarang. Aku menyentuh leherku yang ku tutup oleh shall karena luka itu membekas. Dan pasti akan lama untuk sembuh. Sekarang pun masih terasa sakit.

Ah saat memikirkan laki laki brengsek itu aku jadi kesal dengannya. Ingatan itu tidak bisa hilang dari benakku meski sudah berusaha menghapusnya tetapi bayangan hari itu terus terngiang-ngiang bagai mimpi buruk.

Jika saja aku bisa merusak wajahnya yang ganteng itu tapi, sayang saat melihat matanya pun aku sudah tidak berani berkata.

Ah sudahlah jangan pikirkan laki laki itu, yang penting aku sudah bebas dari jeratannya dan dia tidak membunuhku malam itu.

Namun tidak aku sadari bahwa pilihan untuk kabur lebih membahayakan

Tidak terasa akhirnya sampai juga di perpustakaan yang terletak jauh di belakang sekolah, Setelah melepas sepatu aku menyimpannya di rak dan segera melangkah masuk kedalam.

FRISIA | EFEMERAL SERIES [ Segera Terbit ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang