enam: here we go

788 146 52
                                    

si manis

"hyunsuk datang!!" teriak Hyunsuk girang. Ia berlari kecil turun dari ruang atas setelah tau Seunghun sudah memilih kamarnya.





Ia bersenandung. Baginya sekamar dengan siapa saja tidak masalah, toh tujuan liburan kali ini untuk menambah teman.





Hyunsuk berhenti di tengah-tengah. Memperhatikan beberapa pintu kamar yang sudah jadi perhatiannya sejak masuk tadi.





Semua kamar di sini sudah dihuni satu orang, dan Hyunsuk suka pemandangan di kamar nomor dua.




Pun Hyunsuk juga suka kamar diujung dekat dapur, karena kalau lapar tinggal lari saja.





Tapi dia juga suka kamar di tengah, karena dekat dengan kamar mandi.




Hmmmmm....



"kok lama suk????" tanya Serim di atas, karena setelah ini gilirannya.




"iya iya sabar!"






Tangan Hyunsuk ia pegangkan pada gagang pintu...





Ceklek




.
.
.




Byounggon bengong saja di kamarnya. Sekarang posisinya sudah duduk di atas tempat tidur.





Kenapa tidak ada yang masuk?





"Gon keluar deh!" panggil Donghyun





Byounggon keluar dengan buru-buru. Ia menatap Donghyun dengan bingung. Ada Seunghun juga di sana dan Serim, Yohan, Hyunsuk.






"huh? Kenapa nih?" tanya Byounggon heran.





Donghyun terkekeh, "jadi ini 3 anak masuk kamar gue, yang artinya kamar lo sama Seunghun ga ada yang masukin,"





Byounggon melebarkan matanya. Ah, makanya kenapa tidak ada yang masuk ke kamarnya.




"Terus Hongjoong udah sama Hangyul, Kevin sama Woojin,"




"Woy Kevin Woojin apa ga awkward tuh!?" celetuk Byounggon




"Byounggon anj*ng!" teriak Kevin dari dalam kamar




Terdengar suara tawa Hongjoong dan Hangyul tak lupa pula suara tawa orang-orang yang masuk kamar Donghyun ini.






"jadi mau gimana hyung buat nentuin siapa masuk kamar siapa?" tanya Seunghun






Byounggon berpikir keras, lalu menyarankan ide untuk bermain tangga-tanggaan.





Itu tau kan tangga-tangga yang suka dimainin idol. Terereng teng teng, terereng teng?





Ya itulah pokoknya.





Jadi, setelah Donghyun menemukan papan tulis di ruang tengah. Duduklah mereka semua di sana.





"tau gitu tadi gini aja dah dari pada dateng ke satu-satu kamar," ujar Seunghun




"terus kalo lu ga dapet kamar tanpa abang-abang ini?" tanya Serim




Seunghun hanya diam, "ayo cepet," katanya setelah itu membuat kepalanya dipukul pelan oleh Byounggon.





Byounggon tidak mengedipka mata sama sekali saat nama Hyunsuk di garisi mengikuti tangga yang ada.






Jantungnya dag dig dug serr, ga bohong.






"Waaah!" Hyunsuk bertepuk tangan girang. Matanya mencari keberadaan teman sekamarnya.






"Byounggon Hyung!"






Byounggon hanya tersenyum kaku, mengangguk menerima panggilan Hyunsuk.




Manik Byounggon melirik ketiga sahabatnya.




Demi Tuhan, Byounggon pengen jual sahabat. Lihatlah wajah mereka, ah, Byounggon tidak bisa mendefinisikannya.




.
.
.





"kamar ini kamar kedua yang gue suka loh, hyung!" ucap Hyunsuk setelah ia dan Byounggon memasuki kamar mereka, uhuk.






"o-oh, ya?"





Hyunsuk mengangguk, menjatuhkan tasnya lalu membuka jendela. Menatap pemandangan halaman belakang yang merupakan lapangan basket + voli.



 Menatap pemandangan halaman belakang yang merupakan lapangan basket + voli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kenapa?" tanya Byounggon




"huh? Apanya?"




"kenapa suka kamar ini?"





Hyunsuk tertawa, "hyung kenapa pilih kamar ini?"





Byounggon mengangkat bahu, "yaah karena cuma dua kamar yang tersisa, dan menurut gue ini kamar terbaik karena deket sama dapur,"





Wajah Hyunsuk semakin cerah, "iyakan?! Jadi kalo laper tinggal syuuut meluncurr!" ucap Hyunsuk sambil memperagakan meluncur dengan tangannya.






Ah, gawat.





Hyunsuk sangat menggemaskan.






"hyung?"





"h-huh?"





"kok diem aja?"




"haha.."




Tuhan, selamatkan Byounggon malam ini...



si manis

tbd





bye author hye mau menangisi ini lagi

[on hold] si manis ; gonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang