lima belas: pdkt

506 101 9
                                    

si manis


Panik.


Itulah yang Hyunsuk rasakan ketika mendapat pesan yang benar-benar membuatnya membuka mata lebar.


Hampir saja ia berteriak kalau tidak sadar ia sedang tidak di apartemen tapi di rumahnya.



"h-huh gimana nih???" tanyanya entah kepada siapa.



Reflek menggigit jempolnya, menatap ponselnya yang masih menyala, memperlihatkan ruang pesan baru pada kontak yang kemarin kemarin baru ia tambahkan.


Hyunsuk menggigit bibirnya, lalu dengan sedikit gemetar mengetikkan beberapa kata.



Byounggon Hyung

Ada kuliah hari ini?
Mau bareng?

Maaf hyung..
Aku ga ada kuliah hari ini, hehe




Setelah membalas pesan Byounggon, pundak Hyunsuk turun, menatap sedih layar ponselnya.



Satu detik



Dua detik




"huh? Kenapa aku sedih?"




Hyunsuk menggeleng lalu dengan buru-buru keluar dari kamarnya untuk mandi.



.
.
.




"terus?"




"ya kaget dong! Maksudnya dia tiba-tiba gitu, ga ada angin ga ada badai, chat, padahal kemarinnya nembak gue???"




Minseok, sahabat Hyunsuk sedari kecil, terkekeh melihat gerutu yang menurutnya menggemaskan itu.



Hyunsuk selalu menyempatkan pulang satu minggu sekali saat weekend karena pada hari seninnya dia tidak ada jadwal kuliah.




Dan setiap minggu pula dia akan menyempatkan diri berbagi cerita dengan sahabat karibnya yang kebetulan memiliki jadwal yang sama dengannya, hanya saja mereka beda universitas.



"lo gimana?"



"apanya?"




"sama Yuto?"




"ya gitu," jawab Minseok seenaknya, melahap es krim miliknya dengan pelan, menghindari tatapan mata Hyunsuk.



"masih belom bilang?"




Anggukan Minseok menjadi jawaban atas pertanyaan Hyunsuk. Lalu mereka saling diam, tidak ada yang mau memecahkan kesunyian sampai Hyunsuk berangkat dari ayunan miliknya.




Berkacak pinggang, "ah, udah! Buat apa mikirin cowo, ga jelas! Mending kita makan ceker pedas!"




"Suk, gue gabisa makan pedes,"




"bodo amat! Hayu!"




.
.
.



Seunghun menatap tetangganya itu dengan... kasihan? Entahlah, yang jelas keadaan Byounggon saat ini adalah rebahan malas di atas tempat tidur miliknya.




"mana gue tau kan dia ga ada jadwal, modus gue gagal,"




"kenapa lo ga nanya gue kan gue sekelas..."



"ya lupa.."



"yaudah salah siapa.."



Byounggon menatap Seunghun dengan kesal, "lo dukung gue ga sih?"




".... ga tau sih,"




"eh, anjir,"



Seunghun hanya mengangkat bahu lalu kembali fokus pada laptopnya, mengerjakan apa yang tertunda setelah kedatangan makhluk galau menginvansi kamarnya.




"ya gimana ya.." Seunghun melirik sebentar, lalu menyesap kopinya.





"dari pada lo yang ga Hyunsuk kenal, mendingan Serim ga sih.."




Gerak Byounggon membeku. Matanya mengedip lambat.





Seunghun kembali mengecek untuk melihat reaksi Byounggon. Inginnya tertawa, tapi tidak jadi.




"Serim?"





"yoi,"



"kenapa Serim?"





"loh? Gue pikir lo tau Serim suka Hyunsuk?"




Byounggon menatap Seunghun yang kini kembali memutar kursinya.





"oh, ga tau ya?"




"..... bener?"





"ga tau, cuma... keliatan ga sih??"




Byounggon menelan ludah dengan kasar. Sejelas itukah? Lalu, bagaimana?




"menurut lo, gue harus gimana biar bisa menang dari... hah, Serim...?"




Seunghun tersenyum. Menggerakan jarinya agar Byounggon berjalan mendekat.




"gini..."



si manis

tbd

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[on hold] si manis ; gonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang