HIYAA, KETEMU LAGI SAMA DEDEK VLY YANG KECEEE!!!
OWH YA, JANGAN LUPA VOTE NYA YA GUYS :》
<□>□<□>Aku menatap gerbang besar di depan ku, dari sini saja aku tau seberapa elit nya sekolah ini. Aku maju Satu langkah, menelusuri setiap inci gedung dan sudut sudut nya. Termasuk siswa siswa disini. Aku meneguk ludah ku gugup baru saja aku akan melangkah berani, seluruh tatapan orang orang tertuju kepada ku, gadis kampung yang masuk ke dalam sekolah para bangsawan.
Aku merundukan kepala ku, lalu sebuah sentuhan dingin menyentuh bahu ku, aku berbalik lalu tersenyum ramah. "Ada apa, murid baru ya!?" Ujar bapak ber pakaian seragam satpam itu.
Aku memnagnguk, lalu melirik name tag di seragam nya. "Pak, aku boleh bertanya?" Ujar ku, satpam bernama ujang itu mengangguk. "Mau tanya apa neng, tanya aja!!"
Aku memainkan kuku ku bingung. "Pak dimana letak mading?" Ucap ku.
"Ada di sana neng, kamu tinggal jalan lurus terus masuk ke dalam gedung itu, di sana nanti terpajang mading besar!" Pak ujang menunjuk gedung yang sangat ramai dengan orang orang. Aku mengangguk, tersenyum ramah lalu berterimakasih kepada dia.
Aku melangkah ragu, seluruh pasang mata mengarah kepada ku. Mereka semua menatap ku remeh. Tidak, aku tidak takut. Aku sudah terbiasa. Aku sudah terlatih.
Aku semakin dekat dengan tujuan ku, sekali lagi aku merasa pungunggung dan telinga ku panas. Terlalu banyak yang menyebut ciri ciri ku, dan satu ada yang menyebut nama ku. Aku melihat orang tersebut, dia. Dia adalah orang yang selalu membully ku saat aku masih di bangku SMP.
Langkah ku berhenti di depan mading, aku melihat setiap daftar yang tertempel di mading besar ini. Aku menemukan nama ku, dan tidak sengaja aku membaca nama nya, dia geng yang tidak mengizinkan ku untuk bahagia.
Aku menghela nafas berat, semakin naik jenjang semakin berat jinjingan ku.
Aku menundukan kepala ku, tidak ingin menatap mereka. Aku memilih pergi dari sana, tapi saat aku melangkah maju, ada seseorang yang aku tabrak. Sebuah cairan panas menyentuh kulit ku, aku mengangkat kepala ku. "Maaf kak, aku gak tau, maaf!" Ujar ku tidak memperdulikan sakit di dada ku. Aku menahan perih nya, mata ku mulai memanas, itu kuah bakso, warna merah pula lagi.
Aku melihat siapa orang yang aku tabrak itu. Tidak. Dia sangat murka kepada ku, mata nya menajam, rahang nya mengeras menahan marah. Aku sekali lagi meminta maaf kepada nya. Namun, dari arah belakang ada seseorang yang menepuk pundak nya, itu dia, kembaran ku. Algrey. Ok permainan di mulai.
"Kenapa?" Tanya nya kepada laki laki yang aku tabrak tadi.
"Gak ada, dia gak sengaja kali nabrak terus ya gini deh jadi nya!" Ujar laki laki itu tampak santai, ia menunjuk bakso dan mangkuk nya yang jatuh, untung mangkuk bakso itu tidak pecah.
"Kak, sekali lagi aku minta maaf!!" Aku menunduk dan mundur, aku tau semua orang menatap ku heran dan satu lagi, Algrey, dia menatap ku dengan senyuman miring nya.
Aku berlari, hingga ke tempat lengang, aku mengambil saputangan ku dari dalam tas ransel ku, aku membersihkan noda cabai di kemeja putih ku, tidak lupa mengambil air minum ku.
Aku kembali teringat dengan perkataan orang orang tentang ku tadi. Aku meremas rok abu abu ku, ah sudah lah, aku sudah terbiasa tapi, kenapa kali ini rasa nya lebih sakit dan memalukan.
Aku meneguk air di dalam botol hijau ku. Apa yang harus aku lakukan, baju ku sangat kotor, dan satu lagi, karena kuah bakso tadi berwarna merah dan otomatis itu sangat pedas, jadi dadaku terasa sangat perih.
"Pakai!" Aku mendongak, apa aku mimpi, dia itu dia tadi, orang yang aku tabrak. Aku mendadak kaku, angin berhambus menghelai anak rambut ku.
"Ayo pakai, seragam lo kotor" ujar nya lagi, aku meneguk ludah ku. Gugup, tangan ku gemetaran.
"Aduh, gak usah takut, ambil aja gak usah ganti, dan bakso itu, makasih udah ancurin rencana gue!" Aku semakin gugup, menyeringit kan kening ku, rencana, rencana apa?
"I...iya kak, sekali lagi aku minta maaf, aku gak sengaja!" Aku kembali meminta maaf kepada nya, menerima kemeja putih di tangan nya. Aku berfikir, dimana aku akan mengganti baju ku?
"Gue gak tau itu bakalan pas, gue tadi asal pilih aja, maaf. Oh ya, gue balik dulu, kamar ganti?, letak nya ada di gedung A di sebelah tangga" aku mengangguk, seperti nya dia membaca isi pikiran ku, aku tersenyum "terimakasih kak, gak pa pa, aku minta maaf sekali lagi!"
Dia hanya mengangguk lalu meninggalkan ku sendiri di sini.
<□>□<□>
Aku sudah selesai mengganti pakaian ku, aku menghela nafas lega. Ukuran nya pas ditubuh ku, aku sedikit kikuk, di sini ada beberapa orang yang tidak aku kenal, mereka menatap ku remeh. Melihat mu dari atas sampai bawah, seakan aku seperti pemulung yang ditatap seperti itu.
Aku tersenyum kepada mereka lalu merundukan kepala ku, aku melangkah keluar. Aku melirik lengankiri ku, aku melihat jam yang melingkar di tangan ku.
'07.00'
15 menit lagi bel masuk akan berbunyi, aku mempercepat langkah ku menuju kelas ku.
Aku berhenti tepat di depan kelas yang su. Aku mendongakan kepalaku, baru setengah orang yang mengisi kelas ini. Aku menarik nafas dalam dalam, melangkah kan kaki ku memasuki kelas ini. Aku memilih tempat duduk di pojok, seperti pilihan ku yang biasa, selalu di pojok.
Aku menaruh tas ku di bangku, di sebelah ku ada bangku kosong aku tidak tau itu bangku akan ada yang ingin mengisi nya atau tidak. Aku berharap masa itu tidak akan terjadi lagi. Aku tidak ingin memiliki teman aku tidak ingin memiliki sahabat. Aku hanya ingin sendiri, memiliki mama dan diri ku saja.
Tak terasa waktu berlalu cepat, kelas mulai ramai. Aku hanya duduk sendiri, ya seperti nya tidak akan ada yang duduk mendampingi gadis lusuh seperti ku.
Bel masuk baru saja bernyanyi, aku mengangkat kepala ku. Menatap sekitar ku, bangku bangku yang tadi kosong sekarang sudah terisi bangku yang ada di sebelah ku masih kosong. Aku tersenyum getir, tidak masalah. Inilah yang aku mau.
Di ambang pintu masuk beberapa kakak kelas memakai Setelan Osis, dia membuka pagi kami dengan absen kami. Satu persatu berdiri mengenalkan diri, baru setengah perjalanan ada seseorang yang membuka pintu dengan nafas yang tersengal. Aku mengelilingi isi kelas dengan mata ku, hanya bangku ku yang kosong di sini. Aku mengerjap, apayang harus aku lakukan?
"Kak, ma...af. Apa sudah da...ri tadi?" Ujar nya masih tersengal karena sesak nafas, mungkin dia habis berlari.
"Gak pa pa, langsung duduk di tempat kosong aja langsung. Oh ya, nama kamu siapa, nomor berapa?" Tanya salah satu Osis di depan kepada nya.
Aku menelan ludah ku gugup, apa dia akan menjauh, dia tampak sangat cantik dan bersinar. Berbeda dengan ku, yang buruk ini.
Baik dia kini melangkah mendekat ke arah ku, aku semakin gugup. Beberapa siswa yang lain menatap dan berbisik saat gadis berparas cantik itu mendekat kepada ku.
"Hai, ada orang gak disini?" Tanya nya, senyum nya sangat indah. Aku berani bersumpah, dia seperti malaikat.
"Ti...dak, tidak, kosong kok!" Aku membalas senyum nya lalu merundukan kepala ku malu.
Dia menduduki bangku yang sedari tadi kosong, lalu Osis yang ada di depan memulai pengarahan. Aku menatap papantulis yang sudah tidak lagi putih mulus itu, seperti nya harus diganti terlebih dahulu. Aku masih asik memperhatikan, seruan di sebelah ku membuat lamunan ku membuyar.
"Hi, boleh kenalan?"
<□>□<□>
HI, BAGAIMANA HARI KALIAN?
MEMBOSANKAN?
MENYENAMGKAN?
AKU HARAP KALIAN PADA SUKA SAMA CERITA INI, MAAF YA KALAU TERLALU BAKU, SOAL NYA AKU BARU PERTAMA KALI UNTUK BUAT CERITA INI!!!
OH YA AKU KAYAK GIMANA GITU YAH, CERITA NYA SEDIH TAPI VLY NYA SEMRINGAH WADUH, AKU EMANG KELUATAN AHAT NYAH HIHIHI.
OK SEMOGA GAES GAES SUKAAK!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
lost hope
Teen FictionSederhana saja, semua nya hilang lenyap, kebahagiaan, tawa, canda dan lain nya, itu semua hanya mimpi. Kesedihan, penyiksaan, dan selalu menjadi bulan bulanan orang orang, hanya itu yang aku terima. Aku kehilangan harapan, segala nya. Semua nya leny...