delapan: byounggon

740 146 19
                                    

si manis



Byounggon membuka pintu kamar dan terkejut begitu menemukan Hyunsuk yang seperti orang kepergok melakukan sesuatu.




"o-oh, hyung. habis mandi?" tanya Hyunsuk karena melihat Byounggon yang datang bersama handuk di pundaknya.




"eh, udah jelas sih ya, kenapa gue nanya coba?" oceh Hyunsuk kepada dirinya sendiri.




Byounggon hanya diam saja. Berjalan menuju gantungan handuk.



Hyunsuk menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Entah kenapa suasana jadi canggung, yah, emang sih mereka belum akrab. Tapi, Hyunsuk tidak menyangka akan secanggung ini.



"uhh, kata Seunghun, hyung masuk angin?" tanya Hyunsuk mencoba mencairkan suasana canggung




Byounggon menoleh. Bingung ingin menjawab apa karena sebenarnya dia tidak masuk angin, hanya... uhh... hanya.. panas hatinya?



"yah, bisa dibilang gitu sih.." jawab Byounggon sekenanya lalu membaringkan diri di atas kasur.




Sebenarnya kalau Byounggon tidak bad mood, dia pasti akan memanfaatkan kesempatan seperti ini untuk lebih mencari tahu tentang Hyunsuk.



Hanya saja, demi dewa neptunus, Byounggon benar-benar tidak mood karena ucapan Donghyun yang sampai sekarang masih menghantui kepalanya.



Hyunsuk mengangguk dan ikut duduk di atas kasur dengan kaku.



Hongjoong bilang malam ini dihabiskan untuk saling mengenal dengan teman sekamar, tapi bagaimana caranya Hyunsuk bisa mengenal dan jadi akrab dengan teman sekamarnya kalau Byounggon saja seperti ini?



"hyung," panggil Hyunsuk



Byounggon menoleh.




"eh, boleh panggil hyung kan? gue ga tau tanpa sadar udah manggi lo hyung,"





Byounggon diam, menatap Hyunsuk.




Tunggu dulu..





Dia juga ga sadar tuh kalo Hyunsuk udah panggil dia hyung.





Byounggon mengalihkan pandangan lalu mengangguk. Diam-diam berharap Hyunsuk tidak menyadari perubahan warna pada telinganya.





Hyunsuk tersenyum senang, "okee!"





"oiya, hyung tetangganya Seunghun kan? Yang waktu itu ngasih lauk sama ngasih titipan mama Seunghun?"




Wah.. Gila.. Jadi selama ini Hyunsuk tau itu dia?




"i-iya, lo tau ternyata.."




Hyunsuk menepuk tangannya heboh, "ya jelas tau dong, gue kan suka liat lo ngajak anak-anak maen basket juga,"




Byounggon mengangguk, sedikit malu dan terharu karena selama ini Hyunsuk tau keberadaannya.




"sebenernya gue tuh pengen deket sama lo hyung,"




Byounggon menoleh. Hyunsuk tersenyum kecil, ada kesedihan pada tatapan matanya.




"gue suka nanya dalem hati apa lu ga suka gue ya? Soalnya lo selalu keliatan ngehindarin gue,"





"makanya gue jarang iyain kalo lo ajak anak-anak main basket, karena gue takut lo ga nyaman ada gue,"




Byounggon menegakan tubuhnya menghadap Hyunsuk dengan sempurna sampai-sampai membuat Hyunsuk terkejut.




"ga gitu!" Byounggon mengayunkan tangannya dengan cepat.





"sumpah! Seriusan! Gue ga benci sama lo!"




Hyunsuk yang tadinya terkejut kini tertawa terbahak.





"iya, hyung. Muka lo lucu banget kalo begitu," ujar Hyunsuk, menahan sakit pada perutnya karena tertawa.






Byounggon malu. Hanya bisa mengusap tengkuknya dengan canggung.




Hyunsuk tersenyum setelah berhasil berhenti tertawa.



"jadi kita bisa temenan nih hyung?" tanya Hyunsuk




"h-huh?"




"gue mau temenan sama lo, hyung.. kok huh huh sih?"




"y-ya itu.. uhh.. b-boleh. iya! BOLEH!"





Hyunsuk kembali tertawa, "lo lucu juga ya hyung," ucap Hyunsuk sambil mengambil ponselnya.





Byounggon mencoba menahan detak jantungnya. Berharap Hyunsuk tidak mendengar berisiknya.




Hyunsuk kemudian menyodorkan ponselnya, membuat Byounggon bingung.




"nomor hyung," ujar Hyunsuk




Oh, astaga. Byounggon benar-benar bisa gila malam ini.





si manis

tbd

[on hold] si manis ; gonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang