Hari Jum'at. Hari dimana seluruh kelas XI berbondong-bondong menuju masjid Al-Ikhlas milik SMA Garuda 27 untuk melaksanakan sholat Dhuha berjamaah bagi penganut agama Islam. Sementara bagi murid yang menganut agama lain diminta agar ke ruang perpustakaan. Bagi wanita yang berhalangan juga bisa menunggu hingga sholat Dhuha selesai di ruang perpustakaan.
Nita dan Lia berjalan menuju masjid, sementara Lisa dan Fitri berada di perpustakaan karena sedang berhalangan. Saat perjalanan menuju masjid, mereka harus melewati lapangan outdoor terlebih dahulu. Di sana terlihat banyak siswa yang sedang bermain basket.
Nita dan Lia terus berjalan menuju masjid, dan setelah sampai di sana mereka langsung pergi ke tempat wudhu wanita. Setelah selesai berwudhu, mereka masuk ke dalam masjid dan menempati saf depan yang belum terisi.
Saat memakai mukenah yang Lia bawa sendiri dari rumah, matanya tak sengaja menangkap sosok Arjuna yang sedang berwudhu. Ia bingung, bukannya sekarang adalah jadwal kelas XI? Lalu mengapa Arjuna berada di sana?
Semua pertanyaan itu lenyap seketika saat melihat wajah Arjuna yang dibasahi air wudhu. Tak bisa Lia pungkiri kalau Arjuna memang sangat tampan. Tetesan air jatuh dari rambutnya. Dagu dan hidung mancungnya juga menjadi tempat menetesnya air wudhu itu. Sungguh pemandangan yang membuat kaum hawa meleleh.
Setelah Arjuna berwudhu, ia melangkah memasuki masjid dan sosoknya hilang saat tirai pembatas saf laki-laki dan perempuan di tutup. Tak lama kemudian, suara iqomah menginterupsi para jamaah. Lia tertegun, apa pendengarannya kurang baik? Ia sangat mengenal suara itu. Suara yang akhir-akhir ini membuatnya pusing tujuh keliling.
"Gimana? Merdu kan suaranya kak Arjuna?," Tutur Nita saat mengetahui wajah Lia yang kebingungan. Lia menoleh ke arah Nita sebentar lalu membuang mukanya ke arah kiblat dan bersiap untuk sholat Dhuha.
Beberapa menit kemudian, sholat pun telah usai. Semua murid kelas XI segera kembali ke dalam kelas masing-masing, tak terkecuali murid-murid yang berada di perpustakaan.
Nita dan Lia kini sedang memasang sepatu mereka. Nita sedari tadi berceloteh tentang Fitri yang kemaren 'tembus' saat pergi ke toko buku bersama Nita. Lia tak mendengarkan celotehan Nita, di pikirannya sekarang hanyalah sosok Arjuna. Apa-apaan ini? Arjuna selalu berhasil membuat Lia penasaran akan sifat aslinya.
"Lo ngiket tali sepatu udah kayak emak-emak sosialita yang lagi pake make up. Lamaaa bwaangett," Sungut Nita dengan gaya alaynya.
"Udah, ayo!" Setelah selesai mengikat tali sepatunya, Lia berdiri dan pergi meninggalkan Nita. Nita yang mendapat perlakuan seperti itu mendengus kesal.
"Untung sahabat gue, kalo bukan udah gue pites lo!" Gerutu Nita sambil berlarian kecil menyusul Lia yang meninggalkannya.
Saat tubuhnya sejajar dengan Lia, Nita memiringkan kepalanya untuk melihat wajah Lia. Lia yang merasa diperhatikan sontak meletakkan telapak tangannya di wajah Nita dan mendorongnya pelan.
"Ck, lo kenapa sih Mel?" Tanya Nita dengan wajah kesalnya.
Lia berfikir seribu kali untuk menanyakan hal yang bersangkutan dengan Arjuna pada Nita. Perlu kalian ketahui, mulut Nita itu sering sekali keceplosan, jadi Lia mengurungkan niatnya untuk bertanya pada Nita dan memilih diam.
"Ah, mending gue nanya Fitri aja deh," Batin Lia.
Kini Nita dan Lia sudah berada di dalam kelas. Sebelum mereka sampai, Fitri dan Lisa sudah berada di sana terlebih dahulu.
"Mau nanya dong Fit," Fitri yang semula sibuk dengan ponselnya kini menatap Lia.
"Apaan?"
"Eummm... Eumm..." Lia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia bingung harus memulai pertanyaan darimana. Fitri yang melihat tingkah aneh Lia mengernyitkan dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Pieces Amelia [On Going]
Fiksi Remaja[PROSES REVISI] Ini adalah kisah seorang gadis yang memiliki masalah hidup yang runyam. Percintaan, persaudaraan, persahabatan semua menjadi satu dalam kisah ini. Amelia Karisa Ayuwinda Hermawan, seorang gadis yang melupakan seluruh memori semasa hi...