"Gue serius karena gue tau lo layak di perjuangin. Tetap di sini ya, tetap di samping gue. Kalau kita jodoh, gue yakin semua akan berakhir bahagia."
-Arjuna Deni Prayoga-
💕💕💕
Setelah Egi—Ketua OSIS memanggil perwakilan kelas XI IPS 1, Paijo langsung berdiri dan berjalan dengan gaya sok coolnya. Teman-teman Paijo yang melihat itu hanya menggelengkan kepala mereka.
Setelah sampai di tengah lingkaran, tepatnya di dekat api unggun, Paijo menyunggingkan senyumnya dan membuat beberapa kaum hawa menatapnya tak percaya
Paijo yang mengenakan kemeja flanel yang luarnya di bungkus dengan vest di padukan dengan celana jeans hitam, serta boots gunung yang menjadi alas kakinya membuat para wanita memandang Paijo tak berkedip.
Di sekolah, Paijo terkenal dengan sosok yang kocak, ceria, dan absurd sehingga orang-orang tidak menyadari bahwa Paijo bisa dikategorikan sebagai cowok manis. Kulit sawo matangnya membuat kadar kemanisannya bertambah.
Bisik-bisik terdengar dari siswi-siswi yang berada di sana. Tak terkecuali Lia dkk, mereka sampai tercengang melihat senyum manis Paijo. Tapi tidak dengan Lia, ia tampak acuh saat mendengar teman-temannya memuji Paijo. Bukan apa-apa, sebenarnya Lia sudah menyadari bahwa Paijo itu pria manis saat pertama kali ia memperkenalkan dirinya di kelas.
"Eh gila sumpah, itu Paijo manis banget!!" ucap Fitri tanpa mengalihkan pandangannya dari Paijo.
"Iyaya, gue baru nyadar kalo si Paijo manis banget," kini Lisa juga ikut berkomentar. Bahkan Lisa sampai geleng-geleng kepala karena merutuki dirinya yang baru menyadari sosok Paijo.
"Mungkin karna dia sering ngelawak kali ya," Nita tidak mengerti dengan ucapan Fitri. Ia berfikir dan mencerna ucapan sahabatnya itu, tapi sayang usahanya sia-sia. Otaknya tidak bisa mencerna dengan baik ucapan Fitri itu.
"Maksudnya apa?" tanya Nita dengan wajah polosnya. Lisa yang mendengar itu pun langsung angkat bicara.
"Maksudnya, Paijo 'kan sering ngelawak, oleh karena itu kita mengenal Paijo sebagai orang yang gesrek karena tingkahnya yang absurd. Jadi kita gak nyadar kalo si Paijo itu juga lumayan," Nita menganggukkan kepalanya.
Tapi tunggu dulu, 'lumayan'? Apa maksudnya? Baiklah, Nita akan bertanya lagi.
"Lumayan gimana?" Lisa menghela nafas kasar, sudah cukup lelah ia meladeni sahabatnya yang terlampau polos ini.
Belum sempat Lisa membuka suara, suara Paijo menginterupsi seluruh perhatian siswa-siswi di sana.
"Hai semua! Gue mau kenalan dulu ah. Kenalin nama gue Paijo Aminudin, temen-temen gue biasa manggil Pai. Inget loh ya, P-a-i Pai. Bukan tai," ucapan Paijo mengundang gelak tawa siswa-siswi serta guru-guru yang berada di sana.
"Oke langsung aja, gue mau nyanyi," ketika hendak mengambil gitar yang di pegang oleh salah satu anggota OSIS, suara seseorang menghentikan langkahnya.
"Lo mau nyanyi? Gue kira lo mau stand up comedy," ujar salah seorang siswa dan siswa-siswi yang lain pun tertawa.
"Kampret lo! Gue malam ini vakum dulu ngelawak, sekali-sekali gue mau pamer suara emas gue," ucap Paijo dengan bangganya. Ia kembali berjalan dan meminjam gitar ke salah satu anggota OSIS lalu kembali lagi ke tempatnya berada.
"Oke gaes, lagu ini adalah cerminan dari keadaan hati sahabat gue. CHIKO!" ujar Paijo dengan sedikit menaikkan nada bicaranya saat menyebut nama Chiko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Pieces Amelia [On Going]
Novela Juvenil[PROSES REVISI] Ini adalah kisah seorang gadis yang memiliki masalah hidup yang runyam. Percintaan, persaudaraan, persahabatan semua menjadi satu dalam kisah ini. Amelia Karisa Ayuwinda Hermawan, seorang gadis yang melupakan seluruh memori semasa hi...