tiga belas: bagaimana

622 125 14
                                    

si manis


Seunghun melirik tetangganya yang sedari tadi diam itu. Bahkan penghuni mobil juga tidak berani untuk melontarkan candaan saat yang lebih tua masuk ke dalam kursi kemudi.

Tidak ada Hyunsuk di sana. Sebagaimana mereka pergi kemarin kini penghuni mobil Byounggon adalah orang-orang yang berbeda.



Alasannya karena rumah Hyunsuk tidak satu arah dengan Byounggon dan Seunghun.

Dan kini Seunghun melirik kawan-kawan di belakang. Mereka adalah Donghyun, Woojin dan Yohan.


Manik Seunghun naik turun, memberikan sinyal apa yang harus mereka lakukan dengan lelaki yang lebih tua.



Mereka semua menggeleng dengan ekspresi yang sama.


Seunghun menghela napas, lalu membiarkan Byounggon mengantar tiga penumpang terlebih dahulu, saat berdua saja baru nanti ia tanyakan.

.
.
.

"gimana Byounggon?"



Hyunsuk menoleh cepat, menatap Hongjoong yang terkekeh dengan reaksinya. Dengan santai yang lebih tua menyetirkan mobil, mengarahkan ke tempat penumpang terakhirnya, Hyunsuk.


Hyunsuk kembali menatap ke depan lalu menunduk, menatap jemarinya yang sedari tadi ia gerakan dengan gelisah.


"gue tebak, lo belum jawab pernyataannya?"



Hyunsuk menghela napas lalu mengiyakan pertanyaan Hongjoong. Hongjoong hanya mengangguk, sementara pikiran Hyunsuk kini kembali kepada kejadian semalam, juga tadi pagi.



Begitu Byounggon mengungkapkan keseriusannya, Hyunsuk kabur. Keluar dari kamar untuk segera mandi dan menghindari Byounggon habis-habisan.


Ah, padahal kemarin Hyunsuk sudah membuat Byounggon tidak menghindarinya, tapi kenapa sekarang malah ia yang menghindari Byounggon?


"wajar saja sih. Lagian kalo gue jadi lo juga gue ga akan tau mau jawab apa,"


Hyunsuk kembali menoleh.


"karena lo ga kenal Byounggon, dan Byounggon ga sekenal itu sama lo. Dia suka lo, naksir lo sejak lama, tapi dia ga berani kenalan sama lo, ga berani deketin lo,"



"baru sekarang dia punya nyali, tapi dia sendiri yang ngehancurin acara perkenalannya sama lo,"



"gue wajarin aja kalo lo bingung,"



"lo baru doi beberapa hari, tau-tau di tembak,"



Hyunsuk mendengar kata-kata Hongjoong dengan seksama, tapi hanya satu yang ia ambil dari itu.




Ia menatap Hongjoong dengan wajah serius.



"Byounggon hyung suka gue dari lama?"



.
.
.


"hyung," panggil Seunghun setelah mengantarkan Yohan, penumpang terakhir mereka.

Byounggon berdeham kecil, kembali melanjutkan jalan mereka pulang ke rumah.


"lo baik-baik aja?" tanya Seunghun

Byounggon menghela napas, "lo ga tau apa ngecek doang?"

"ya maap,"

Lalu suasana kembali hening. Seunghun mencebik kesal karena ia tidak suka tetangganua itu mode galau. Sangat tidak baik untuk suasana di dalam mobil ini.



"yaudah lah hyung, cari yang lain,"


"ngomongnya mudah bangke,"

"ya maap!"

Seunghun mendengus kesal. Lalu menatap yang lebih tua.


"lo mau apa? Pizza? Ayam? Tteokbokki? Jjajangmyeon? Nanti gue ajak Jihoon, kita pesta!"


"kaga! Yang ada lu bucin!"


"ahela! Gue ajak Woong hyung juga deh! Sama Junkyu!"



"oke, lo yang traktir kan?"



"sialan.."


Byounggon terbahak mendengar rutukan Seunghun. Ia menaikan sedikit kecepatan kendaranya agar bisa dengan segera sampai ke rumah.



Ah, asiknya ditraktir.



si manis

tbd

[on hold] si manis ; gonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang