BAGIAN-5

21 5 2
                                    

Aku menatap sekitar ku, pagi ini aku tidak ke sekolah aku dirawat di rumah sakit karena tubuh ku terlalu panas. Aku kembali mengingat bagaimana mimpi kemarin, dan bagaimana cara mama pergi begitu saja seperti abu. Aku meringis mengingat nya.

"Zira, sejak kapan kamu bangun!?" Mama datang dari arah pintu membawa sebuah nampan berisi buah, semangkuk nasi sup dan susu hangat.

"Baru saja, mama dari mana?" Aku bertanya.

"Mama dari kantin, bagaimana ke adaan mu, masih tidak enak?" Mama menyentuh kening ku, aku menggeleng.

"Istirahat dulu ya! Jangan pikirkan tentang sekolah dan papa mu itu" aku mengangguk saja.

Mama memberikan ku segelas susu, dan menyuapi ku perlahan. Aku tersenyum, mama walau sudah tua masih terlihat sangat cantik sekali. Aku yakin, mama memanglah malaikat ku.

"Siapa yang mengantar ku kesini ma?" Aku mengunyah suapan terakhir dari mama, lalu meneguk air di atas nakas.

"Mama tidak tau siapa, tapi dia berseragam sama dengan mu, laki laki dan seorang gadis!" Aku menganut anut paham, lalu teringat seseorang yang meneriaki ku saat sebelum aku pingsan.

Aku belum mengenal siapa pun di sana, hanya kakak kelas yang aku tabrak kemarin dan dely, teman baru ku. Dan yang teringat oleh ku sekarang adalah guru berkonde itu, dia yang memerintah ku untuk hormat di bawah tiang. Apakah dia di hukum oleh pihak sekolah?

"Mama tanya sekarang ya, kamu pingsan karena apa, panas panasan, hm?" Aku menelan ludah ku, kalau aku menjawab karena di jemur di bawah terik matahari itu bisa berbahaya, mama orang nya posesiv jadi kalau mama tau sebenar nya, dia akan marah besar kepada pihak sekolah.

"Aku..iya kemarin aku panas panasan mah, maaf" emang itu kebenaran nyakan? Aku memang panas panasan kemarin, di jemur di bawah matahari sambil mengangkat tangan memberi hormat kepada bendera.

"Zira, zira kamu taukan kalau panas panasan itu tidak baik saat kamu demam. Apa lagi kamu demam tinggi seperti ini!" Mama memarahi ku, aku menyengir sudah kebiasaan ku di marahi seperti ini. Aku lebih suka di marahi oleh mama dari pada orang lain.

Sekarang aku duduk sendiri di atas bankar dengan ponsel di genggam ku. Mama sudah pergi beberapa jam lalu, dia harus berkerja. Aku hanya mengangguk saja saat itu lalu mama pergi meninggalkan ku seorang disini.

Aku merasa bosan lalu meletakan ponsel ku di atas nakas, sebelum nya aku melihat jam dulu. Sekarang waktunya pulang sekolah. Aku menghela nafas, apa kata orang orang kepada ku nanti?

Aku merebahkan tubuh ku yang terasa nyeri, menatap langit langit. Mulut ku berkomat kamit tidak jelas, dan sesekali tersenyum. Aku tau ini aneh tapi kebenaran nya aku memang aneh bukan, sekolah di sekolah yang elit dengan penampilan layak orang kampung, wah itu adalah hal yang sangat terpuji untuk di delek.

Pintu ruang inap ku terbuka, aku mendongak ke sana. Seorang gadis berambut sebahu dengan bandana merah di kepala nya, dia terlalu cantik. "Hai zira, bagaimana kabar mu?" Dia mendekat kepada ku, siapa lagi kalau bukan dely, menurut ku hanya dia yang mau berteman dengan ku. Dia tersenyum kepada ku.

"Aku baik, kamu sendiri kesini?" Aku bertanya kepada nya dan membalas senyum nya.

"Iya, kapan kamu akan sekolah? Aku sangat bosan sekali, tidak ada kamu rasa nya sangat bosan!" Dia duduk di kursi di sebalah bankar ku, aku mengubah posisi menjadi duduk. Aku sedikit malu, dia sangat pandai memuji orang.

"Dari mana asik nya, aku selalu diam saat bersama mu!" Aku tersenyum malu malu, padahal kami baru sehari dekat.

"Kamu itu berbeda, kamu itu tidak sama seperti orang lain. Kamu itu gimana yaa..." dia memegang dagu nya dengan jari telunjuk, mengetuk ketukan jari nya. Berpikir.

Aku terkekeh malu "kamu bisa saja!" Aku merunduk lagi.

Pintu ruangan ku terbuka lagi, kali ini laki laki. Mereka berdua, aku meneguk ludah ku kaget sekaligus takut, mereka kakak kelas ku, satu saudara ku dan kak zekra. Aku menatap sekilas lalu menundukan kepala ku, ada apa dengan dunia?

"Hai, gimana keadaan lo?" Kak zekra berjalan mengarah bankar ku, dan kak algrey di sebelah nya hanya diam menatap ku dingin di balik kacamata minus nya.

Aku menggeleng "aku baik kak!"

"Wah kamu hebat ra, baru masuk sma saja sudah mengenal dua kakak kelas, ganteng lagi!" Dely di sebelah ku bergumam kepada ku, untung saja suara nya tidak keras hanya bisa di dengar oleh orang yang berjarak dekat dengan nya. Aku terkekeh geli mendengar nya.

"Kemarin kakak yang mengantar ku? Terimakasih" aku teringat, kata mama ada seorang laki laku dan seorang gadis yang mengantar ku kesini, mungkin itu adalah kak zekra.

"Oh itu, gak papa. Santai aja, lagian lo demam kok bisa sampe di jemur sih?" Dia melipat kedua tangan nya di atas dada dan sedangkan kak algrey, dia duduk di sofa sambil memainkan ponsel milik nya.

"Itu kak, aku telat!" Aku menunduk kembali gugup.

"Terus gak kasi tau ke buk wedi gitu, lo demam?"

Aku menggeleng.

"Kalau mau kasih alasan sih dia emang gak mau dengar sih, tapi yang penting lo udah dirawat!" Dia mengangguk mengerti.

Dely di sebelah ku terus memperhatikan zekra di samping nya, mata nya berbinar melihat kakak kelas kami itu. Aku menggeleng kepala ku, sebegitu terpesona dely kepada kak zekra. Aku melirik sofa, kak zekra baru saja duduk di samping kak algrey dia menepuk pundak kak algrey. Kakak ku hanya menatap nya sekilas lalu melanjutkan bermain ponsel nya.

Dely di sebelah ku mulai membereskan barang nya "ra, aku harus pulang, dah, semoga kamu bisa masuk sekolah lagi besok!" Dely lemabaikan tangan nya kepada ku, ia berpamit kepada kedua kakak kelas yang duduk di sofa, aku terkekeh lagi, saat melihat dely tesenyum kagum kepada kak zekra dan apalagi kepada kak algrey.

Hening, aku memainkan kuku ku gugup, aku hanya perempuan sendiri disi, lalu aku melirik ke arah sofa. Kedua nya berdiri lalu hendak ke arah ku, aku mendadak sangat gugup.

"Kami juga mau pulang, cepat sembuh!" Kak zekra tersenyum kepada ku, aku mengangguk. Saat sampai di pintu, langkah kakak ku dan kak zekra terhenti, mereka seperti sedang berdiskusi, aku melihat kak zekra mengangguk kepada kakak ku, aku meremas selimut ku.

Pintu tertutup, meninggalkan kakak ku yang masih berdiri di ambang pintu. Aku mengalihakan pandangan ku ke arah lain. Keringat dingin ku bercucuran, tangan ku sudah basah. Aku mengintip dari ujung mata ku, kakak ku mendekat ke arah ku, dia melepas kaca mata nya dan memasukan nya kedalam saku. Dia duduk di sebelah ku.

"Kenapa gugup, hm!?" Ini sangat berbeda, dari nada dia berbicara kepada ku saja sangat berbeda. Suara yang biasa nya terdengar kasar kini berubah, suara nya sangat lembut sekarang. Tubuh ku menegang, takut.

"Kakak tidak pulang, kenapa kakak tidak meninggalakan aku saja sendiri disini!?" Bibir ku bergetar, tubuh ku panas dingin. Kakak ku bukan lah orang biasa.

"Apa salah nya, gue kakak lo, dan gue berhak jaga adik gue bukan? Itu yang lo mau bukan?" Dia memengang surai ku, tangan nya menyelipkan poni ku yang panjang ke telinga ku. Apa ini, apa dunia memang sedang terjadi sesuatu. Kenapa kakak ku berubah seperti ini.

"Tapi..." dia meletakan telunjuk nya ke mulut ku, kalimat yang akan aku lontar kan terhenti, tangan nya terasa hangat.

"Sst, lo harus nurut ke gue, jangan dekat ke siapa pun kalau lo mau orang itu selamat!"

<□>□<□>

VOTE AND KOMEN NYA!!!

SUKA, APA YANG AKAN DI LAKUKAN ALGREY KE TEMAN2 NYA ZIRA YAAA???

lost hopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang