Matahari mengintip malu dari balik awan mendung, yang menggelayut menyelimuti langit Beijing. Membuat pagi jadi terasa muram, semuram suasana hati Zhanzhan yang sedang dalam perjalanan menuju gedung Yeuhua.
Sebenarnya dia sudah tiba sejak dua jam lalu, tapi keadaan bandara yang kacau balau membuatnya terlambat.
Kerumunan penggemar serta media yang telah menunggu sejak pagi, langsung menggila begitu melihatnya keluar. Dia nyaris tidak bisa bergerak. Mereka berdesakan saling dorong, dan berteriak. Membuat Zhanzhan ikut terlempar kesana kemari dengan telinga pengang hampir tuli.
Bodyguard yang mengawalnya bahkan tak bisa berkutik, saat beberapa tangan jahil mencubit dan menarik Zhanzhan dengan ganas.
Kilatan blitz yang membutakan mata juga makin menambah runyam keadaan. Semua orang berlomba untuk bisa berada sedekat mungkin dengan Zhanzhan, meski sebenarnya percuma, superstar tampan itu menyelimuti tubuhnya dengan mantel yang terlihat seperti jubah besar dari atas kebawah, tak lupa topi, masker dan kacamata. Nyaris tidak ada yang bisa terlihat, selain gumpalan raksasa seperti kepompong yang tengah terombang ambing.
(Gini kira-kira outfitnya, kecuali sendal.. Karena Zhanzhan pake sepatu."
Karena kesusahan itu, dia kehilangan waktu istirahat, padahal seluruh persendiannya kini seolah menjerit lelah, setelah rangkaian jadwalnya yang kemarin padat
Tapi Van mewah dengan logo Yeuhua yang mentereng menyilaukan mata sudah menunggu, membuat ia tak punya pilihan selain menyeret langkah, walau jetlag-nya bahkan belum hilang, membuat kepalanya kini berdenyut sakit, seolah bisa meledak kapan saja. Dan sayangnya, tidak seperti hari-hari sebelumnya dimana paginya akan dimulai dengan segelas wine untuk menjaga kewarasan.
Hari ini Ji Acheng tidak mengizinkan Zhanzhan minum walau seteguk. Akan sangat beresiko jika artis tampan ini menemui pemilik Yeuhua dalam keadaan teler, katanya.
Karena bukan rahasia lagi kalau pemimpin baru ini begitu ketat pada Zhanzhan, seolah dia punya dendam lama di kehidupan mereka sebelumnya yang belum sempat ia tuntaskan.
Bukan hanya sekedar membatasi, mengevaluasi, dan mengkritik kegiatan Zhanzhan, kini pimpinan baru itu bahkan menarik pulang solois kondang ini dengan alasan tidak jelas, di tengah masa promosi untuk album barunya yang baru diluncurkan seminggu lalu.
Walaupun perlakuan itu sangat tidak adil, tapi sebagai bawahan tidak ada yang dapat Ji Acheng ataupun Zhanzhan lakukan. Terlebih Zhanzhan masih punya sisa kontrak kerja lima tahun lagi dengan Yeuhua.
"Ge, boleh aku merokok sebentar?" Tanya Zhanzhan dengan suara rendah. Dia tidak bisa lagi bertahan lebih lama, iring-iringan mobil yang berjalan lambat membuat denyut di kepalanya semakin menyiksa, selain itu jantungnya yang berdebar riuh membuat nafasnya tersengal dengan pandangan berkunang-kunang.
Saat ini benaknya mulai dipenuhi dengan fantasi dari berbagai adegan mengerikan. Bayangan bilah tajam besi dingin yang menyayat dan menembus kulit, kemudian menciptakan genangan darah. Membuat Zhanzhan bergerak gelisah, dengan peluh membanjir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled
FanfictionKalau aku menghilang apakah semua akan usai? ⚠️Triger Warning⚠️ Self harm Bullying Suicide 21+