BAGIAN-6

14 7 7
                                    

Pagi ini aku sudah kembali bersekolah lagi, langit mendung menghiasi angkasa. Kini demam ku sudah pulih, dokter juga memerintahku untuk tidak berpanasan dulu. Dia memberikan aku obat yang harus aku minum secara rutin seminggu ini.

Aku memberanikan kaki ku untuk melangkah memasuki perkarangan, sama seperti sebelum nya. Seluruh mata tertuju kepada ku. Satu dua siswa tersenyum iba kepada ku, dan selain nya meremehkan ku. Aku tidak terbiasa hidup di lingkungan elit, kalau tidak karena mama aku pasti tidak bersekolah di sini.

"Hei, itu si gadis drama itu. Dia pingsan di bawah tiang bendera, terlalu lebai tidak?!"

Aku menutup telinga ku, bukan hanya teman teman seangkatan ku, tapi seluruh angkatan mengatai ku. Aku tidak terbiasa kalau ke adaan nya seperti ini, biasa nya dulu yang hanya menindas ku hanya teman seangkatan ku, dan kakak kelas nya, dia hanya diam tidak peduli.

"Hai zira!" Dely tiba tiba saja sudah ada di samping ku, kini dia memakai bandana hijau tua.

"Oh, hai" balas ku menyapa.

"Yes, kamu sudah datang! Aku tidak jadi sendiri lagi!" Dia tersenyum kepada ku, aku ikut tersenyum kepada nya. Sejenak aku teringat atas ancaman kakak ku kemarin malam, dia persis lewat di depan ku dengan senyum miring nya.

Aku meneguk ludah ku, menundukan kembali kepala ku menatap lantai putih. Dely di sebelah ku tidak lepas dengan senyum cantik nya, semua orang membalas sapa nya ramah dan malah ada yang memanggil dan merayu nya. Aku sedikit iri, ini jujur. Rasanya aku ingin sehari saja bertukar tubuh dengan nya, merasakan kebahagiaan yang memang ada sebenarnya.

Aku dan dely masuk ke dalam kelas, kelas yang tadi sangat ramai kini diam seketika. Mereka seperti nya enggan bersuara, seperti ada suatu hal yang paling menakutkan yang sudah melanda mereka.

Aku mengangkat kepala ku, tersenyum kikuk kepada mereka, satu dua membalas senyum ku, yang lain hanya pura pura tidak tahu.

Dely menarik lengan ku, kami duduk di bangku kami yang masih sama. Aku meletakan tas ku lalu merebahkan kepala ku sejenak, pusing melanda kepala ku lagi.

"Hei, del!" Seseorang berseru dari depan kami, aku mengangkat kepala ku sedangkan dely mendongak dengan wajah polos nya. Aku melihat siapa itu, ya dia geng yang sudah membuat masa masa SMP ku seperti neraka.

"Ada apa?" Tanya dely polos kepada mereka.

"Lo masih mau, duduk sama si biang onar. Kasihan del, lo cantik tapi gaul nya sama kuman!" Ujar si pemimpin geng tersebut. Aku meremas jemari ku, kalau saja aku bebas dari lingkaran hitam yang aku ciptakan, pasti aku sudah menusuk nya dengan pena sekarang.

"Maksud lo kuman, dia bukan kuman, dia lebih baik dari kuman!" Ujar dely tampak tidak terima aku di perlakukan seperti itu.

"Alah del, di sogok berapa lo? Gak baik duduk sama orang kayak gitu, apa lagi di sma kayak gini, gak level sama lo!" Sekali lagi aku menggeram mendengar nya.

Hei, apa makasalah kalian dengan ku, perasaan aku tidak melakukan apapun kepada kalian! Dumal ku dalam hati.

"Ya terserah lo, gue cuman ingatin, dia orang bahaya!" Aku memejamkan mataku lebih erat, apa masalah mereka dengan ku, kenapa mereka selalu mengungkit masalalu itu. Aku menggigit bibir bawah ku, menahan isak tangis karena kenangan menyeramkan itu.

"Ok, ini urusan gue!" Ujar dely bernada ketus.

<□>□<□>

Bel istirahan baru saja berbunyi, aku membuka ransel ku mengambil bekal yang sudah mama siap kan pagi tadi. Ruang kelas kosong, hanya aku yang ada di dalam. Dely dia pergi kekantin bersama teman teman nya, aku duduk di pojok belakang dengan bekal di depan ku.

Beberapa menit berlalu, tidak ada yang ingin masuk kedalam kelas, aku merasa bahwa tempat ini seperti tiba tiba menjadi tempat berbahaya. Aku menghela nafas lelah, tapi tidak apa semakin hening dan senyi, aku semakin bebas.

BRAK

Aku terkejut, pintu kelas tertutup keras. Gerakan ku terhenti sejenak menatap lekat pada pintu, tidak ada siapa siapa. Aku mengidikan bahu ku tak peduli, aku melanjutkan makan siang ku.

"Udah masuk sma kita kita di lupai ya!?" Aku mendongak, hei. Itu dia geng yang selalu menindas ku. Aku menelan ludah ku susah, mereka mendekat kepada ku.

"Udah punya teman baru kita di lupin aja!" Aku mengangkat kepala ku. Dien, salah satu anggota geng yang berambut ikal. Aku menggeleng cepat, merapikan makanan ku yang belum habis.

"Hei kenapa di simpan, lanjutin makan nya!" Aku mengangguk saja, kembali meletakan makanan ku di atas meja, aku melirik selfa. Ketua dari geng itu.

"Bagaimana, empat hari tampa gangguan?" Selfa menyentuh rambut ku, dia memainkan anak rambut ku lalu menarik nya secara kasar. Aku terperanjap tidak mengerti, apa lagi salah ku?

"Mari kita mulai!" Selfa berseru. Aku masih menahan sakit di rambut ku.

Aku melihat celin, gadis belasteran china, dia memengang gunting. Lalu memberikan kepada selfa. Aku meneguk ludah ku lagi, kejadian setehun lalu terulang kembali.

Sreet, satu genggam sambut ku di potong oleh selfa. Mata nya berbinar, ada dendam dan kesenangan di bola mata nya. Aku menahan isak ku.

"Ini untuk bayaran empat hari lo bebas!"

Sreet, sudah gua genggam rambut ku dia potong, aku tidak tau betul seberapa banyak dia memotong rambut ku.

"Ini untuk teman baru lo!"

Tunggu aku tidak mengerti, kenapa dely menjadi penyebab nya?

Ketiga, aku mengepal kan tangan ku sekuat kuat nya. Dia memotong rambut ku lagi.

"Dan ini bayaran atas lo udah dekatin seseorang yang gue suka!"

Apa? Seseorang yang dia suka, aku menggigit bibir bawah ku, tidak aku yang mendekati kak zekra. Dia hanya membantu ku, aku juga tidak tau kerena apa dia ingin membantu ku.

"Kalau mau selamat, jauhin dia, ya!" Selfa mengdorong kepala ku, ia juga mengambil minuman ku. Aku mengeratkan jemari ku, dia menumpahkan minuman ku ke atas kepala ku.

<□>□<□>
HI SEMUA, MAAF AKU LAMA UP NYA!!

TUGAS SEKOLAH NUNPUK, KEPALA PUYENG, AKU MAU CURHAT!

KENAPA GURU KALAU NGSH TUGAS GAK MIKIR, MELIMPAH WOIIII!!!

BENCI SUMPAH AKU TUU!!

JADI, KALAU AKU LAMA BANGET UP NYA SALAHIN TUGAS TUGAS AKU YAK:)!!!

HEHEHE, BAGI YANG BOSAN MAAFIN AKU YA! MAKLUMI, BARU PERTAMA KALI BIKIN CERITAA!!

OK BABAY, SEE U NEXT PART!!!

♡LOVE U ALL♡

lost hopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang