"YangYang didi, bagaimana dengan debut mu bulan depan ?" Tanya Dylan pada YangYang yang sedang berlatih di sebelah Zhanzhan.
Dylan Wang ini, artis Wajijiwa yang sedang naik daun setelah membintangi remake drama terkenal. Dia menjadi traine dua tahun lebih lambat dari Zhanzhan, tapi kini Zhanzhan hanya butiran debu jika bersanding dengannya. Dylan Wang adalah aktor pendatang baru paling di puja di China, sedangkan Zhanzhan hanya seorang traine lapuk yang tak kunjung debut.
YangYang berjalan mendekat sambil menyeka keringatnya yang bercucuran."tetap sesuai jadwal, agency sudah membagikan teasernya." Ia menghempaskan tubuh duduk di sebelah Dylan yang terlihat begitu modis bercahaya meski hanya memakai kaus oblong kedodoran dan celana jeans belel kebesaran.
Aura seorang bintang memang berbeda.
Zhanzhan melirik sekilas sebelum menyingkir. Ia meneguk ludah dengan susah payah, tenggorokannya terasa ngilu. Meski ia tau bahwa dia tak berguna, tapi dikucilkan begini rasanya tetap mengganggu.
"Gege kenapa bisa ada disini?" Tanya YangYang, yang masih sibuk menyeka keringat.
"memberikan dukungan padamu tentu saja."
"ah baik sekali. Kalau begitu ayo traktir aku makan. Kebetulan aku lapar"
"Tck, aku sedang diet,"
"ayolah, sepiring nasi tidak akan membuatmu membengkak"
"baiklah, baiklah."
Suara mereka sayup-sayup menjauh, hanya gema tawa bahagia yang tertinggal di telinga Zhanzhan. Mereka tidak mengajaknya serta, atau setidaknya menyapa diri nya. Mereka benar-benar menganggap Zhanzhan debu tak kasat mata yang keberadaanya antara ada dan tiada.
Zhanzhan tersenyum pedih memandangi pantulan wajahnya di cermin-cermin besar yang mengelilingi ruang latihan. Ia bertanya pada bayangannya, kenapa nasibnya begitu mengerikan? Apa yang salah? Begitu tidak berbakat kah dirinya? Ini sudah tahun ke empat yang sebentar lagi akan beranjak ke tahun ke lima, dan dirinya belum juga debut. Fyi, Yang Yang yang tadi itu dia baru menjadi traine enam bulan di Wajijiwa entertainment ini. Enam. Bulan. Dan bulan depan dia akan segera debut.
Zhanzhan berlutut, sudut bibirnya bergetar. Sungguh, kehidupannya di sini terasa kian sulit. Biasanya saat seperti ini ada Tabi yang akan menghibur dan memeluknya, meski tidak ada kata-kata pujian yang ia berikan namun setidaknya Tabi akan menenangkan dirinya. Tapi sekarang... dia sendirian.
Zhanzhan menghela nafas lelah. Semua adegan menyedihkan dalam hidupnya berputar bagai kaset rusak dalam benak. Dia ingin mati saja, jika tidak mengingat kedua orang tuanya yang setia menunggu uang yang ia kirimkan setiap bulan.
*
Di Wajijiwa entertainment ini ada dua golongan traine. Traine biasa, seperti Zhanzhan yang sedikit tidak terurus dan tak pasti akan debut kapan, dan traine eksklusif yang seperti Yang Yang tadi, dia di perlakukan istimewa, dengan latihan-latihan bagus dan debut secepatnya. Selain kenyataan bahwa dia tidak terurus, dalam artian jadwal latihannya lebih sedikit dan liburnya lebih banyak di banding dengan mereka traine eksklusif, satu satunya hal menarik menjadi traine biasa adalah, bisa memutuskan kontrak sesuka hati tanpa takut agency akan menuntut.
Dan inilah yang mulai terlintas di benak Zhanzhan, karena sesungguhnya kemungkinan dia akan debut di agency ini minim sekali. Persentasenya ada di bawah nol, setipis kulit ari atau singkatnya mustahil. Dia sudah bertahan empat tahun tanpa kepastian, dengan kehidupan menyedihkan. Satu-satunya alasan ia masih di sini hanya Tabi. Tabi, yang kini juga mulai berubah.
Berbicara soal hubungannya dengan Tabi, mereka masih belum berbicara lagi sejak malam itu, beberapa kali Zhanzhan mencoba menghubungi menejer sang kekasih tapi selalu mendapatkan jawaban yang sama. Tabi sibuk!
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled
FanfictionKalau aku menghilang apakah semua akan usai? ⚠️Triger Warning⚠️ Self harm Bullying Suicide 21+