"DAN AKHIR NYA UP, SELAMAT MEMBACAAA!"
<□>□<□>Akhir nya matahari sudah terbit, tangis ku sudah reda meninggalkan cegukan, mata ku sembab di silaukan oleh cahaya matahari. Aku masih duduk diam di sini, tidak berniat untuk pulang kerumah. Matahari semakin meninggi, aku masih senantiasa dengan jaket ku.
Aku menfaduh kesakitan, perut ku belum ter isi dari kemarin, aku menghela nafas pelan, ini adalah alamat perintah ku untuk pulang. Aku beranjak berdiri, meraih jaket dan pergi meninggalkan taman.
Sekeliling ku masih sunyi, ya bagaimana tidak ini masih pagi sekali aku terus berjalan di atas trotoar. Sedikit lagi aku akan sampai di depan rumah, tapi apa yang akan aku lakukan bila papa melihat ku? Apa yang akan terjadi lagi? Ayo lah ini tidak adil perut ku sudah sakit sekali!
"Zira?"
Langkah ku terhenti, itu siapa? Dari mana ia tau ini adalah aku, aku memutar kepala ke arah belakang, APA? Kenapa ada dia?
"Lah kenapa lo ada disini, pake piama pula?" Tanya nya, aku memutar tubuh menghadap kepada nya. Sungguh memalukan, aku bertemu dengan kak zakra dan dia menyapa ku, aduh aku tidak bisa berkata kata. Aku menggaruk tengkuk ku dan menyengir saja.
"Tuh, terus kenapa mata lo bengkak?"
Kali ini aku sungguh terdiam, aku tidak bisa menjawab apa pun sekarang, bagaimana ini?
"Kra, ngapain?"
Astaga, aku sungguh sial, kakak ku, dia juga ada bagaimana ini?
"Gak gue ketemu ama adik kelas kemaren, yang pingsan kemaren!" Ujar kak zakrak kepada kak algrey.
Aku melirik kak algrey, dia juga menatap ku, tatapan nya sangat tajam, seperti elang yang belum makan se tahun, aku memaling kan wajah ku.
"Kak, aku pergi dulu! Dah!" Aku memutar tubuh ku, berjalan dengan cepat menuju rumah.
Setiba nya aku di depan rumah, mobil papa sudah tidak ada. Aku menghela nafas lega, aku menyelinap masuk dan memanjat pohon menuju kamar ku, aku masuk dan mengganti pakaian ku.<□>□<□>
Aku baru saja selesai menghabis kan sarapan ku, mama juga tidak terlihat khawatir, mungkin dia tidak tau bahwa aku kabur tadi malam.
"Sudah selesai makan nya?" Tanya mama lembut kepada ku, aku meng angguk, lalu tersenyum kepada nya. Mama memegang telapak tangan ku, mengelus dengan lembut, dia ikut tersenyum kepada ku.
"Tadi malam kemana hm? Kamu nangis lagi ya? Maaf kan mama ya sayang!"
Ternyata perkiraan ku salah besar, mama tau semua nya, aku menunduk, merasa bersalah.
"Maaf kan mama ya sayang, tidak bisa menolong mu, papa mu juga mengurung mama di dalam kamar, mama tidak bisa keluar sama sekali! Dan untung nya hari ini dia ada tugas pergi keluar kota, kamu akan bebas seminggu ini!" Aku mengangkat kepala ku, apa papa pergi ke luar kota? Yes aku sangat senang sekali.
Mama masih mengusap telapak tangan ku, akhir nya dari selama ini papa pergi ke luar kota selama seminggu itu sudah cukup, kalau biasa nya papa hanya dua atau tiga kali saja. Kali ini aku akan merasa bebas mungkin.
"Mah, aku cuci piring dulu ya!" Mama mengangguk, segera berdiri dan mencuci piring ku.<□>□<□>
Akhir nya malam tiba, rumah serasa aman bagi ku, kakak ku sedari tadi belum juga tiba, aku dan mama sedang menonton tv di ruang tengah menunggu jam. Aku sudah menguap berkali kali, mama masih tetap tegar dengan mata terang nya melihat para aktor korea di tv.
Ya sejak aku kecil, mama memang sangat menyukai nya dan pasti nya saat malam ini adalah waktu yang tepat untuk mama menonton tv. Aku menguap sekali lagi.
"Ra, kamu kalau sudah mengantuk tidur saja dulu, mama masih mau nonton sekalian nunggu kakak kamu!" Mama masih fokus melihat tv.
Aku mengangguk, beranjak ke kamar ku.
White, kucing kakak ku berlari menyambut ku, dia berjalan di samping ku manuju kamar, aku membuka pintu kamar ku, gerakan ku terhenti, mata ku lurus menatap nya.
Hanya hitungan detik aku sudah masuk kedalam kamar ku dan pintu sudah terkunci, aku menrlan ludah ku, apa lagi ini, hey ayolah kali ini aku hanya ingin merasa bebas, hanya seminggu!
"Semalam kemana?" Tanya nya.
Aku diam, tidak ingin menjawab.
Dia tampak kesal, tangan nya mengambut tangan kiri ku lalu mencengkram dengan keras. "Semalam kenama saja hm!?" Aku menunduk, tak selera menjawab. Tangan ku terasa sakit, dia mencengkram lebih keras, aku mengaduh kesakitan.
"Aaw!"White, kucing itu menggeran kepada kakak ku, dia tampak marah saat kakak ku mencengkram keras tangan ku. Aku terkejut, sekejam itu dia ke kucing nya? Hei lihat lah, dia baru saja menendang maklhuk tak bersalah itu!
"Kak, kakak apa apaan sih!? Dia hewan kak bukan mainan!" Aku menepis keras tangan kakak ku, menangkap white yang mengaduh kesakitan.
"Kak aku tau kakak gimana, dan kakak gak boleh juga nyakitin hewan kak, dia kucing kak, bukan MAINAN!" Aku terlanjur kesal, melepas suara keras lalu mengelus white.
"Coba lo bayangin itu gue, apa lo bakal kayak gitu kalo ada yang nyakitin gue?"
<□>□<□>
HEEY, ADA YANG KANGEN GAK NIH?
MAAF YA AKU UDH NGILANG SELAMA HAMPIR SEBULAN!
KALO MAU MARAH, MARAH NYA SAMA GURU AKU AJA YAA
JANGAN LUPA VOTE NYAA
??LANJUT??
KAMU SEDANG MEMBACA
lost hope
Fiksi RemajaSederhana saja, semua nya hilang lenyap, kebahagiaan, tawa, canda dan lain nya, itu semua hanya mimpi. Kesedihan, penyiksaan, dan selalu menjadi bulan bulanan orang orang, hanya itu yang aku terima. Aku kehilangan harapan, segala nya. Semua nya leny...