d

2.8K 383 30
                                    

“Mau pergi dengan ku?” Tanya Yibo sambil mengekor di belakang Zhanzhan yang segera bergegas begitu film selesai.

“... "

" Hei, San"

Zhanzhan mempercepat langkah sembari memutar bola mata kesal, suasana hatinya sedang sangat buruk, ia sungguh tak punya waktu meladeni pria tampan yang tampak kurang kerjaan ini. Namun, tentu saja si tampan juga tak menyerah. Ia mensejajarkan langkah dan terus berbicara seolah mereka adalah sahabat lama yang baru jumpa.

"Hei Han, tunggu. Mengapa kau begitu terburu-buru?"

Zhanzhan tak tahan lagi, ia tiba-tiba berhenti dan menatap sengit. Membuat Yibo yang sejak tadi mengoceh hampir menumburnya. "Zhan, namaku Zhanzhan. Bukan San apalagi Han."

"Ah, ya maksudku itu," Jawab Yibo dengan sering gembira. Lalu tanpa menunggu lama ia menggamit lengan kurus Zhanzhan dan membawanya pergi. "Tak jauh dari sini ada pameran, ayo kesana."

Zhanzhan belum sempat menjawab ketika tubuhnya sudah didorong masuk ke dalam mobil sport mewah yang terparkir cantik, di lantai dasar pusat hiburan ini. "Kau tau, aku bisa melaporkan mu dengan tuduhan penculikan." Ujar Zhanzhan kesal setelah berhasil menormalkan nafas, karena tadi ia diajak berlari secara paksa, seperti seorang buronan yang tengah dikejar musuh.

Yibo tertawa, lalu menatap lembut, sebelah tangannya memutar kemudi dengan mulus. "Tentu. Kau bisa melaporkan ku, tapi nanti setelah kita kembali dari sana. Aku sendiri yang akan mengantar mu ke kantor polisi." Jawabnya sembari mengangsurkan jari kelingkingnya, "Aku janji."

Zhanzhan mendengkus, "Pinky promise? Bukankah kau terlalu tua untuk melakukan hal hal imut seperti itu."

Yibo menoleh, menampilkan wajah terluka, lengkap dengan mulut menganga yang dramatis. " Jahat sekali, aku bahkan belum 20 tahun!"

Zhanzhan mendecih sinis yang ditanggapi Yibo dengan gelak tawa.

Pameran itu tampak ramai dan gemerlap, berbagai wahana hiburan serta pedagang yang menjajakan makanan dan pernak pernik memadati arena yang disediakan. Zhanzhan menarik nafas sesak, sudah lama sejak terakhir kali ia pergi ke tempat seperti ini untuk bersenang-senang.

"Untuk mu." Ujar Yibo menyodorkan es krim berukuran jumbo ke pipi Zhanzhan yang sedang melamun, si manis ini bahkan tak menyadari saat Yibo berhenti di stand penjual es krim.

Zhanzhan mengernyit, refleks menjauhkan pipinya. "Terimakasih."

Mereka berjalan beriringan dengan cup es krim ukuran besar di tangan, Yibo masih secerewet sebelumnya, beberapa kali ia bahkan mencoba melontarkan lelucon. Zhanzhan sampai  menyuruhnya diam saja, karena Yibo benar-benar tidak berbakat untuk melucu. 

Sungguh, kekaguman Zhanzhan pada pria ini saat pertama kali melihatnya segera runtuh malam ini. Saat itu, Yibo yang memasuki toko tempatnya bekerja tampak begitu dingin tak tersentuh dengan gerakan sembrono yang acuh namun menguarkan aroma  seksi dimana mana. Namun saat ini, alih alih diam dan misterius, si tampan ini justru terus berucap layaknya burung membuat telinga Zhanzhan pengang.

Dia hampir menyentak kesal ketika sekali lagi jemarinya di tarik lembut. "Lihat, lihat. Ayo kita naik itu juga." Ujar suara berat magnetis itu seraya menunjuk ke arah bianglala yang sedang berputar lambat.

Zhanzhan terpaku sejenak. “Indah.. "Gumamnya, ia menatap bianglala yang berputar, dengan anak-anak yang mengantri di bawah dan naik dengan teratur . Dulu saat masih di desa, ia dan Tabi sering pergi ke tempat seperti ini untuk naik bianglala. Tak jarang Tabi sampai harus menyisihkan uang jajannya supaya Zhanzhan bisa naik lebih lama. Mengingat Tabi, senyum di bibir Zhanzhan memudar. Pelupuk matanya sedikit mengembun, ia masih marah karena kejadian tadi. Tapi, ia juga tak bisa memungkiri, ia merindukan kekasihnya itu, setengah mati!

Untitled Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang